Kejar Publikasi Internasional, LP2M UIN Sumatera Utara Medan Kunjungi UIN Sunan Kalijaga

UIN Sunan Kalijaga menerima kunjungan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) UIN Sumatera Utara Medan, 6/10/2021. Kunjungan diterima Wakil Rektor I, Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S.Ag., M.Si., di ruang pertemuan Rektorat Lama, kampus UIN Suka. Kunjungan kali ini merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Wakil Rektor I ke UIN Sumatera Utara baru baru ini. Prof. Iswandi mengucapkan terima kasih kepada Wakil Rektor I UIN Sumatera Utara beserta rombongan. “Kami sangat senang dapat kunjungan dari UIN Sumatera Utara, yang mana pertemuan ini saya sebut sebagai kunjungan balasan, karena satu minggu yang lalu saya baru dari sana. Hal ini dilakukan agar hubungan pribadi kita menjadi melekat, dekat dan menjadi lebih erat karena menyentuh sisi-sisi institusional,” ungkap Prof. Iswandi.

Para tamu yang berkunjung dari UIN Sumatera Utara antara lain; Wakil Rektor I, Bidang Akademik dan Kelembagaan, Ketua LPM, Dr. Sakholid, M. A., Ketua AWC, Dra. Retno Sayekti, M.LIS., Ed-in-Chief JCIMS Dr. Zaini Dahlan, M.Pd.I., Ketua LP2M, Dr. Hasan Sazali, M.A., dan Sekretaris LP2M UIN Sumatera Utara, Dr. Chuzaimah Batubara, M.A.

Selain Prof. Dr. Iswandi Syahputra, hadir juga menemui para tamu Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan, Dr. H. Mamat Rahmatullah, MM., Ketua LP2M, Muhrisun Afandi, M.S.W, Ph.D, Sekretaris LP2M, Dr. Adib Sofia dan Kepala Pusat Penelitian dan Publikasi LP2M, AchmadZainalArifin, M.A., Ph.D.

Dalam sambutannya di hadapan para tamu, Prof. Iswandi Syahputra antara lain menyampaikan beberapa hal. Di sampaikan UIN Sunan Kalijaga terus melakukan proses belajar untuk cepat beradaptasi dengan perubahan yang begitu dinamis. Kemampuan beradaptasi pada perubahan akan sangat berdampak positif dalam banyak hal. Contohnya jika ingin menjadi Guru Besar, kita harus memiliki karya yang terpublikasi di jurnal bereputasi, terindikasi oleh jurnal Scopus dan yang lainnya. Karena kita tahu bahwa dulunya tidak ada yang seperti itu. Scopus seolah menjadi rezim yang menentukan orang jadi atau tidak menjadi guru besar. Dengan adanya perubahan 'rezim' tata global ini juga, bisa membuat kita gugup menanggapi perubahan ini. Yang tua sulit beradaptasi dan yang muda tidak melihat itu sebagai sebuah peluang. Sehingga seperti kehilangan kompas atau kehilangan pedoman.

Beberapa Guru Besar di kampus UIN Sunan Kalijaga juga mengaku kesulitan mengikuti 'rezim' Scopus karena terkendala beberapa hal. Scopus menjadi seperti hutan belantara, siapa saja yang memasukinya kalau tidak ada kompas maka akan tersesat. Untuk mendapatkan kompas agar tidak tersesat hingga dapat tembus ke jurnal internasional terindeks Scopus, diperlukan banyak pengalaman dan pengembaraan dengan mengikuti banyak pelatihan dan training sehingga dapat sampai kepada puncak atau titik cerah.

“Itu lah yang membuat kami mencoba aktualisasikan, ketika diamanahkan menjadi WR I, kami coba bangun sistem lewat badan sektor. Semua dosen juga adalah peneliti yang diberi tugas untuk mengajar, dan melakukan penelitian. Nanti semakin tinggi pangkat maka semakin banyak penelitiannya, jadi bagaimana sehingga dosen ini terpacu untuk meneliti dan terpacu untuk publikasi. Itulah upaya kita untuk meningkatkan publikasi,” demikian jelas Prof. Iswandi.

“Kita hanya meminta data dari fakultas tanpa meminta nama. Setelah meminta data dari masing-masing fakultas, baru mulailah kita melakukan pengujian. Dosen yang produktif menulis artikel dan sudah terpublikasi, dikawal. Semua fakultas ditentukan kuotanya. Misalnya 3 dosen untuk mesing-masing fakultas. Sejauh ini progress itu ada dan Alhamdulillah dalam setahun UIN Suka tambah rata-rata 3-4 guru besar. Intinya itu melakukan pelatihan-pelatihan dan dari situlah kita kembalikan ke LP2M untuk melakukan pembinaan dan pendampingan”, tambahnya lagi.

Sementara itu, Prof. Dr. Hasan Asari, M.A., dalam paparannya antara lain menyampaikan bahwa, kedatangan ke kampus UIN Suka dalam rangka untuk sharing secara lebih mendalam mengenai Publikasi Internasional dan Guru Besar. Sebelumnya WR I UIN Sunan Kalijaga telah berkunjung ke UIN Sumatera Utara Medan dalam rangka menghadiri undangan dari UIN Sumatera Utara, menjadi narasumber untuk sharing pengalaman dengan para dosen. Dari acara tersebut, para dosen semakin termotivasi dan ingin berbagi pengalaman kembali di lain kesempatan hingga akhirnya UIN Sumatera Utara Medan bisa berkunjung ke UIN Sunan Kalijaga pada hari Rabu yang lalu. Pada kunjungan ini, Jurnal Al Jamiah UIN Sunan Kalijaga disebutkan menjadi referensi pembelajaran karena selain Jurnal tertua, Jurnal Al Jamiah juga berhasil meraih predikat Quartile (Q1) Versi SCImago Journal Rank (SRJ), pada Juni tahun ini. Prestasi ini menunjukkan bahwa jurnal Al Jamiah bukan saja mampu mempertahankan diri sebagai jurnal internasional bereputasi, tapi selalu meningkatkan prestasi, sejak 2014 hingga 2021 peringkatnya pun terus meningkat setingkat demi setingkat.

Baca juga: Alhamdulillah! Jurnal Al-Jami'ah Raih Quartile 1 Versi SJR

Dijelaskan, saat ini UIN Sumatera Utara Medan memiliki program baru yakni; Academic Writing Center. Sudah banyak yang menyampaikan pendapat bahwa program ini hebat, ada terobosan akademik di Medan. Proses diskusi-diskusi membahas mengenai publikasi jurnal telah dilakukan, termasuk pendampingan-pendampingan. Disebutkan pula bahwa para dosen sudah mulai menulis di jurnal-jurnal, lebih khusus dosen-dosen muda.

Pihaknya berharap, kunjungan ke kampus UIN Suka mendapat berkah dari Allah SWT, dan dapat berkontribusi untuk kemajuan kedua kampus, baik di UIN Sunan Kalijaga dan UIN Sumatera Utara, demikian harap Prof. Hasan Asari. (Tim Humas)