Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar
Sidang Senat Terbuka dalam rangka Wisuda Periode III Tahun Akademik 2024/2025
pada Selasa (27/5/2025). Kegiatan berlangsung di Gedung Multipurpose dan dibuka
secara resmi oleh Ketua Senat Universitas, Prof. Dr. Kamsi. Sebanyak 623
wisudawan dari empat fakultas dikukuhkan pada prosesi akademik tersebut.
Para wisudawan berasal dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya (94
orang), Fakultas Syariah dan Hukum (230 orang), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (220 orang), serta Fakultas Sains dan Teknologi (79 orang). Prosesi
wisuda berlangsung dalam suasana khidmat dan penuh semangat akademik.
Dalam pidato akademiknya, Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi
Hasan menyampaikan bahwa wisuda merupakan titik kulminasi dari proses
pendidikan tinggi yang multidimensional, meliputi aspek intelektual, spiritual,
dan emosional. Rektor menyampaikan apresiasi kepada para lulusan serta
penghargaan khusus kepada orang tua dan wali mahasiswa atas kontribusi dan dukungan
yang berkelanjutan.
Prof Noorhaidi juga menegaskan bahwa menempuh pendidikan
tinggi bukan semata-mata menerima seluruh proses transmisi akademik, lebih dari
itu, mahasiswa juga mengalami proses penempaan diri yang sesungguhnya. “Penempaan itu meliputi aspek akademik, mental, kepribadian,
sosial-budaya, hingga kepemimpinan,” tutur Rektor. Menurutnya, rangkaian proses
tersebut secara simultan membekali para lulusan untuk menghadapi kehidupan yang
tidak hanya menjanjikan berbagai peluang, tetapi juga sarat dengan tantangan
multidimensional.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor juga memaparkan sejumlah langkah strategis kelembagaan, termasuk pengembangan Kampus II UIN Sunan Kalijaga di Pajangan, Bantul, yang dirancang sebagai forest campus berbasis knowledge ecosystem yang inklusif dan partisipatif. Kampus ini ditujukan untuk menjadi pusat pembelajaran dan riset yang bersinergi dengan masyarakat dan lingkungan
Figur yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pascasarjana ini,
juga menegaskan komitmen universitas dalam memperluas akses pendidikan tinggi
secara merata. “Kami juga sangat berkomitmen untuk memberikan dan memperluas
akses pendidikan tinggi kepada seluruh komponen masyarakat. Menerima mahasiswa
dari semua jalur tanpa membedakan latar belakang apapun,” ujarnya. Bahkan UIN
Sunan Kalijaga adalah kampiun dalam mengembangkan pendidikan inklusif yang
memberikan pemihakan dan perhatian seksama kepada para difabel.
Komitmen UIN Sunan Kalijaga dalam pendidikan inklusif bukan sekadar
retorika. Hal ini terbukti secara konkret pada prosesi wisuda Periode III Tahun
Akademik 2024/2025, di mana penyelenggaraan menampilkan bahasa isyarat sebagai
bagian dari upaya menjamin aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
Menutup pidatonya, Rektor menegaskan komitmen institusi untuk terus
bergerak maju dan memastikan UIN Sunan Kalijaga menjadi perguruan tinggi
unggul, terkemuka, dan mendapatkan reputasi global.
Pada kesempatan tersebut, universitas juga memberikan penghargaan
kepada sejumlah wisudawan terbaik jenjang sarjana, magister, dan doktoral
berdasarkan Keputusan Rektor No. 73.3 Tahun 2025. Mereka dinilai berdasarkan pencapaian
akademik dan efisiensi masa studi. Di antaranya adalah: Pada jenjang sarjana,
UIN Sunan Kalijaga memberikan penghargaan kepada empat wisudawan terbaik
berdasarkan capaian akademik dan efisiensi masa studi. Enika Maya Oktavia dari
Program Studi Hukum Tata Negara, Fakultas Syariah dan Hukum, tercatat sebagai
lulusan dengan indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi, yaitu 3,98, yang
diraihnya dalam waktu 3 tahun 4 bulan 13 hari. Sementara itu, Dina Millatina
dari Program Studi Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi, berhasil
menyelesaikan studinya dengan IPK 3,89 dalam waktu 3 tahun 6 bulan 3 hari.
