Meneliti Model Pengembangan Pendidikan Tinggi Berbasis Pesantren, Farida Musyrifah Raih Doktor Di FITK UIN Suka

Program Studi Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali meluluskan Doktornya. Faridah Musyrifah merupakan doktor keenam yang diluluskan oleh Prodi Doktor PAI dan Doktor pertama pada 2023 ini. Disertasi yang berjudul Model Pengembangan Pendidikan Tinggi Berbasis Pesantren: Studi Kasus di Universitas Sains Al-Qur’an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo berhasil dipertahankan dalam Ujian Terbuka (Promosi) yang dilaksanakan di Aula Gedung PPG Lantai 3 Sambilegi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 10/1/2023.

Pendirian perguruan tinggi di pesantren merupakan respon positif pesantren dalam menjawab tantangan modernisasi Perguruan tinggi di pesantren, seperti universitas atau yang sejenisnya tidak hanya memiliki pendidikan tinggi berbasis agama saja, namun juga memiliki pilihan jurusan sains dan sosial humaniora. Kelebihannya, selain mempelajari materi umum, Mahasiswa dapat memperdalam atau mengkaji bahkan mengintegrasikan ilmu umum dan agama. Hal ini menjadikan pesantren memiliki daya tarik bagi masyarakat untuk memilih studi di perguruan tinggi berbasis pesantren.
UNSIQ merupakan salah satu dari banyaknya perguruan tinggi yang lahir dari pesantren. UNSIQ lahir dari pesantren Al Asy'ariyah Wonosobo Jawa Tengah, merupakan pesantren salaf yang berkonsentrasi dalam penghafalan Al-Qur'an. Dalam perjalanan sejarahnya pesantren Al-Asy'ariyah melakukan pengembangan lembaga pendidikannya sebagai bentuk dari adaptasi dengan perubahan zaman dan dalam rangka menghadapi modernisasi.
Demikian sebagaimana dipaparkan oleh Dr. Farida Musyrifah, M.S.I., dalam disertasinya. Disertasi tersebut diujikan dalam Promosi Doktor dihadapan Dewan penguji terdiri dari Ketua Sidang, Prof. Dr. Sukiman, M.Pd. yang merupakan Ketua Program Studi Doktor PAI itu sendiri; yang didampingi oleh Sekretaris Sidang Dr. Na’imah, M.Hum., yang merupakan Sekretaris Prodi Magister Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), FITK, UIN Sunan Kalijaga; dua Promotor: Prof. Dr. Sangkot Sirait, M.Ag., dan Dr. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag.; para penguji: Dr. Radjasa, M.Si., Prof. Dr. Siswanto Masruri, M.Ag., Dr. Sabarudin, M.Si., dan Prof. Dr. Maragustam, M.A. Farida berhasil lulus dan dikukuhkan sebagai Doktor dalam bidang Pendidikan Agama Islam, dengan predikat “Cumloude.” Dan disertasinya ini berkontribusi sebagai acuan pesantren salafi ketika punya tekad mendirikan perguruan tinggi sehingga melahirkan sarjana tahfidz dan mengembangkan keilmuan Islam Integratif.
Lebih jauh di hadapan Dewan Penguji Farida menjelaskan bahwa karya disertasinya didasari beberapa alasan akademik, Pertama, Model pendidikan tinggi di pesantren menjadi salah satu lembaga pendidikan yang banyak diminati oleh masyarakat terutama karena output nya dianggap memiliki keistimewaan (sarjana tahfiz). Kedua, Pemberlakuan pendidikan integratif sebagai basis keilmuan integrasi di UNSIQ menarik untuk dikaji sebagai sebuah alternatif model pendidikan tinggi berbasis pesantren. Ketiga, Penelitian pendidikan tinggi pesantren masih jarang, apalagi berkenaan dengan dicantumkannya kata 'Sains' dalam penamaan universitas. Dr. Farida menyampaikan bahwa terjadi kesinambungan dan perubahan yang signifikan dalam sejarah berdirinya UNSIO dan pengembangannya.
Kesinambungan keilmuan di UNSIQ ditunjukkan dengan tetap menjaga dan setia dalam pengajaran Al-Qur'an (tahfiz) sebagai ciri khas pendidikan tinggi berbasis pesantren. Sedangkan perubahan terjadi dalam aspek kepemimpinan/aktor intelektual dalam pengembangan UNSIQ dan manajemen pengembangan kelembagaan di UNSIQ. (2) Model keilmuan yang dibangun di UNSIQ adalah keilmuan integratif yang menyatukan dua entitas keilmuan antara pendidikan tinggi dan pesantren (PTP). Pengembangan pendidikan integratif dilakukan dengan menjadikan Al-Qur'an sebagai ruh dalam setiap mata kuliah di UNSIQ. Hal ini dapat dilihat dengan penggunaan buku daras "Al-Qur'an dan Sains Modern "yang berlaku di semua fakultas sebagai sebuah upaya menuju integrasi ilmu dengan konsep "Saintifikasi Teologi dan Teologisasi Saintifik". (3) Karakteristik keilmuan integratif di UNSIQ terwujud dalam kurikulum program studi, kurikulum unggulan universitas dan kurikulum muatan lokal yang terintegrasi dalam pengajaran Al-Qur'an.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Sangkot Sirait, M.Ag., selaku Promotor I memberikan pesan bahwa penyelesaian disertasi ini bukanlah penyelesaian karya-karya akademik, melainkan justru merupakan penanda bagi awal lahirnya karya-karya akademik yang lebih besar. Promovenda memiliki potensi untuk menjadi pakar dalam bidang pesantren dalam kaitan dengan pendidikan tinggi. Karena itu, sebagai Doktor baru, Promovenda perlu secara konsisten mengembangkan pengetahuan dalam kajian-kajian akademik mengenai topik ini. (Weni/Ihza/Bakhtiar)