Bangun Generasi Berakhlakul Karimah, UIN Suka Awali PBAK dengan Shalat Dhuha Berjamaah dan Mengenal Pimpinan Kampus
Mengawali masa perkuliahan, sedikitnya 4.265 orang Mahasiswa baru UIN Suka mengikuti agenda Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK). Agenda penting bertajuk “Membentuk Generasi Muslim yang Berintelektual Organik dan Berakhlak Karimah”, ini menjadi wahana memacu seluruh Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga agar dapat mengukir prestasi. Berlangsung selama 3 hari, 18 s/d 20/8/2022. Mengawali kegiatan PBAK setiap hari seluruh Mahasiswa baru diajak shalat Dhuha dan shalat hajat berjamaah dengan diimami Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerja-sama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, Dr. Shofiyullah Muzamil, serta zikir bersama di Masjid (Laboratorium Agama UIN Sunan Kalijaga).
Agenda PBAK dibuka oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Siswanto Masruri. Pada hari pertama PBAK (18/8) usai zikir bersama, Mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga mengikuti talkshow yang dihadiri seluruh pimpinan kampus (pimpinan Rektorat, Dekanat, dan Senat Universitas), juga dibersamai kehadiran Stafsus Menteri Agama RI, bidang Hukum dan HAM, Prof. Abu Rokhmad. Mahasiswa baru dikenalkan seluruh pimpinan kampus agar merasa lebih dekat. Pada kesempatan ini, di hadapan Mahasiswa baru, Wakil Rektor 3, bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, Dr. Abdur Rozaki, M.Si., mengajak seluruh Mahasiswa Baru UIN Sunan Kalijaga untuk bersyukur. Mahasiswa baru UIN Suka adalah orang orang terpilih, karena dapat menyisihkan peminat lain yang jumlahnya 100.000 orang. Satu orang Mahasiswa baru UIN Suka telah dapat menyisihkan 500 orang yang lainnya bahkan lebih.
Rasa syukur itu bisa ditunjukkan dengan keseriusan dan kegigihan menjalani perkuliahan, bukan banyak nongkrong dan bermain. Abdur Rozaki juga mengajak Mahasiswa baru untuk mendalami tradisi spiritual keagamaan, banyak berzikir dan bermunajat kepada Allah SWT, mengawali setiap kegiatan keseharian dengan shalat Dhuha, serta banyak banyak melakukan shalat hajat, karena semua unsur pengembangan keduniawian terpusat pada Keilahian. Seluruh pimpinan UIN Sunan Kalijaga berharap Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dapat meraih masa depan yang cemerlang, sukses dunia dan akhirat, bermanfaat bagi masyarakat banyak, bangsa dan negara, serta membanggakan orang tua.
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga diharapkan dapat berwasilah kepada Sunan Kalijaga, karena Sunan Kalijaga dapat meneladani Akhlak Karimah Rosulullah Muhammad SAW. Dan tradisi spiritual Sunan Kalijaga memayungi keanekaragaman Indonesia. Sunan Kalijaga selalu berpijak pada dzikir dan do’a dalam mengembangkan budaya lokal. Pengembangan keilmuan dan agama yang integratif –interkonektif di kampus UIN Sunan Kalijaga menjadi wasilah dari Sunan Kalijaga untuk melahirkan alumni-alumni ilmuwan yang ulama.
“Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga harus terbuka, rendah hati, tekun belajar, tidak sombong, mencintai kampus, mencintai Indonesia, berpikir positif, menjadi problem solver bukan menjadi tukang protes, untuk masa depan Indonesia yang Baldatun Toyyibatun Warobbun Ghofur. Nikmati PBAK dengan keceriaan, tak ada bentak-bentak dari senior,” demikian ajak Dr. Abdur Rozaki.
Senada dengan Wakil Rektor 3, ketua panitia Mahasiswa, Abi Dimyati dan Presiden Mahasiswa Syaidur Rahman Al Hudzaifi mengajak Mahasiswa baru untuk gigih mengasah intelektualitas, spiritualitas, dan lantang bersuara, agar menjadi generasi yang tangguh. “Ikuti seluruh agenda PBAK dengan full senyum dan riang gembira. Selalu ingat amanah orang tua, ingat!!! Orang tua kita banting tulang agar dapat menguliahkan anaknya,” demikian tegas Abi dan Syaidur Rahman.
Sementara itu acara talkshow bertempat di gedung Prof. H.M. Amin Abdullah, diisi materi: Keragaman Kebangsaan Melalui Spirit Keislaman Rahmatan Lil Alamin oleh Staff Ahli Menteri Agama Bidang Hukum dan HAM, Prof. Dr. H. Abu Rokhmad. Kemudian materi upaya mencegah Kekerasan Seksual di Lingkungan Kampus oleh Ketua Pusat Studi Pengarusutamaan Gender dan Hak Anak UIN Sunan Kalijaga, Dr. Witriani, M.A. Karakter Keilmuan dan Kode Etika Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga oleh Wakil Rektor 3, bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, Dr. Abdur Rozaki. Kampus inklusi UIN Suka dan profil Pusat Layanan Difabel oleh Ketua Pusat Layanan Difabel UIN Sunan Kalijaga.
Dalam paparannya Dr. Witriani antara lain menyoroti masih tingginya kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi, dan korbanya tidak melapor (hasil investigasi konsorsium yang beranggotakan awak media dan 179 anggota sivitas akademika dari 79 perguruan tinggi yang tersebar di 29 kota di Indonesia. Kekerasan Seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang, dan/atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, dan/atau fungsi reproduksi, secara paksa, atau bertentangan dengan kehendak seseorang serta dalam kondisi seseorang itu serta tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas karena ketimpangan relasi kuasa dan/ atau relasi gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan atau kesengsaraan secara fısik, psikis, seksual bagi korban. Untuk mencegah dan menghindari kekerasan seksual menurut Witri diperlukan sikap pertahanan diri yang kuat, asertif, serta pemahaman mengenali bentuk dan model kekerasan seksual , menghindari relasi (pertemanan, pacaran) yang toxic, bucin, menjalin pertemanan yang sehat, konstruktif dan produktif, melapor jika mengalami segala bentuk kekerasan seksual.
Sementara landasan yuridis untuk menjerat pelaku kekerasan seksual adalah: UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual 2022, SK Dirjen Pendis tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi (2019), Permendikbud no 30 tahun 2021: Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi, dan PMA tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di satuan pendidikan (proses), demikian papar Witri.
Hari pertama PBAK diakhiri dengan pengenalan Organisasi Mahasiswa, Unit Kegiatan Mahasiswa, dan berbagai lomba yang diikuti oleh mahasiswa baru. (Tim Humas)