Prestasi serupa juga ditorehkan oleh Jihan Dhiya Faridah dari Program Studi
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, yang lulus dengan IPK 3,91 dalam
masa studi 3 tahun 4 bulan 10 hari. Adapun Hasna Hanifah Safitri dari Program
Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, menyelesaikan
studinya dengan IPK 3,92 dalam waktu 3 tahun 5 bulan 25 hari.
Adapun jenjang magister, predikat Wisudawan Terbaik Tercepat diraih oleh Syahda A’immatul Mahdiyyah (Magister Bahasa dan Sastra Arab, FADIB) dengan IPK
3,89 dan studi 1 tahun 11 bulan 23 hari; Ade Umar Ramadhan (Prodi Informatika,
FST) dengan IPK 3,94 dalam 1 tahun 4 bulan 22 hari; Itsna Neyla (Magister Ilmu
Syariah, FSH) dengan IPK 3,96 dalam 1 tahun 5 bulan 28 hari; serta Indrawati
(Magister PIAUD, FITK) yang meraih IPK 3,98 dalam 1 tahun 10 bulan 30 hari.
Sementara itu, dari jenjang doktoral, Achmad Sopian dari Prodi Pendidikan Agama
Islam, FITK, berhasil menyelesaikan studi doktoralnya dalam 3 tahun 4 bulan 21
hari dengan IPK 3,83.
Sementara itu, Enika Maya Oktavia, menyampaikan pidato mewakili
seluruh wisudawan. Enika menuturkan refleksi akademik dan personal yang sarat
makna, menggambarkan perjalanan intelektual dan transformasi diri selama
menempuh pendidikan di UIN Sunan Kalijaga. Enika mengangkat narasi pribadi
sebagai anak dari ibu tunggal lulusan SMP, untuk menegaskan bahwa latar
belakang bukanlah determinan keberhasilan akademik. “Hari ini saya berdiri
bukan hanya sebagai wisudawan, tetapi sebagai saksi dari keajaiban harapan.
Bahwa mimpi sederhana dari seorang anak perempuan dapat menjadi nyata, bukan
karena saya istimewa, melainkan karena adanya tangan-tangan kasih yang menopang
di balik layar.” ungkapnya.
Enika mengungkapkan bagaimana UIN Sunan Kalijaga telah menjadi
ruang pembebasan sekaligus pemberdayaan, yang memungkinkan dirinya menemukan
komunitas akademik, jatuh cinta pada dunia ilmu, menulis, dan meneliti. Ia
menyebutkan pengalamannya menerbitkan artikel ilmiah terindeks SINTA 2, menjadi
juara dalam kompetisi debat pemilu yang diselenggarakan Bawaslu, serta sidang
semu konstitusi oleh Mahkamah Konstitusi, sebagai bagian dari dinamika
intelektual yang ia alami. Puncak refleksi intelektualnya terjadi saat ia
terlibat langsung dalam pengujian undang-undang (judicial review), yang
menurutnya membuktikan bahwa teori dalam ruang kelas dapat bertransformasi
menjadi kekuatan advokasi nyata bagi masyarakat.
Menutup pidatonya, Enika menyampaikan apresiasi mendalam kepada
orang tua, dosen, dan seluruh sivitas akademika. Ia juga mengajak para wisudawan tidak hanya membawa bekal pengetahuan, tetapi juga mengedepankan akhlak
dan kontribusi sosial. “Setelah ini, kita akan berenang di samudra kehidupan
yang sesungguhnya. Tapi saya percaya, kampus ini telah menempa kita menjadi
pelaut tangguh yang siap mengarungi arus samudera,” pungkasnya.
Di tengah hiruk-pikuk dunia yang terus berubah, ini menegaskan
bahwa UIN Sunan Kalijaga tidak hanya melahirkan sarjana, tetapi juga
insan-insan tangguh yang siap menebar kebermanfaatan di mana pun mereka berada. (humassk)