Yogyakarta – Di balik
kemeriahan prosesi wisuda UIN Sunan Kalijaga, ada denyut kehidupan yang tak
kalah menggembirakan—denyut ekonomi masyarakat kecil yang ikut tumbuh dan
bergerak. Setiap kali kampus ini menggelar wisuda, bukan hanya para sarjana
yang menuai hasil perjuangan akademiknya, tetapi juga para pedagang, pelaku
usaha kecil, penyedia jasa, hingga pemilik penginapan yang turut merasakan
dampaknya.
UIN Sunan Kalijaga telah lama menyadari bahwa universitas
bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga harus menjadi sumber kehidupan
bagi masyarakat di sekitarnya. Dalam setiap kegiatan, termasuk wisuda,
universitas ini berkomitmen agar hadir membawa manfaat yang nyata. Wisuda pun
tidak lagi semata seremoni akademik, tetapi menjadi momentum perputaran ekonomi
rakyat.
Sejak pagi, halaman kampus mulai dipadati oleh para
pedagang—menjajakan makanan ringan, minuman, bunga, suvenir, hingga jasa
fotografi keliling. Warung makan di sekitar kampus ramai dipenuhi keluarga
wisudawan, penginapan penuh, dan permintaan terhadap layanan sewa kendaraan
meningkat.
Salah satunya Mas Heri, fotografer keliling yang telah ikut
mengabadikan momen wisuda sejak puluhan tahun lalu. “Rata-rata saya bisa
menjual 20-an foto dengan harga 25 ribu per lembar. Alhamdulillah, bisa untuk
mencukupi kebutuhan sehari-hari,” ujarnya. Ia adalah salah satu dari ratusan
warga yang penghasilannya ikut terbantu oleh gelaran wisuda ini.
Tak hanya di dalam area kampus, geliat ekonomi juga terasa
di sekitar kawasan Sapen, Demangan, Gowok, Timoho, bahkan hingga ke wilayah
Sleman dan Bantul. Banyak warga membuka layanan sewa kost harian, menyediakan
makanan, hingga menjadi juru rias untuk wisudawan dan keluarganya. Kegiatan
akademik pun menjelma sebagai pengungkit ekonomi yang konkret.
Bagi UIN Sunan Kalijaga, inilah makna dari perguruan tinggi
yang berdampak. Ilmu yang dihasilkan di ruang-ruang kuliah tidak berhenti
sebagai konsep, melainkan hadir nyata dalam kehidupan masyarakat. Ketika sebuah
universitas mampu menumbuhkan ekonomi rakyat di sekitarnya, maka di sanalah
tampak keberhasilan yang sesungguhnya—bukan hanya dalam indeks reputasi, tetapi
dalam denyut kehidupan yang ikut terangkat.
Wisuda UIN Sunan Kalijaga pun menjadi bukti bahwa ketika
ilmu dan masyarakat berjalan beriringan, maka keberkahan tidak hanya dirasakan
di ruang sidang akademik, tetapi juga di warung, tenda, lorong kampus, dan hati
para pedagang kecil. Pendidikan sejati bukan hanya mencetak gelar, tetapi juga
menghidupkan kehidupan.(humassk)