Spirit Keindonesiaan UIN Sunan Kalijaga
Di era kepemimpinan Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. UIN Sunan Kalijaga terbilang aktif dan produktif menginisiasi berbagai kegiatan ilmiah dan non ilmiah yang berhubungan erat dengan penguatan pancasila dan bela negara. Bahkan, untuk menopang inisiatif tersebut, sejak berdirinya IAIN Sunan Kalijaga dan berubah menjadi UIN, baru kali ini dibentuk lembaga khusus yang bernama Pusat Studi Pancasila dan Bela Negara yang menjadi perpanjangan ide dan gagasan pimpinan dalam meneguhkan spirit keindonesiaan.
Sebagai perguruan tinggi keagamaan islam, tentu menjadi keunikan tersendiri bagi UIN Sunan Kalijaga menaruh perhatian besar terhadap penguatan pancasila dan bela negara. Selain bertanggung jawab bagi pengembangan ilmu keagamaan dan keilmuan lain yang dipelajari secara integratif dan interkonektif maupun penguatan spirit akademik dan keilmiahan yang menjadi pondasi intelektualitas, kepedulian pimpinan UIN Sunan Kalijaga sejak 2016 terhadap pancasila dan bela negara cukup produktif dan masif.
Hal ini bisa dicermati dari berbagai kegiatan seperti pekan pancasila dan bela Negara di tahun 2018 yang menyemarakkan lingkungan UIN Sunan Kalijaga dengan aneka macam kegiatan yang melibatkan berbagai kalangan seperti pelajar, mahasiswa, ilmuwan, pejabat, dan elemen lainnya yang datang dari berbagai penjuru tanah air dan manca negara. Selain itu, berbagai kegiatan lain yang berkaitan erat dengan penguatan spirit keindonesiaan selalu dilaksanakan baik secara sistematis maupun sporadis.
Hemat penulis, ada dua hal penting yang menjadi alasan mengapa UIN Sunan Kalijaga begitu peduli bagi penguatan spirit keindonesiaan utamanya dalam hal berpancasila dan bela negara. Pertama, pentingnya penanaman nilai kebangsaan dan semangat nasionalisme sebagai basis pendidikan dan pengajaran yang harus ditanamkan tiada henti. Langkah ini mutlak dilakukan secara konstan dan konsisten, karena di tengah derasnya arus informasi yang menggelindingkan berbagai macam ideologi berhaluan radikalisme, bukan tidak mungkin secara diam-diam dapat menggerus sendi-sendi kebangsaan dan nasionalisme.
Terlebih ketika berbagai ciri ideologis yang diimport oleh pihak-pihak tertentu menawarkan “janji-janji kebahagiaan” yang dianggap lebih menenangkan. Tidak mustahil, semangat kebangsaan yang selama ini nampak kokoh melingkupi kehidupan masyarakat, perlahan-lahan akan goyah dan bisa jadi tergantikan oleh ideologi lain yang lamat-lamat mulai diyakini sebagian orang. Kenyataan ini bisa dicermati pada sebagian kelompok yang sudah berani mengibarkan bendera ideologinya baik yang dimotivasi oleh pandangan keagamaan, pandangan politik, pandangan budaya, dan lain sebagainya yang secara sosiologis dan yuridis bertolak-belakang dengan karakter keindonesiaan yang dilandasi oleh kebhinekaan. Tidak sedikit pula berbagai hasil penelitian yang melansir berbagai temuannya perihal ancaman radikalisme yang kian waktu semakin membesar kiprah serangannya.
Kedua, di tengah gempuran pemikiran yang bercorak puritan dan selalu mengedepankan pembenaran ajaran secara sepihak, serta diimbuhi oleh riak-riak pembangkangan terhadap tatanan keindonesiaan yang selama ini sudah dilandasi oleh Pancasila dengan segala derivasi nilai kebangsaannya, UIN Sunan Kalijaga perlu menjadi garda terdepan dalam mentransmisikan dan memprofilerasi corak pengetahuan keindonesiaan dan paham keagamaan yang inklusif dan moderat.
Berbagai khazanah keindonesian dan keberagamaan yang mengedepan nilai-nilai kearifan, kebersahajaan, dan kerukunan dalam menyikapi berbagai persoalan perlu diformulasi sebagai proliferasi ide keindonesiaan dan keagamaan secara sistemik dan sistematis agar bisa diketahui dan difahami oleh kita dan terutama berbagai kalangan luar Indonesia. Bahkan, mozaik pemikiran Indonesia dan keagamaan yang dilatari oleh pengalaman masa lalu dan mengedepankan kebajikan umum perlu direaktulisasi secara terus menerus agar langkah ini dapat menjadi epistemologi relasional bagi penguatan peradaban keilmuan yang berciri keindonesiaan di masa kini dan mendatang.
Dari amatan ini, sangat beralasan mengapa UIN Sunan Kalijaga sangat getol menginisiasi terbentuknya pusat studi pancasila dan bela negara dan merancang berbagai kegiatan bernuansa kebangsaan lain baik secara sistematis dan sporadis. Sebagai PTKIN yang cukup tua dan mempunyai peranan penting bagi pengembangan keilmuan yang inklusif dan moderat, spirit keindonesiaan UIN Sunan Kalijaga yang sejak tahun 2016 ini diderivasi dalam berbagai kegiatan bercorak ilmiah maupun non-ilmiah akan menjadi sebuah tapak sejarah yang turut menentukan arah perjalanan bangsa ke depan.
Semoga jihad ilmiah penguatan pancasila dan bela negara yang dilakukan UIN Sunan Kalijaga menjadi amal jariyah yang bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa.
oleh : Dr. Fathorrahman, S.Ag., M.Si.
Dosen Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga