Renungan Akhir Tahun; Kenapa Do’a Tidak Terkabulkan
Oleh: Prof. Dr. Shihabuddin Qolyubi, Lc., M. Ag., (Guru Besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).
Renungan Akhir Tahun :
Kenapa Do’a Tidak Terkabulkan
Di penghujung tahun 2020 ini selayaknya kita sebagai pribadi ataupun sebagai kelompok sosial introspeksi atau muhasabah apa yang telah kita lakukan selama ini. Apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan?, atau ada hal-hal yang melenceng dari apa yang diinginkan?.
Mungkin bisa diambil salah satu fenomena, yaitu doa. Di awal tahun biasanya kita berdoa dengan penuh harapan akan terkabulnya doa itu, tetapi sampai penghujung tahun ini doa itu belum menjadi kenyataan.
Fenomena seperti ini, pernah terjadi pada penduduk kota Bashrah yang sempat menanyakannya kepada Ibrahim bin Adham:
"Wahai Ibrahim, Allah SWT berfirman dalam Alquran:
ادعوني أستجب لكم
Berdoalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagi kalian'." (QS Ghafir: 60)
kami sudah lama berdoa kepada Allah, namun doa kami tidak dikabulkan?" Lantas Ibrahim bin Adham menjawab: "Hai orang-orang Basrah, hati kalian telah mati (tertutup) dalam sepuluh hal:
Pertama: Kalian mengenal Allah, namun kalian tidak memenuhi hak-Nya.
Kedua: Kalian telah membaca Alquran, namun kalian tidak berprilaku berdasarkannya.
Ketiga: Kalian mengklaim cinta Rasulullah SAW, namun kalian tidak melaksanakan Sunnahnya
Keempat: Kalian mengaku memusuhi Setan, namun kalian banyak berprilaku yang selaras dengan kemauan Setan.
Kelima: Kalian mencintai dan mengharapkan Surga, namun kalian tidak beramal yang bisa mengarahkannya ke Surga.
Keenam: Kalian takut api Neraka, namun kalian mempertaruhkan diri kalian yang mengakibatkan masuk ke dalamnya.
Ketujuh: Kalian berkata bahwa kematian adalah hak, namun kalian belum siap menghadapinya.
Kedelapan: Kalian sibuk mempermasalahkan kesalahan orang lain, namun kalian tidak mau meninggalkan kesalahnmu sendiri
Kesembilan: Kalian makan makanan yang telah Allah anugerahkan, namun kalian tidak mau mensyukurinya.
Kesepuluh: Kalian mengubur orang-orang mati, namun kalian tidak mengambil pelajaran darinya.
Demikian sebagaimana diungkapkan Ibrahim bin Adham tokoh Sufi dari Balkh (Afghanistan) wafat 160 Hijriyah/777 Masehi. Apakah kondisi kita sekarang seperti kondisi penduduk Bashrah waktu itu?
Rasulullah SAW bersabda: Tiada seorang muslim pun yang berdoa dan memohon (kepada Allah Ta’ala) dengan doa yang tidak mengandung dosa (permintaan yang haram), atau pemutusan hubungan dengan keluarga/kerabat, kecuali Allah akan memberikan baginya dengan (sebab) doa itu salah satu dari tiga hal berikut ini:
1. Boleh jadi doa akan segera dikabulkan,
2. atau Allah akan menyimpannya untuk kebaikan (pahala) baginya di akhirat,
3. atau akan dihindarkan darinya keburukan (bencana) yang semisal dengannya.
” Para sahabat radhiyallahu ‘anhum berkata, “Kalau begitu, apakah kami terus memperbanyak (doa kepada Allah)?” Rasulullah SAW bersabda, “Allah memiliki lebih banyak (daripada yang kalian minta). (Shahih At-Targhib wat-Tarhib”, hadits no. 1633).
Ibn Taymiyyah bependapat: Doa yang tidak mengandung permusuhan akan diijabah Allah. Bahwasanya isi permintaan dalam doa itu sendiri terkadang bisa berbahaya, baik kepada si pendoa itu sendiri maupun kepada diri orang lain. Allah Mahadekat Mahamengbulkan doa. Dia lebih sayang kepada hambanya dari pada orang tua kepada anaknya. Dia Mahamulia dan Mahapenyayang, jika diminta sesuatu dan sesuatu yang diminta itu tidak baik jika diberikan kepada hambanya maka Dia berikan yang sepadan dengannya. Seperti yang diperbuat orangtua , jika seorang anak meminta seuatu yang tidak layak baginya maka akan diberikan seuatu yang mirip dan layak baginya. Allah SWT memilki contoh yang sangat agung. (Majmu’ al Fatawa).
Dengan demikian makna ijabah doa itu ada bermacam. Bisa berarti diperolehnya yang diminta sesuai dengan waktu yang diminta. Bisa berarti diijbahanya di waktu lain, karena ada hikmah di balik penundaan itu. Bisa juga berarti menghindari kerusakan lalu diberinya sesuatu yang lebih baik dari yang dimintanya. Bisa juga berarti ditabung untuk hari Akhirat pada waktu sangat dibutuhkan banyak pahala. Namun jangan berpikir bahwa seluruh anugerah Allah diberikan karena kemuliaan hamba kepada-Nya, melainkan karena sifat-Nya Yang Rahman dan Rahim (Mahapengasih dan Mahapenyayang) kepada hamba-Nya.
Semoga di Tahun Baru ini Allah SWT mengijabah doa kita, antara lain segera berakhirnya musibah covid ini. Allah Mahakuasa dan Mahamendengar doa hamba-Nya. Amin