Menko Polhukam Mahfud MD Sampaikan Kuliah Ramadhan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ajak Masyarakat untuk Berani dan Cinta Tanah Air
Menko Polhukam RI, Prof. Mahfud MD, menjadi pembicara pada acara Kajian Lesehan menjelang berbuka puasa, yang merupakan bagian dari rangkaian Ramadhan Bil Jami'ah 1444 H di Laboratorium Agama Masjid UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta pada Sabtu (1/04/2023). Prof. Mahfud memberikan kajian tentang Ramadhan sebagai momentum untuk membangun semangat berbangsa dan bernegara dalam bingkai kemanusiaan. Acara tersebut dihadiri oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil Al Makin, jajaran pimpinan, Dekanat, sivitas akademika, dan masyarakat umum.
Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil al-Makin, dalam sambutannya memotivasi para Mahasiswa untuk menunjukkan dedikasi, integritas, dan sifat keberanian. Menurutnya, dalam Ta’lim Muta’alim, sifat keberanian disebut dengan "شُجَاعٌ" atau courage dalam bahasa filsafat. Rektor memberikan contoh sifat keberanian tersebut dengan kisah dari dua karya sastra, yaitu Ramayana dan Mahabharata. Dalam Ramayana, sosok yang memiliki keberanian adalah Kumbokarno yang dikenal sebagai sang pemberani, sedangkan dalam Mahabharata, sosok pemberani adalah Bisma Putra Gangga yang gugur oleh Shikhandi (Srikandi), tokoh perempuan ahli panah.
Rektor juga menyatakan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang baik, seperti Bisma Putra Gangga, Kumbokarno, dan Prof. Mahfud MD. Ia mengutip tritis klasik Risalah Arro' Madinah Fadhilah yang menyatakan bahwa rakyat yang baik akan melahirkan pemimpin yang baik. Ia juga menekankan bahwa sebagai rakyat, kita tidak bisa menuntut pemimpin yang baik jika kita tidak baik, tidak berbudi, tidak taat pada hukum, dan tidak menunjukkan sikap-sikap akhlakul karimah.
Rektor menilai bahwa Prof. Mahfud adalah pemimpin yang baik dan berharap bahwa kita sebagai rakyat dapat meneladani sifat-sifatnya. Selain itu, ia juga mengajak para Mahasiswa untuk belajar dari Prof. Mahfud dalam menjadi negarawan, tokoh yang penuh integritas dan dedikasi, serta menjaga kesopanan dan kesantunan. "Saya kira Prof. Mahfud adalah pemimpin yang baik, semoga kita adalah rakyat yang baik. Mari kita doakan semoga Prof. Mahfud senantiasa sehat dan dapat menjadi suri tauladan dan menjadi contoh beginilah jika ingin menjadi pemimpin bangsa. Menjadi negarawan, tokoh yang penuh integritas, tokoh penuh dedikasi, tidak takut namun tetap menjaga kesopanan dan kesantunan. Silakan tanyakan apa yang perlu Anda tanyakan, hari ini Prof. Mahfud akan memberikan petuah untuk Anda," pungkasnya.
Prof. Mahfud kemudian memberikan kajian tentang berpuasa yang identik dengan kesabaran. Ia juga menyatakan bahwa sabar memiliki banyak arti, selain pasrah menerima musibah yang diterima dari Allah, sabar juga bisa berarti berani dan tegas dalam menghadapi tantangan. “Sebenarnya arti sabar ada banyak sekali. Pasrah menerima musibah yang diterimakan oleh Allah, tetapi saya juga mengatakan sabar itu kadang kala perlu dengan mengamuk. Berani itu sabar.” tuturnya. Kemudian Ia mencontohkan kesabaran yang ditunjukkan oleh orang-orang Muslim dalam penaklukan Andalusia, Spanyol.
Prof. Mahfud mengisahkan bagaimana panglima Thariq bin Ziyad dikirim oleh Gubernur Musa bin Nusair ke Eropa untuk membawa Islam. Thoriq hanya membawa sedikit tentara dan saat tiba di Eropa, panglima Thariq bin Ziyad memerintahkan untuk membakar kapal perang Persia yang digunakan oleh pasukan Muslim selama perjalanan. Tentara bertanya bagaimana mereka akan kembali, dan Thoriq menjawab bahwa satu-satunya pilihan mereka adalah untuk bersabar, berani dan merampas makanan dari musuh. Tindakan ini dilakukan untuk memotivasi pasukan agar tidak menggantungkan harapan pada kapal dan memaksa mereka untuk terus maju dan bertempur.
Thariq bin Ziyad dikatakan telah memerintahkan pembakaran kapal dengan kalimat yang terkenal, "Ya kapal-kapal, kalian adalah api yang mengambang di atas air dan musuh-musuh kita sedang menunggu untuk menyerang kalian. Kalian adalah pasukan penakluk yang tak berdaya dan kami harus menghancurkan sumber kelemahan kami." Tindakan ini menunjukkan keberanian dan tekad pasukan Muslim untuk menaklukan Andalusia meskipun dalam situasi yang sulit dan tanpa harapan. Dengan kesabaran dan keberanian, orang-orang Muslim berhasil membangun kekuasaan selama 800 tahun di Andalusia. "Banyak peristiwa sejarah di masa lalu di mana sedikit orang dapat mengalahkan banyak orang asalkan dengan izin Allah dan memiliki kesabaran serta keberanian.”
