Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Suka Menangi Karya Ilmiah di ITB
Ricky Armando Putra, Moh Lutfi Salim Al Hanani, dan Iqlides Ahmad Miyaqi, ketiganya mahasiswa Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan berhasil menyisihkan puluhan tim mahasiswa dari perguruan tinggi lain di seluruh Indonesia pada Lomba Karya Tulis Ilmiah yang di selenggarakan oleh Himafi Fisika ITB Bandung.
Kepada Humas, Ricky Armando menjelaskan, lombadimulai dari babak penyisihan yaitu berupa pengumpulan karya ilmiah hasil penelitian. Tim ILR (Iqlides, Lutfi, Ricky) dan berhasil lolos 5 besar LKTI Nasional. Tim ini berhak untuk mempresentasikan hasil penelitian di kampus ITB, 9/2/2020.
Akhirnya Ricky dkk berhasil meraih juara 2 mengalahkan finalis lainnya yakni; dari Universitas Brawijaya Malang, 2 peserta Institut Teknologi Surabaya dan ITN Yogyakarta. Tim ILR ini menciptakan Alat Ukur tegangan DC dengan output Suara untuk anak tunanetra praktikum fisika.
“Konsep yg diusung oleh tim kami berawal dari membayangkan bagaimana anak tunanetra belajar ataupun melakukan praktikum fisika,” kata Ricky.
"Coba kita bayangkan, ketika teman-teman kita yang memiliki kemampuan terbatas pada pengelihatannya, pada saat mereka menempuh jenjang pendidikan SMP/MTs Luar Biasa, mereka tetap akan mendapatkan pelajaran IPA dengan salah satu materi pelajaran tentang listrik, tentunya untuk membantu mereka alat yang dikembangkan harus kita kaitkan dengan indera pendengarannya. Kami sebagai calon guru fisika berkeinginan membantu sesama agar mereka juga layak belajar fisika seperti siswa normal lainnya dengan cara mengembangkan Alat Ukur Tegangan DC (Voltmeter) dengan output suara." imbuhnya.
Dijelaskan Ricky, alat ukur tegangan DC dengan output suara dapat memudahkan praktikan anak berkebutuhan khusus tunanetra dalam menentukan besarnya tegangan yang terukur pada baterai maupun rangkaian listrik hukum ohm. Alat ini dapat mengeluarkan suara sesuai besarnya tegangan yang terukur. Selain itu, mereka mengungkapkan bahwa dalam pembuatan alat ini biaya yang dikeluarkan relatif murah.
Kami berfikir untuk menciptakan alat dengan biaya yang seminimal mungkin namun berkualitas yang baik, karena tujuan pembuatan alat ini adalah dapat diproduksi massal dan disumbangkan di beberapa sekolah Luar Biasa di Yogyakarta, tambah Iqlides.
Semoga dengan adanya voltmeter output suara ini dapat membantu siswa berkebutuhan khusus tunanetra dalam melakukan praktikum disekolah, sehingga para siswa tunanetra dapat mengikuti praktikum, melakukan pengukuran dan mengetahui hasil ukur sehingga membantu siswa memahami konsep fisika secara benar, demikian harap Lutfi.
Tim ILR ini berharap, alat ukur yang mereka kembangkan dapat membantu siswa difabel tunanetra, karena mereka (anak-anak difabel tunanetra) juga berhak mendapatkan pendidikan yang layak seperti kita. Menurut tim ILR kemenangan yang mereka peroleh tidak terlepas dari kesabaran dan ketelatenan dosen pembimbing bidang LKTI,Dr. Winarti, M.Pd.Si.juga para dosen PendidikanFisikadan Fisikadi kampusnya, Pranata Laboratorium Pendidikan Fisika lab terpadu saintek, teman-teman seangkatan di Prodi PendidikanFisikaUIN UIN Suka juga. (Weni)