131ce981-0a3f-4629-9ce1-f49434313204.jpg

Jumat, 14 November 2025 18:55:00 WIB

0

COMTC FISHUM UIN SUKA Gelar Diseminasi Riset IKPSTV 2025, Soroti Mutu Infotainment dan Tantangan Penyiaran Digital

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta melalui Center for Communication Studies and Training (COMTC) Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora menggelar Diseminasi Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi (IKPSTV) 2025, “Upaya Meningkatkan Kualitas Program Infotainment yang Informatif, Edukatif, dan Menghibur” Jumat (14/11/2025). Kegiatan ini berlangsung secara luring di Teatrikal FISHUM Lantai 1 dan daring melalui Zoom Meeting.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, dalam pidatonya, menegaskan pentingnya riset ini sebagai instrumen untuk membaca kondisi riil suatu fenomena. “Melalui riset, kita tahu persis apa yang terjadi, terutama dalam kualitas penyiaran di negeri ini. Hasilnya menjadi pembelajaran bagi kita semua dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan riset berkualitas yang dapat dijadikan referensi,” ujarnya. Keterlibatan UIN Sunan Kalijaga merupakan bentuk respons kampus terhadap isu publik dan persoalan nasional.


Dalam kesempatan tersebut, Prof. Noorhaidi juga kilas balik perjalanan infotainment dua dekade terakhir yang pernah menjadi program unggulan televisi nasional pada jam-jam utama. Era kejayaan ini, sebagaimana disampaikan, menjadi bagian dari konsumsi hiburan keluarga Indonesia. Namun, infotainment juga kerap dikritik karena berlebihan dalam mengulik privasi public figur.

Hadir pula PIC Riset IKPSTV KPI Pusat, Amin Sabana yang dalam sambutannya mengungkapkan forum ini penting untuk memberikan masukan perbaikan kualitas tayangan. “Tahun ini infotainment masih belum memenuhi standar. KPI tidak bisa bekerja sendiri. Kami berharap kampus dapat memberikan rekomendasi konkret bagi penyiaran,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua COMTC FISHUM, Dr. Bono Setyo, menekankan pentingnya literasi media masyarakat. “Masyarakat harus memiliki literasi media yang baik agar mampu memilih tayangan. Penguatan literasi ini dapat dimulai dari diri sendiri, kemudian kita dorong ke keluarga dan lingkungan,” ungkapnya. Ia juga menegaskan perlunya lembaga penyiaran menghadirkan program yang tidak hanya menghibur, tetapi juga edukatif.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua KPI Pusat, Ubaidillah, mengungkapkan perlunya kolaborasi lintas lembaga. “Kita perlu bekerja sama meningkatkan kualitas infotainment, dan lembaga penyiaran harus ikut menerapkannya,” ujarnya. Ia menilai forum akademik seperti ini sangat relevan dalam memperkaya perspektif.

Adapun Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, memberikan gambaran lebih luas tentang tantangan dunia penyiaran di era digital. Menurutnya, perubahan teknologi 30 tahun terakhir berlangsung sangat cepat dan memengaruhi seluruh ekosistem media.

“Dulu kita mengandalkan media konvensional. Kini muncul konten video di berbagai kanal yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya,” katanya. Namun, ia menilai regulasi yang ada belum memadai untuk mengontrol dinamika baru tersebut. “Regulasi yang ada belum mencakup perkembangan itu. Padahal media punya kewajiban melindungi fisik dan non-fisik warga negaranya.” Tambahnya.

Segalanya boleh berubah, namun ia menekankan bahwa tujuan penyiaran tidak boleh bergeser dari fungsi mencerdaskan kehidupan bangsa. Di tengah derasnya konten digital dan meningkatnya pengguna internet, potensi lahirnya konten tidak berkualitas semakin besar. Apalagi terdapat ketimpangan antara media konvensional yang diatur ketat dan media digital yang lebih longgar.

“Revisi UU Penyiaran harus mencakup media digital dan media baru, serta menegaskan kembali kualitas siaran,” tegasnya.

Merespon hal tersebut, Rektor menyatakan dukungan penuh terhadap riset penyiaran yang dilakukan bersama KPI Pusat. Riset ini diharapkan menjadi pondasi untuk penelitian-penelitian berikutnya guna memperkuat ekosistem penyiaran yang sehat, berkualitas, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Diseminasi ini menandai komitmen kampus dalam mengambil bagian dalam peningkatan mutu siaran televisi nasional, khususnya infotainment, agar tetap relevan, informatif, edukatif, dan mampu menjawab kebutuhan publik di era digital. (humassk)