Jajaran Pimpinan UIN Sunan Kalijaga Sambut Hangat Mahasiswa Baru UIN Suka di Ajang PBAK
Sejumlah 4.552 Mahasiswa Baru (Maba) UIN Sunan Kalijaga mengikuti prosesi Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di kampus UIN Sunan Kalijaga, selama tiga hari (20 sd 22/8/2024. Kegiatan PBAK 2024 di kampus UIN Sunan Kalijaga diawali dengan Shalat Dhuha berjama’ah di Masjid Masjid/Laboratorium Agama UIN Sunan Kalijaga dilanjutkan Sarasehan dengan menghadirkan pemateri Filsuf yang sekaligus Dosen Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, Dr. Fakhruddin Faiz, 20/8/2024.
Dari Sarasehan berlanjut prosesi penerimaan Mahasiswa Baru secara simbolis, bertempat di gedung Prof. H.M. Amin Abdullah/Mutipurpose, kampus UIN Sunan Kalijaga. Jajaran pimpinan yang terdiri dari Rektor, Prof. Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D., Ketua Senat Prof. Kamsi, Wakil Rektor 3, bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, Dr. Abdur Rozaki dan para Wakil Rektor lainnya, pimpinan Dekanat, dan Kepala Biro.
Prof. Kamsi, Prof. Noorhaidi, Dr. Abur Rozaki berkenan memakaikan jaket almamater kepada perwakilan Mahasiswa Baru semua fakultas, sebagai prosesi simbolis Bahasiswa Baru menjadi bagian dari keluarga besar UIN Sunan Kalijaga.
Ketua Panitia PBAK, Alfan Huda Maulidi melaporkan bahwa Mahasiswa Baru peserta PBAK berjumlah 4492 orang. Menurut Alfan, Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga hendaknya bisa bersyukur menjadi bagian dari kampus Islam yang meneruskan keilmuan para wali, utamanya Sunan Kalijaga. Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga bukanlah keturunan para raja. Tetapi adalah penerus Lokajaya/Sunan Kalijaga, yang dapat menguasai keilmua secara mendalam, dan menerapkan ilmunya untuk kepentingan masyarakat luas, Sunan Kalijaga dapat memadukan keilmuan Islam dan budaya lokal yang adiluhung sehingga menjadi orang yang bertaqwa sekaligus berkarakter kuat. Oleh karenanya para Kalijaga Muda diharapkan, tidak hanya rajin kuliah, tetapi juga giat berorganisasi, membangun jaringan, menjadi volunteer, aktif berkiprah di lingkungan masyarakat. “Mari merefleksikan diri sebagai Sunan Kalijaga yang gigih berjuang untuk masyarakat. Mari menciptakan kisah – kisah hebat di Yogyakarta yang istimewa ini, agar bisa menjadi bekal menapak dunia yang lebih luas, menjadi pemimpin masa depan Indonesia,” demikian ajak Alfan.
Ketua DEMA UIN Sunan Kalijaga menyampaikan, Yogyakarta menjadi kota yang benar-benar istimewa untuk menuntut ilmu. Yogyakarta menjadi kota yang selalu dirindukan para Mahasiswa yang sudah lulus dan meraih masa depan. “Oleh karena itu, di kampus UIN Sunan Kalijaga, mari nyalakan spirit perjuangan dengan gigih belajar dan berkarya untuk menjadi teknokrat, politisi, pendidik, pengusaha, dan yang lainnya yang membawa kemajuan Indonesia. Status Mahasiswa bukan hanya untuk menuntut ilmu, tetapi juga berjuang untuk masyarakat, dan peduli pada yang lemah, agar hidup selalu bermanfaat. “Urip kudu Urup,” tegas Thoriqotur Romadhani.
Sementara itu, Dr. Abdur Rozaki menyampaikan motivasinya untuk semua Prodi, agar seluruh Maba UIN Sunan Kalijaga siap sejak awal menapaki masa perkuliahan untuk menaklukkan masa depan yang cerah. Dr. Abdur Rozaki juga menanamkan rasa bangga semua Mahasiswa terhadap Prodi masing-masing.
Sementara itu Prof. Noorhaidi memperkenalkan UIN Sunan Kalijaga sebagai kampus yang unggul dan terkemuka. Julukan sebagai kampus yang unggul dan terkemuka sudah dibuktikan oleh banyak alumni dari kampus ini yang memiliki jaringan keilmuan yang luas di tingkat internasional. Banyak alumni yang menjadi orang yang berpengaruh baik ditingkat nasional dan internasional. Prof. Noorhaidi juga mencontohkan dirinya, yang nota bene berasal dari pulau yang jauh, yakni dari Amuntai (pelosok Banjarmasin) Kalimantan Selatan.
Prof. Noorhaidi bercerita: Hari ini mengingatkannya 32 tahun lalu, seorang Noorhaidi dari pelosok Kalimantan Selatan, datang ke kampus di Sapen ini. Kini sudah separo dari belahan dunia bisa saya kunjungi berkat ilmu dari Sapen. Maka kalianpun nanti akan merasakan kesan mendalam pada prosesi hari ini, jika kalian sudah menguasai ilmu yang bermanfaat untuk orang banyak.
“Berkat ilmu dari Sapen, saya bisa melanjutkan kuliah di Leiden University (1999), meraih gelar M.Phil. Di International Institute for the Study of Islam in the Modern World (2000), dan meraih gelar Ph.D. dari Utrecht University (2005), semuanya dengan predikatcum laude. Sebagai pakar di bidang Politik Islam, saya bisa mengemban tugas jabatan sebagai RektorUniversitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakartaperiode 2024-2028[1]. Sebelumnya Dekan Fakultas Syariah dan HukumUIN Sunan Kalijaga, dan menjadi Direktur Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dan sebagai Dekan di Fakultas Studi Islam, Universitas Islam Internasional Indonesia. Ini semua saya sampaikan kepada kalian semua, untuk memotivasi kalian agar gigih merah masa depan yang baik, tidak perduli latar belakang saat ini,” tegas Prof. Noorhaidi.
“Gigihlah mendalami ilmu dan ketrampilan di kampus ini. Kalian adalah harapan masa depan Indonesia. Indonesia Emas akan lebih baik jika kalian semua belajar dengan gigih. Cintai ilmu. Jadilah Muslim yang Rahmatan Lil Alamin, dan berakhlak Karimah. Jadikan tantangan sebagai peluang. Keberhasilan bukan seberapa besar kepintaran seseorang, tetapi bagaimana bisa belajar dengan gigih dan tekun, bagaimana menjalin pertemanan yang positif, dan seberapa luas membuka jaringan. Namun tetaplah menjadi pribadi yang bertaqwa, rendah hati, kritis, berkarakter dan kreatif, dan peduli kepada yang lemah,” demikian wejang Rektor Prof. Noorhaidi kepada seluruh Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga.
“Pada hari ini kalian harus sudah merasakan atmosfer untuk gigih belajar, gigih berjuang, terus mencoba semua peluang yang ada, untuk menjadi orang yang bermanfaat dan berpengaruh bagi bagi banyak orang di masa depan. Disampaikan Prof. Noorhaidi, dari sejumlah Maba UIN Sunan Kalijaga, 10 orang diantaranya non-Muslim, 5% dari jumlah Maba membayar UKT hanya Rp.400 ribu, 500 orang Mahasiswa mendapatkan Kartu Indonesia (KIP)Pintar dari Pemerintah, sehingga UKT dan uang saku dibayar Pemerintah, ada puluhan penyandang disabilitas, dan semuanya memegang KIP, imbuhnya. (tim humas)