Civitas Akademika UIN Sunan Kalijaga Ikuti Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila
Sivitas UIN Sunan Kalijaga mengikuti upacara bendera memperingati Hari Kesaktian Pancasila
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D., mengatakan, Gerakan 30 September (G 30 S) PKI adalah pemberontakan untuk mengganti sistem filsafat, Etika moral, politik, Ideologi Nasioanl; Pancasila dengan ideologi komunis. Pemberontakan telah menyebabkan enam Jenderal dan banyak orang lainnya dibunuh sebagai upaya kudeta. Pemberontakan berhasil digagalkan membuktikan bahwa Pancasila tak akan pernah tergantikan. Maka Tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Setiap tahun diperingati adalah untuk mengingatkan kita semua bahwa Pancasila Sakti dan tak tergantikan, sebagai dasar negara, pandangan hidup, jati diri bangsa, falsafah, ideologi, alat pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.
Prof. Yudian Wahyudi menyampaikan amanat Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwana X tersebut pada upacara memperingati Hari Kesaktian Pancasila, bertempat di halaman Gedung Prof. K.H. Saifuddin Zuhri, 1/10/17. Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila UIN Sunan Kalijaga diikuti para pejabat, pegawai administrasi, dosen dan perwakilan mahasiswa. Lebih lanjut Prof. Yudian Wahyudi mengatakan, dengan tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila “Kerja Bersama Berdasarkan Pancasila Mewujudkan Masyarakat Adil dan Makmur,” semestinya bisa memberikan kesadaran bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk meresapi nilai-nilai luhur Pancasila yang telah dirumuskan para pendiri bangsa ini untuk dapat merekat erat sebagi kepribadian bangsa. Hal ini sangat penting, karena dengan kondisi sosiokultur yang heterogen dibutuhkan ideologi netral yang dapat mengayomi keragaman Indonesia.
Melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila, seluruh masyarakat Indonesia juga diingatkan nilai-nilai luhur Pancasila tidak bertentangan dengan nilai-nilai modern, namun wajib meningkatkan kewaspadaan akan tantangan globalisasi, liberalisasi dan postmodernisme yang akan merusak mental dan moral bangsa. Maka benteng terakhir yang diharapkan mampu menangkal semuanya adalah keyakinan nasional atas kebenaran dan keunggulan dasar negara Pancasila baik sebagai falsafah hidup bangsa atauweltanschauung,maupun sebagai dasar negara.
Nilai-nilai luhur Pancasila juga harus dipraktekkan secara nyata, jangan sampai ternoda oleh perilaku KKN, pelanggaran HAM, usaha dis-integrasi bangsa, mementingkan kelompok, pelanggaran terhadap keadilan sosial masyarakat dan sebagainya. Pancasila juga harus terus diperjuangan pelaksanaanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terlebih pada pelaksanaan pembangunan dan pemerintahan yang bersih dalam rangka mewujudkan kesejahteraan yang adil dan merata untuk seluruh warga masyarakat Indonesia. Demikian antara lain amanat Gubernur DIY yang disampaikan Prof. Yudian Wahyudi. Selain itu pada amanat upacara tersebut, secara pribadi Prof. Yudian Wahyudi mengingatkan agar setiap kegiatan akademik di kampus ini tetap pada koridor mengimplementasikan nilai-nilai luhur Pancasila, agar kampus putih ini tetap eksis dalam memelihara tetap tegaknya Pancasila dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Text: Weni H/Foto: Doni TW-Humas)