Awal Bersama Akhir Berbeda

Ditulis oleh Prof. Dr. Susiknan Azhari, Guru Besar Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Founder Museum Astronomi Islam.

Setiap menjelang awal Ramadan masyarakat muslim selalu bertanya kapan awal Ramadan dimulai dan diakhiri. Pertanyaan ini penting dimunculkan karena terkait pelaksanaan awal salat tarawih dan Idul Fitri. Bagi umat Islam Awal Ramadan dan Idul Fitri tidak semata-mata terkait persoalan ibadah tetapi menyangkut aspek sosial dan ekonomi. Biasanya sebelum puasa Ramadan dimulai jauh-jauh hari sudah memikirkan kapan harus mudik ke kampung halaman.

Bagi keluarga besar yang memilki tanggung jawab yang banyak tentu wajar memikirkan jadwal mudik sejak awal karena terkait harga tiket dan meninggalkan pekerjaan. Bahkan bagi para santri yang kalender akademik pondoknya menggunakan kalender hijriah tentu juga mengalami kesulitan ketika terjadi perbedaan dalam menentukan awal Syawal. Disinilah arti penting kehadiran kalender Islam pemersatu yang dapat dipedomani bersama.

Di Indonesia hingga bulan Syakban 1444 H telah terjadi perbedaan sebanyak tiga kali yaitu Safar, Jumadil Awal, dan Syakban. Pada kalender yang beredar di masyarakat perbedaan awal Syakban 1444 terjadi pada Kalender Muhammadiyah, Taqwim Turki, Taqwim Ummul Qura Saudi Arabia, dan Taqwim Mesir yang menetapkan awal Syakban 1444 H jatuh pada hari Selasa, 21 Februari 2023 M. Sementara itu Almanak PB NU, Kalender Hijriah Indonesia (Kemenag RI), Taqwim JAKIM (Malaysia), Kalender MUIS (Singapore), dan Taqwim Brunei Darussalam menetapkan awal Syakban 1444 H jatuh pada hari Rabu, 22 Februari 2023 M.

Pada tingkat global sebagaimana dijelaskan oleh website "Islamic Crescents Observation Project", terdapat 12 negara yang menetapkan awal Syakban 1444 H jatuh pada hari Selasa 21 Februari 2023. Negara-negara dimaksud, yaitu Bahrain, Mesir, Irak, Kuwait, Libya, Palestina, Qatar, Saudi Arabia, Tunisia, Turkiye, Uni Emirat Arab, dan Yaman. Sementara itu yang menetapkan awal Syakban 1444 jatuh pada hari Rabu, 22 Februari 2023 M terdapat 13 negara, yaitu Al-Jazair, Banglades, Brunei Darussalam, India, Indonesia, Iran, Jordan, Malaysia, Mauritania, Maroko, Oman, Pakistan, Inggris.

Meskipun awal Syakban 1444 terjadi perbedaan. Awal Ramadan 1444 akan dimulai secara serentak pada hari Kamis 23 Maret 2023. Bagi kelompok yang memulai awal Syakban 1444 jatuh pada hari Selasa 21 Februari 2023 umur bulan Syakban 1444 adalah 30 hari, sedangkan kelompok yang menetapkan awal Syakban 1444 jatuh pada hari Rabu 22 Februari 2023 umur bulan Syakban 1444 adalah 29 hari. Dengan kata lain kelompok yang umur bulan Rajab 29 hari umur bulan Syakban adalah 30 hari. Sebaliknya bagi kelompok yang umur bulan Rajab 30 hari maka umur bulan Syakban menjadi 29 hari.

Kasus perbedaan di atas akan terus berulang. Khususnya dalam penentuan awal Syawal 1444 H nanti. Kehadiran kriteria Neo-Visibilitas Hilal MABIMS belum bisa menyelesaikan perbedaan bahkan membuka jurang perbedaan lebih besar, mengapa? Kehadiran kriteria baru belum menyentuh substansi penyatuan kalender Islam. Kehadirannya sebatas "memperbarui" kriteria lama agar lebih sesuai tuntutan zaman, sedangkan implementasi sama seperti sebelumnya. Argumentasi yang sering dikemukakan kriteria baru untuk mengapresiasi pengguna rukyat. Kasus awal Syawal 1443 yang lalu membuktikan perumusan kriteria baru masih menyisakan permasalahan.

Berdasarkan data hasil hisab ijtimak awal Syawal 1444 H terjadi pada hari Kamis 20 April 2023 pukul 11.12.25 WIB. Ketinggian hilal antara 0° 51' 24" sampai 2° 21' 39" dan elongasi antara 1° 28.72' sampai 3° 5.41". Bagi pengguna kriteria hisab hakiki Wujudul Hilal data tersebut sudah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan sehingga awal Syawal 1444 H jatuh pada hari Jum'at 21 April 2023, sedangkan pendukung Neo-Visibilitas Hilal MABIMS menganggap belum memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Lalu bagaimana para pemburu hilal dan sidang Isbat Awal Syawal 1444 H? Apakah kejutan akan terjadi lagi seperti tahun lalu?. Secara teori tidak mungkin sehingga tanggal 1 Syawal 1444 jatuh pada hari Sabtu bertepatan tanggal 22 April 2023 dan lebaran akan dilaksanakan secara berbeda.

Artikel ini telah terbit pada Kedaulatan Rakyat, edisi 14 Maret 2023.

Baca juga: Harlah Satu Abad NU dan Penyatuan Kalender Islam

Kolom Terkait

Kolom Terpopuler