Program Studi Antar Agama (Konsorsium UIN Sunan Kalijaga, UGM, dan Universitas Kristen Duta Wacana ) Masuk Ranking 61 Dunia
Program ICRS
Program Studi Antar Agama (Konsorsium UIN Sunan Kalijaga, UGM, dan Universitas Kristen Duta Wacana) yang dikenal dengan Indonesian Consortium for Reliogious Studies (ICRS) yang pengelolaannya terpusat di Sekolah Pascasarjana UGM Masuk Ranking 61 dunia dalam bidang Theology, Divinity and Religious Studies dalam QS World University Ranking by Subject 2024. Dalam daftar ranking 141 dunia tersebut, Prodi Konsorsium dari tiga Universitas tersebut menjadi satu-satunya kampus di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut bersama dengan Universitas Harvard, Universitas Oxford, Universitas Cambridge dan Universitas Notre Dame. Adapun tiga Prodi yang berhubungan dengan bidang ilmu tersebut adalah Program Studi (Prodi) S2 Agama dan Lintas, Prodi S3 Inter-Religious Studies (IRS), dan Prodi S3 Perekonomian Islam dan Industri Halal.
Sebagai bidang studi yang relatif baru di Indonesia, Prodi ini dibangun sebagai upaya kolaborasi, karena pengakuan bahwa masing-masing universitas membutuhkan bantuan sumberdaya dari universitas lain untuk menjadikan program ini benar-benar “lintas-agama”. Kerjasama itulah yang lalu dilembagakan oleh ketiga universitas di atas dalam konsorsium Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS). Konsorsium didirikan pada tahun 2006, mulai menerima mahasiswa baru pada tahun 2007, dan saat ini telah memiliki 60 alumni—bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari berbagai negara, seperti Filipina, Thailand, Singapura, Korea, Kolombia, Amerika Serikat, Bulgaria, Mesir, dan sebagainya
“Tanpa kolaborasi ketiga universitas tersebut, mustahil kami dapat sampai ke titik pencapaian sekarang. Aspek kolaborasi ini yang akan terus dipertahankan dan diperkuat,” kata Direktur ICRS Prof Zaenal Abidin Bagir. Kolaborasi semacam itulah yang ingin terus dikembangkan, dalam tingkat dan aspek yang berbeda-beda, dengan universitas-universitas lain, di dalam maupun luar negeri. Salah satu perkembangan terakhir adalah bahwa mulai tahun 2024 ini, ICRS dan Sekolah Pascasarjana UGM akan menjadi tuan rumah untuk jurnal internasional Studies in Interreligious Dialogue, yang telah berusia 34 tahun.
Sedangkan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, Prof. Syamsiatun, yang turut ambil bagian dalam pengelolaan Prodi ini dan pernah menjabat sebagai direkturnya ICRS periode 2010 sd 2019, dalam penjelasannya via ponsel kepada Humas, antara lain menjelaskan, Prodi IRS, sebagai Prodi konsorsium tiga universitas masuk 50 besar terbaik untuk studi agama agama di dunia, dan ini sejajar dengan baylor university, Columbia University dan universitas berkelas internasional lainnya. Ini tidak lepas dari peran konsorsium memberikan kontribusi termasuk dari Dosen-Dosen terbaiknya dalam mengajar dan mengelola penelitian, sehingga Prodi ini sangat unik dengan kerja sama tiga universitas.
Dari tradisi agama yang berbeda (UIN Sunan Kalijaga dan UKDW), dan tradisi keilmuan sosial-humaniora yang sangat kuat dari UGM, dan juga elemen internasional dari para Mahasiswanya dan Dosen serta jaringan kerja sama internasional yang bagus, sehingg berhasil mencapai ranking yang sangat bagus itu. Sejarah dan capaian IRS itu tidak bisa dilepaskan dari peran signifikan, dari mitra-mitra, yakni darik ketiga universitas ini (UIN Sunan Kalijaga, UGM dan UKDW), ungkap Prof. Syamsiatun.
“Sementara itu, dengan pencapaian rangking yang babus di tingkat dunia ini, khususnya pada konsentrasi Religius Study, itu artinya ICRS sudah selevel dengan almamater saya (Columbia University), ini luar biasa,” imbuh Prof. Syamsiatun menegaskan.
Perlu diketahui Program Studi S3 IRS-ICRS diselenggarakan oleh konsorsium tiga universitas (Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, saat ini menawarkan Program Doktor dalam studi lintas agama (Inter-Religious Studies). Program ini menggunakan pendekatan lintas disiplin, yang mencakup ilmu-ilmu sosial, humaniora, teologi, dan tafsir (hermeneutika). Studi agama-agama Islam Kristen, juga agama-agama lain, termasuk agama leluhur, dibangun dengan melihat berbagai dimensi ajaran dan praktiknya.
Topik utama yang dikembangkan adalah studi sejarah agama-agama, agama dan isu-isu kontemporer, serta hermeneutika lintas agama. Sejak berdiri pada tahun 2006, ICRS telah mendidik hampir 100 Mahasiswa dari 12 negara, yang mencakup Indonesia, Singapura, India, Kolombia, Myanmar, Vietnam, Gambia, Libya, Amerika Serikat, Korea Selatan, Thailand, dan Bulgaria.
Selain kegiatan belajar mengajar dalam kelas-kelas reguler, ICRS menyediakan kelas-kelas khusus untuk meningkatkan kemampuan Mahasiswa dalam publikasi artikel pada jurnal-jurnal ilmiah nasional dan internasional. ICRS juga berkomitmen untuk mengedepankan dialog antaragama dan menyuarakan pesan perdamaian. (Tim Humas)