UIN Sunan Kalijaga akan Berikan Penganugerahan Gelar Kehormatan untuk Tiga Tokoh Besar Dunia

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah rumah bagi semua iman. Tempat yang nyaman bagi semua agama, tradisi, mazhab, dan sepenuhnya mendukung prinsip keragaman kebhinekaan serta menghargai perbedaan. UIN Sunan Kalijaga sebagai bentuk apresiasi dan bukti nyata dalam mendukung perdamaian dan moderasi beragama, akan memberikan gelar kehormatan doctor honoris causa kepada perwakilan kelompok umat beragama yaitu untuk Agama Katolik kepada Paus Fransiskus yang didelegasikan kepada Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot, M.C.C.J, Presiden Dewan Kepausan untuk Dialog Antaragama Takhta Suci di Vatikan. Kedua, diberikan kepada 2 organisasi Islam utama di Indonesia yang menjadi pilar bangsa yaitu Nahdlatul Ulama, yakni KH. Yahya Cholil Staquf selaku Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan yang ketiga, diserahkan kepada Ketua PP Muhammadiyah Periode 2005-2010, dr. Sudibyo Markus, M.B.A., mewakili dari organisasi Muhammadiyah. Penganugerahan tersebut bakal digelar di Gedung Prof. H.M Amin Abdullah atau Multipurpose UIN Sunan Kalijaga, Senin (13/2) mendatang.

Sebagai upaya untuk menyosialisasikan agenda besar ini, UIN Sunan Kalijaga berkunjung ke Tribun Jogja dan SKH Kedaulatan Rakyat (KR), Senin (30/1). Kunjungan yang diikuti oleh Kepala Bagian Humas dan Tata Usaha, Muhammad Mahyudin, S.H., M.A., beserta staf,Ketua Kantor International Office/Center for Developing Cooperation and International Affairs (CDCIA) , Ambar Sari Dewi, Ph.D., dan Dosen FISHUM yang juga sebagai tim Media dan Humas Penganugerahan Gelar Dr.HC., Dr. Bono Setyo, M.Si.,ini disambut oleh bagian Redaksi Tribun Jogja dan Kedaulatan Rakyat (KR) Yogyakarta. dengan hangat dan penuh kekeluargaan.

Ketua International Office/Center for Developing Cooperation and International Affairs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ambar Sari Dewi, S.Sos., M.Si., P.hD. mengatakan penganugerahan gelar kehormatan tersebut merupakan bentuk apresiasi dan bukti nyata UIN Sunan Kalijaga dalam mendukung perdamaian dan moderasi beragama.

"Sebelumnya UIN Sunan Kalijaga sudah pernah memberikan gelar kehormatan kepada beberapa tokoh dan Ini menjadi yang keempat kalinya, sekaligus menjadi bukti nyata dan apresiasi kami dalam mendukung prinsip keragaman kebhinekaan, serta menghargai perbedaan," kata-nya saat berkunjung ke Tribun Jogja, Senin (30/1).

Ia menyebut masing-masing tokoh memiliki kekhasan dan karakteristik yang bisa menjadi contoh berkaitan dengan toleransi dan kemanusiaan, khususnya hubungan antaragama. Sehingga diharapkan dapat memberikan teladan kepada masyarakat.

"Melalui penganugerahan Doctor Honoris Causa kepada Katolik, kepada Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ini merupakan simbol dari keragaman menghargai perbedaan," ujar Sekretaris acara Penganugerahan Dr.HC tersebut.

Sementara itu, Dosen FISHUM UIN Sunan Kalijaga sekaligus Tim Media dan Humas Acara Penganugerahan Dr. HC, Dr. Bono Setyo, M.Si. menambahkan media memiliki peranan penting untuk menggaungkan keberagaman.

"Dukungan media sangat kami harapkan, sehingga gaung acara ini tidak hanya lokal Yogyakarta saja, tetapi juga nasional dan global. Sehingga moderasi beragama ini lebih digalakan, supaya tercipta harmoni dan toleran di masyarakat," imbuh-nya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr. Phil Al Makin, M.A., pada kesempatan yang lain menyampaikan bahwa prinsip moderasi beragama tidak bisa dilepaskan dari prinsip keragaman orang moderat yang menghargai agama lain, menghargai mazhab lain, menghargai iman lain, organisasi keagamaan lain, umat lain dan kelompok lain.

Maka melalui penganugerahan Doctor Honoris Causa kepada Katolik kepada Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah ini merupakan simbol dari keragaman menghargai perbedaan. Semoga melalui penganugerahan gelar kehormatan ini dapat memberikan impact internasionalnya sehingga Islam Indonesia memberi warna di dunia dan terbukti Islam Indonesia ini Islam yang ramah pada budaya tradisi.

Impact Geopolitik global ini diharapkan juga sekaligus menghargai dan mengangkat peran Indonesia supaya berperan lebih di dunia, terutama Islam. Negara kita, Indonesia, sangat unik, sangat tidak sama dengan Islam di tempat lain dan diharapkan Islam di Indonesia memberi kontribusi pada perdamaian, prinsip keragaman, prinsip persaudaraan antar manusia, diusulkan di UIN Sunan Kalijaga melalui penganugerahan gelar kehormatan pada perwakilan Katolik Vatikan, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

“Kita tidak bisa menyeragamkan semuanya dan membuat semuanya sama, tetapi melihat dan memahami bahwa dengan berbeda kita tetap bisa bersama-sama. Tidak ada unsur untuk konversi menyamakan dan menyeragamkan iman dan tradisi.” demikian tutur Rektor Al Makin.

Penganugerahan ini juga merupakan simbol dari beragamnya Agama di Indonesia yang secara resmi ada 6 agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu dan bertambah dengan banyaknya kelompok di luar 6 agama tersebut. Demikianlah unsur yang berbeda namun tetap terjaga, dengan anugerah honoris causa ini sekaligus juga menegaskan makna keragaman.

“UIN Sunan Kalijaga berharap melalui penganugerahan gelar kehormatan honoris causa ini dapat menegaskan posisi peran Indonesia di mata dunia, memberikan inspirasi dan dorongan bagi generasi saat ini untuk terus berjuang dalam membangun solidaritas dan kemanusiaan antar bangsa dan agama.” pungkasnya. (Weni/Ihza)