Riset dan Inovasi Kunci Ciptakan Sumber Daya Manusia Unggul Era Revolusi Industri 4.0
Narasumber memberikan materi ke mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Era revolusi industri 4.0 atau reinfor sebagai sebuah era digitalisasi menimbulkan terjadinya perubahan sistem pendidikan, misalnya mengubah sub-sub sistemnya. Beberapa sub sistem pendidikan, diantaranya sumber daya manusia, kurikulum, pembelajaran, sarana-prasarana.
Demikian Guru Besar Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta Prof. Dr. Zuhdan K. Prasetyo, M.Ed. saat memberikan materi pada seminar nasional bertema Aplikasi Fisika dan Komputasi dalam Revolusi Industri 4.0 Untuk Indonesia Emas. Kegiatan digelar Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, Kamis (7/11).
Menurut Zuhdan guru 4.0 di era ini, berhadapan dengan begitu cepatnya perkembangan teknologi. Guru dituntut siap dan tanggap menghadapi kecanggihan teknologi dalam dunia mereka sebagai suatu tantangan sekaligus memahami bekal apa saja yang harus dimiliki untuk menghadapinya. Sehingga Badan Standar Nasional Pendidikan di era 4.0 pun harus dikembangkan berbasis teknologi.
“BNSP berkomitmen ingin menyempurnakan Standar Nasional Pendidikan dengan 8 kriteria secara terencana, terarah, dan berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.” tutur Zuhdan Guru Besar Pendidikan IPA UNY.
Zuhdan menjelaskan kalau guru sudah menguasai teknologi internet pengetahuan yang diperoleh siswa dengan mewujudkan pemahaman dan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural berdasarkan keingintahuan peserta didik. “Guru akan menampilkan fakta dengan adanya nama, definisi, atribut dan contoh yang dapat diwujudkan di kelas. Seperti bencana stunami secara ilmu fisika bisa dalam berntuk vitual.”kata Zuhdan.
Kepala Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Rike Yudianti mengatakan dalam menciptakan platform sumber daya manusia unggul perlu dukungan riset dan inovasi. Tentu ekosistem riset dan inovasi harus kondusif, terbuka bagi semua pihak, memungkinkan interaksi antar pihak secara alami, siapa dan dari mana saja bisa menjadi inovator dan ada peningkatan produktifitas dan efisiensi.
Pakar Komputasi Neurosains UIN Sunan Kalijaga Anis Yuniati, S.Si., M.Si., Ph.D mejelaskan ilmu neurosains dan bidang cakupannya. Neuroscience adalah studi ilmiah tentang sistem saraf yang melibatkan penelitian dari banyak cabang ilmu pengetahuan. Metode kuantitatif yang digunakan dalam sistem jaringan mulai merasuki metode dan ide-ide ilmuwan eksperimental. Selain itu, pendekatan neurofisiologis eksperimental memberikan banyak kemajuan, menjadi semakin jelas bahwa matematika dan sistem komputasi akan diperlukan untuk mencapai pemahaman yang komprehensif dan kuantitatif pada fungsi sistem saraf.” Untuk cangkupan ilmu neurosains meliputi elektropsikologi, neurologi, kecerdasan buatan (artificial intelligence), dan psikologi.”kata Anis. (khabib-humas)