Menjawab Tantangan Global: AIAT Petakan Ciri Khas Prodi Ilmu Alquran Dan Tafsir Se-Indonesia
Antusias peserta Annual Meeting Asosiasi Ilmu Alquran dan Tafsir se-Indonesia (AIAT) ke-4.
Di tengah perubahan sosial yang dinamis kita dituntut menjadi bangsa religius dan punya nasionalisme yang kuat. Tentunya berusaha menjadi muslim yang berfikir moderat. Apalagi ditengah perkembangan ilmu dan teknologi, potensi ini semaksimal mungkin bisa memperkuat perangkat ilmu agama dan sarana berdakwah memahami alquran dan hadis dengan baik dan benar.
Oleh karena itu Asosiasi Ilmu Alquran dan Tafsir se-Indonesia (AIAT) memetakan kekhasan masing-masing Progam Studi (Prodi) Ilmu Alquran dan Tafsir (IAT) se-Indonesia. Program ini dibahas dalam Annual Meeting dan Seminar Nasional berlangsung selama 3 hari Senin-Rabu 19-21 Agustus 2019 di grand Palace hotel Yogyakarta.
Ketua AIAT Dr. Phil. Sahiron, M.A. mengatakan pertemuan tersebut selain menentukan kekhasan prodi IAT juga membicarakan kurikulum yang relevan masa sekarang. Jadi akan ditentukan 17 matakuliah yang akan memunculkan kekhasan Prodi IAT se-Indonesia, berdasarkan kemampuan SDM dari setiap kampus. “Masing-masing Kepala Program Studi (Kaprodi) dan Sekretaris Program Studi (Sekprodi) membawa kurikulum Prodi IAT yang nantinya dibahas dalam diskusi khusus.“ kata Sahiron.
Dikatakan, masing-masing peserta mempunyai pandangan mengembangkan kurikulum Prodi IAT agar relevan dengan konteks kekinian. Tentunya yang up to date pada perkembangan Ilmu Teknologi (IT), sains, atau temuan saintifik perkembangan sosial. Misalnya, terkait bagaimana pengembangan Alquran dan Tafsir yang sesuai perkembangan zaman, baik IT maupun sosial. Juga perkembangan yang ditekankan pada spesifikasi Prodi ilmu Alquran dan Tafsir. “ Sehingga kalau umpamanya mencari peneliti Alquran dalam bidang tafsir klasik sudah ada yang ahli dalam bidang itu, atau bidang Alquran dan IT.”, ucap sahiron.
“Karena itu juga dosen progam studi Ilmu Alqur’an dan Tafsir di Indonesia berperan penting dalam mengedukasi masyarakat bagaimana memahami teks-teks keagamaan khususnya alquran dan hadis dengan pemahaman konstekstualis dan memberi kesan kepada masyarakat luas bahwa Islam agama penuh kasih sayang.”tutur Sahiron Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Sahiron menambahkan pertemuan ini ada 43 Prodi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Swasta (PTKIS) yang diikuti 68 orang terdiri dari Kaprodi dan Sekprodi. “ Kami sudah punya data kekhasan Prodi IAT dari 18 kampus agama Islam se-Indonesia.”kata Sahiron.
Tri Wahyu Hidayati, M.Ag menyambut baik kegiatan ini karena ada matakuliah wajib yang ditetapkan asosiasi dan menjadi standar bagi profil lulusan IAT. Sehingga lulusan mempunyai kemampuan yang telah ditentukan itu, kemudian bisa dikembangkan lagi sesuai kemampuan Prodi.”Di sini juga menetukan kekhasan Prodi, yang dituntut berinovasi sehingga kemampuannya berbeda dengan Prodi yang lainnya.”kata Hidayati.
Pada sesi seminar hadir sebagai pembicara yakni Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof. K.H. Yudian Wahyudi, MA, Ph.D yang membahas materi Studi Alquran di Era Disrupsi dan KH Bahauddin Nur Salim/ Gus Baha dengan materi Memahami Alquran di Era Kekinian.
Diantara kekhasan masing-masing prodi IAT di seluruh indonesia yakni UIN Sunan Kalijaga (Contemporary Approach to The Qur’an dan Living Qur’an), IAIN Tulung Agung (Tafsir Nusantara -Jawa), Institut Ilmu al-Qur’an Jakarta Banten(Ilmu Qiraat dan Kajian Mushaf, Kajian Mushaf Nusantara Indonesia), Unida Gontor (Tafsir Sains), UIN Banten (Tafsir Holistik -interdisiplinary), IAIN Cirebon (Digitalisasi al-Qur’an), IAIN Pontianak (Tafsir Borneo-Indonesia), UIN Semarang(Tafsir Tematik dan Studi Qur’an dan Tehnologi Informasi), UIN Raden Patah Palembang(Pembelajaran Al-Qur’an dan Tafsir dan Tahfizh al-Qur’an), IAIN Purwokerto (Tafsir Indonesia dan Multimedia al-Qur’an), IAIN Banjarmasim (Tafsir Nusantara dan Menejemen Lembaga al-Qur’an), UIN Malang (Tahfizhul Qur’an dan Living Qur’an), UIN Makassar (Kajian Tafsir Tahlili), UIN Jakarta (Kajian al-Qur’an Tafsir Klasik dan Kontemporer), UIN Surabaya (Tafsir Pesantren dan Tafsir Maqashidi), IAIN Bukit Tinggi (Tafsir Melayu dan Minangkabau), UIN Suska Riau (Kajian al-Qur’an dan Budaya Melayu), Sekolah Tinggi Filsafat Sadra Bogor (Logika Intelektual Tafsir al-Qur’an). (khabib/humas).