Bertekat Meniadakan Korupsi dan Gratifikasi, SPI UIN Sunan Kalijaga Gelar Workshop SPIP
Satuan Pengawas Internal (SPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Workshop Penilaian Mandiri Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) 2024. Acara ini berlangsung dari Rabu (21/08/2024) sampai dengan Jumat (23/08/2024) bertempat di Hotel Grand Ambarukmo. Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi, S.Ag., M.A., M.Phil., Ph.D. turut hadir dalam opening ceremony kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua SPI UIN Sunan Kalijaga, Faisal Luqman Hakim, SH., M.Hum., mengungkapkan bahwa workshop ini adalah kegiatan tahunan yang rutin dilakukan. Ia menjelaskan bahwa penilaian SPIP melibatkan berbagai aspek penting seperti pengendalian, komitmen perguruan tinggi, kebijakan pimpinan, dan pengendalian risiko. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 menjadi payung hukum SPIP, sehingga hal tersebut menjadi kewajiban dari UIN Sunan Kalijaga. Faisal juga melaporkan bahwa pengendalian risiko yang disorot Irjen beberapa tahun lalu secara praktik sudah diterapkan, hanya saja dokumentasi dan sistem SOP terkait risiko perlu ditata lebih baik.
Adapun hal lain yang juga dibahas dalam workshop kali ini berdasarkan laporan Nahkoda SPI dalam sambutannya adalah terkait pentingnya Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) atas permintaan KPK. Menurutnya, tim tersebut sudah terbentuk. hanya saja SK yang belum diperbaharui dan kebijakannya yang sampai hari ini belum ada. Dengan demikian, hal tersebut menjadi hal lain yang juga menjadi fokus dalam Workshop tersebut.
Sementara dalam sambutannya, Kabiro AUK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr. Ali Shodiq menekankan pentingnya maturity dalam pengelolaan BLU serta perlunya perbaikan standar pelayanan minimal yang telah ada sejak tahun 2016. Area hijau, area parkir, kampus ramah anak adalah bagian lainnya dari kriteria yang tidak dapat diabaikan begitu saja. Ali Shodiq berpendapat peningkatan tata kelola itu harus dilakukan di berbagai lini, baik itu keuangan, administrasi, dan kehumasan.
Adapun Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi menyambut baik terhadap apa yang dilakukan SPI. Pasalnya hal tersebut terkait erat dengan tata kelola yang diharapkan oleh Menteri, yaitu tata kelola yang transparan, efektif, efisien, dan bersih. Beliau yang tidak kurang dari 13 tahun menetap di Luar Negeri tersebut membandingkan manajemen di luar negeri yang berbasis kepercayaan (trusted) yang berbeda dengan system untrusted yang ada di Indonesia. Beliau menyampaikan bagaimana sebuah jabatan di luar negeri diberikan kepada seseorang dengan dasar percaya atas integritas yang dimilikinya yang kemudian dievaluasi hasil kerjanya dalam jangka waktu tertentu. Adapun sebagai tindak lanjut, jika hasil evaluasi tidak maksimal diberikan masukan untuk memperbaiki bagian tertentu, sementara jika hasilnya melebihi target diberikan reward berupa promosi dan berbagai insentif lainnya.
Disampaikan pula bahwa di Indonesia ruang gerak pengembangan akademik tidak terlalu luas, tertatih-tatih mengejar ketertinggalan akademik. Kualitas Pendidikan yang belum maksimal mencerminkan kualitas administrasi, pelayanan, birokrasi, dan lain-lain yang juga belum maksimal.
Rektor UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya juga mengutip pandangan seorang antropolog Amerika yang menyoroti ambisi bangsa Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki semangat yang basar untuk maju. Hanya saja kemajuan yang dicapai selalu diiringi dengan kemunduran akibat masalah sosial seperti komunalisme dan perkawanan.
Prof. Noorhaidi menjelaskan, peran Satuan Pengawas Internal (SPI) sebagai "jantung" kampus sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan wewenang dan memastikan kampus tetap bersih dari pelanggaran etik, baik akademik, sosial, moral, maupun agama. SPI berperan krusial dalam memastikan sistem berjalan dengan baik dan mendukung program pemerintah untuk memajukan perguruan tinggi.
Rektor juga mengingatkan bahwa meskipun kemajuan telah dicapai, kita tidak boleh berpuas diri. Keunggulan yang dicapai sudah seharusnya bukan hanya sebatas dokumen, tetapi juga menjadi pijakan untuk kemajuan yang lebih substansial. Prof. Noorhaidi menekankan pentingnya mempercantik kampus, termasuk kemungkinan merelokasi anggaran untuk hal tersebut jika diperlukan.
Beliau juga menyoroti perlunya pembaharuan dalam hal media dan representasi kampus, seperti memperbarui website agar lebih modern dan mengalokasikan beasiswa untuk Mahasiswa asing. Ini penting untuk menarik lebih banyak Mahasiswa internasional, termasuk dari negara konflik, meskipun pengurusannya mungkin rumit.
Selain itu, pengembangan program studi di bidang sains dan teknologi untuk jenjang S1 serta di bidang keagamaan untuk jenjang S2 dan S3 juga merupakan langkah strategis. Prof. Noorhaidi menegaskan bahwa ekspansi ini memerlukan pengawasan yang ketat, dan beliau mengapresiasi semua upaya dalam hal ini.
Sambutan ditutup dengan harapan Workshop Penilaian Mandiri SPIP yang diinisiasi oleh SPI UIN Sunan Kalijaga dapat menjadi momentum untuk kemajuan bersama. Beliau membuka kegiatan secara resmi dengan bacaan basmalah dengan harapan dapat memacu semua pihak untuk melaju lebih kencang menuju kemajuan yang lebih besar. (tim humas)