Program Televisi Haruslah Memiliki Konten Edukasi

“Program siaran televisi kategori apapun haruslah memiliki konten edukasi”, demikian disampaikan oleh Dr. Phil. Sahiron Syamsudin, M.A selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan UIN Sunan Kalijaga dalam acara pembukaan Focus Group Discussion (FGD) hasil riset indeks kualitas siaran televisi periode 1 tahun 2020 yang diselenggarakan oleh KPI Pusat bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Jum'at (17/07) kemarin.
Pada kesempatan tersebut, Sahiron menceritakan pengalaman ketika berada di Jerman dimana penekanan acara edukasi pada program siaran televisi sangat luar biasa. Selain moral dan keagamaan ada pengenalan budaya dari negara lain. “Saya sempat melihat budaya Indonesia ada di TV Jerman, selain itu ada perdebatan ilmuan filsafat atau pemikiran filosofis di TV, misalnya pemikiran Habermas dibahas dan diperdebatkan”, jelas Sahiron yang juga menjabat sebagai Koordinator Area Yogyakarta dalam riset ini. Lebih lanjut Sahiron mengharapkan KPI Pusat bisa mengarahkan televisi di Indonesia bisa memproduksi program siaran yang memuat hal-hal seperti itu. Oleh karena itu, Sahiron menyambut baik kegiatan Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi tersebut sebagai langkah nyata KPI Pusat dalam mengawal dan mewujudkan kualitas program siaran televisi di Indonesia.
FGD Riset Indeks Kualitas Program Siaran Televisi periode 1 tahun 2020 ini diselenggarakan secara virtual dan dihadiri antara lain oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) UIN Sunan Kalijaga selaku wakil Koordinator Area DIY, Bapak Dr. Mochamad Sodik, M.Si, Komisioner KPI Pusat, Bapak Hardly Stefano, Komisioner KPID DIY, Ibu Agnes Dwirusjianti selaku Tim Monitoring, Direktur COMTC (Center for Communication Studies and Training) Bapak Bono Setyo, M.Si selaku Pengendali Lapangan riset serta sembilan orang informan ahli yang akan menganalisis dan berdiskusi tentang kualitas program siaran televisi periode Januari-Mei 2020.
Komisioner KPI Pusat, Hardly Stefano dalam sambutannya menyampaikan bahwa KPI Pusat bekerjasama dengan UIN Sunan Kalijaga dalam hal riset ini sudah sejak tahun 2015, dan selain riset, KPI Pusat juga telah melakukan kerjasama dalam seminar Literasi Media dan kegiatan lainnya yang selama ini telah bersinergi dengan baik. Mengenai perbandingan televisi di Jeman dan di Indonesia, "Stasiun TV di Indonesia dibandingkan dengan Jerman memang masih jauh, tapi berdasar hasil riset nampaknya kualitas mulai meningkat walaupun belum terlalu signifikan”. kata Hardly.
Di akhir sambutannya, Hardly berharap hasil riset ini akan bermanfaat untuk masyarakat dan juga untuk dunia siaran di Indonesia. Selain itu, juga untuk membuka ruang menyampaikan catatan evaluasi kritis dan masukan dalam melakukan riset dimasa mendatang.
Andi Andrianto Litbang KPI Pusat menjelaskan pada FGD ini terdapat sembilan kategori program siaran dari 15 stasiun televisi nasional yang menjadi obyek riset terbagi dalam tiga kluster. Pada kluster pertama kategori Berita, Talkshow, dan Infotainment. Kluster kedua kategori Variety Show, Sinetron, dan Tayangan Wisata Budaya. Kluster ketiga dengan kategori Anak, Religi, dan Talkshow Non Berita.
Lanjut Andi Andrianto selaku moderator menambahkan pada masing-masing kluster, informan diminta untuk memaparkan hasil riset yang telah diberikan penilaian dan catatan. Informan juga diminta untuk menyampaikan alasan hasil penilaian beserta analisis dari masing-masing pernyataan dan juga menanggapi informan lain yang memiliki cara pandang lain dalam menganalisis. Hal ini tentu saja bertujuan untuk mengkonfirmasi data yang telah dikumpulkan kepada Litbang KPI Pusat sebagai bagian dari pertanggungjawaban hasil penilaian.
Menurut Bono Setyo, M.Si, secara keseluruhan aspek penting dalam penilaian sampel program siaran yang diteliti harus sesuai dengan pedoman utama penyiaran yakni P3SPS dan Undang-undang penyiaran. Diantara aspek yang dinilai antara lain kebermanfaatan program, menjunjung tinggi norma kesopanan, kesusilaan, tidak mengandung unsur kekerasan, SARA, serta memperhatikan aspek psikologis penonton dan aspek-aspek penting lainnya yang telah tertuang dalam kuisioner.
Bono mengungkapkan para peneliti telah memperhatikan dari tahun ke tahun peningkatan kualitas program siaran di Indonesia telah mengalami peningkatan, hal ini terbukti dari temuan beberapa sampel program siaran pada kategori yang dinilai sudah lebih baik isi siarannya dibandingkan sebelumnya. Dan pada akhir sesi setiap kluster, Agnes Dwirusjianti, S.Pd (Komisioner KPID DIY) selaku tim monitoring daerah diminta untuk memberikan statement mengenai hasil diskusi dan pembahasan dari masing-masing informan.
"Riset ini akan diakumulasi dengan hasil riset dan FGD pada 11 wilayah lain sehingga secara nasional akan diperoleh penilaian kualitas yang menjadi acuan KPI Pusat untuk memberikan nilai akhir pada program siaran di televisi yang telah diambil sampelnya. Setiap tahun tim kami dari UIN Sunan Kalijaga siap berpartisipasi dalam riset indeks kualitas siaran dan beberapa program lain dari KPI Pusat, ini menjadi komitmen kami agar kualitas isi siaran di Indonesia semakin baik” jelas Bono.(May/Han-khabib/humas)