Ia juga menekankan bahwa umat Islam sudah maju dalam berbagai bidang, seperti pendidikan dan politik. Mahfud meminta umat Islam untuk tidak cengeng dan terus berjuang demi kemajuan negara. “Mari kita menjadi pemberani untuk menjaga NKRI, sebuah berkah rahmat Allah YME menuju adil dan makmur. Meskipun berkontribusi dengan sedikit, jika kita bersungguh-sungguh, kita pasti akan berhasil membangun negara yang baik. Bukti kemajuan umat Islam di Indonesia terlihat dari adanya 27 UIN di seluruh Indonesia yang memiliki kampus dan profesor hebat. Kita tidak perlu merasa terpojok atau didiskriminasi karena budaya Islam hidup di negeri ini dan pengajian tersedia di mana-mana. Banyak orang dari pesantren telah menjadi menteri dan duta besar karena perjuangan mereka. Mari kita bersama-sama membangun agar Indonesia maju yang Insyaallah akan menjadibaldatun thayyibatun wa rabbun ghofur."
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang disambut antusias oleh jamaah yang hadir. Salah satu pertanyaan yang disampaikan adalah bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar pemuda dapat tetap menjaga integritasnya saat memasuki sebuah institusi.
Prof. Mahfud menuturkan bahwa jika berbicara mengenai kehidupan berpolitik, maka harus dimulai dengan memperbaiki diri terlebih dahulu, dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam seperti kejujuran, kesantunan, dan Maqashid syariah. “Mulai dengan bersih, mulai diri sendiri. Karena jika tidak, niat dan pikiran yang kotor akan mempengaruhi tindakan kita. Kita tidak dapat berbicara tentang korupsi jika kita sendiri terlibat dalam praktik tersebut.” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa penting untuk percaya bahwa Allah-lah yang mengatur segalanya dalam hidup kita, termasuk dalam karir dan jabatan yang kita emban. Oleh karena itu, sebelum memasuki pekerjaan, kita harus membersihkan diri dan berdoa meminta petunjuk agar kita dapat memasuki pekerjaan dengan cara yang baik dan benar. Kemudian, ketika sudah berada di dalam, kita harus menggunakan kekuasaan dan jabatan kita dengan baik dan bermanfaat bagi orang lain, bukan untuk kepentingan pribadi yang merugikan orang lain.
“Dalam konteks NU, Sholawat Asyghil mengajarkan kita untuk tidak bergabung dengan orang yang tidak baik atau dholim. Kita harus memilih jalan yang berbeda dan jauh dari mereka agar kita dapat selamat dari pengaruh buruk mereka.”, demikian ujar Prof. Mahfud dan kemudian dilanjutkan mengajak jamaah untuk bersama-sama membaca sholawat asyghil.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin
Allahumma Shalli Ala Sayyidina Muhammadin, Wa Asyghili Dzalimin bi Dzalimin
Wa Akhrij-na min Bainihim Saalimin, wa Ala Aalihi wa shahbihi Ajmain
Artinya: “Ya Allah, berikanlah shalawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang dzalim agar mendapat kejahatan dari orang dzalim lainnya, selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan berikanlah shalawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.”
Ia juga membagikan ceritanya, bahwa setiap akan mengerjakan suatu hal, Prof. Mahfud akan berdoa, yang mana terinspirasi dari do’a yang pernah disampaikan oleh Gus Dur. “Saya berdoa, setiap akan masuk pekerjaan, ada doa dari Gus Dur yang saya amalkan. Ya Allah tolong bimbing saya masuk dalam pekerjaan dan jabatan dalam cara masuk yang benar dan baik, jika sudah besar tolong bimbing saya keluar dengan baik. Beri saya kekuasaan jabatan yang bisa dipergunakan untuk menolong bukan untuk sewenang wenang.
Dari situlah kita bisa meletakkan diri, posisi kita dimana, Mau bersama orang jahat atau orang baik. Jka kita berada diantara orang jahat, kita memilih jalan lain. Mari kita cintai Indonesia yang lahir pada 9 Ramadan, kemerdekaan kita saat itu terjadi pada bulan Ramadan. Hari ini adalah bulan Ramadan, mari kita jaga dengan tekad untuk kemajuan bersama. Kemajuan Indonesia adalah kemajuan Anda, dan kemajuan Anda adalah kemajuan Indonesia.” pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyerahan lukisan karya seniman Wuri Hantoro yang merupakan salah satu penggemar dari Prof Mahfud MD. Pada lukisannya, Prof. Mahfud MD digambarkan dengan Sosok Pendekar Berpistol dan Bergaya Macho. “Terima kasih atas keberanian yang memberikan inspirasi. Semangat untuk Bapak Mahfud, saya mengaktualisasikan beliau dengan kanvas ini dan saya beri judul Buka dan Habisin”, demikian ujar Wuri.
Acara ditutup dengan penggoresan tinta pada kanvas oleh Prof. Mahfud MD dalam rangka Pameran Kaligrafi UKM JQH Al Mizan. Nantinya, goresan tersebut akan dilanjutkan oleh kaligrafer dari UIN Sunan Kalijaga dan akan dipamerkan bersama karya kaligrafi lainnya di Gedung Campus Service Center atau Kopma Lantai 3 UIN Sunan Kalijaga. (Ihza/Bakhtiar/Doni/Weni)
Baca juga: Ratusan Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Mengikuti Seminar Kebangsaan Bersama Menkopolhukam Mahfud MD