8bd95803-655a-4f84-a331-3588d57f71ef.jpg

Kamis, 02 Oktober 2025 16:18:00 WIB

0

Menag Soroti Persoalan Perang dan Perubahan Iklim di MQK Internasional

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa agama harus hadir dalam menjawab tantangan global, termasuk krisis iklim dan konflik bersenjata. Pesan ini disampaikan ketika membuka Musabaqah Qira’atil Kutub (MQK) Internasional 2025 di Pesantren As’adiyah, Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (2/10/2025).

Untuk pertama kalinya, MQK digelar di level internasional dengan melibatkan peserta dari negara-negara ASEAN. Tahun ini, ajang tersebut mengangkat tema Merawat Lingkungan dan Menebar Perdamaian.

“Kalau perang setiap tahun menewaskan sekitar 67 ribu orang, maka dampak perubahan iklim jauh lebih besar, mencapai empat juta jiwa. Angka ini seharusnya membuat kita lebih waspada,” ujar Nasaruddin.

Menurutnya, kerusakan lingkungan tidak lepas dari sikap manusia yang abai terhadap alam. Karena itu, nilai-nilai agama harus dilibatkan dalam upaya merawat bumi. “Saatnya kita mengembangkan ekoteologi, yaitu kesadaran bersama antara manusia, alam, dan Tuhan,” katanya.

Menag menilai MQK bukan hanya arena perlombaan membaca kitab kuning, tetapi juga sarana diplomasi budaya. “Pesantren adalah pusat perdamaian. Islam Indonesia ingin dikenal dunia sebagai Islam yang ramah, bersahabat, dan menghargai budaya,” tuturnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menyebut ada tiga hal baru pada MQK tahun ini: pertama, untuk kali perdana melibatkan negara lain; kedua, seluruh proses berbasis digital, mulai dari seleksi hingga penilaian; ketiga, penyelenggaraan dilakukan di Indonesia Timur, tepatnya di Wajo.

Pembukaan berlangsung meriah dengan pertunjukan seni Bugis-Makassar oleh santriwati As’adiyah dan orkestra tradisional. Ribuan warga hadir, menyaksikan momen yang disebut Menag sebagai “bersejarah”.

Sebanyak 798 santri dari seluruh Indonesia tampil sebagai semifinalis, ditambah 20 peserta dari tujuh negara ASEAN. Thailand dan Filipina ikut hadir sebagai pengamat.

Dalam sambutannya, Nasaruddin menyinggung masa kejayaan Islam pada era Khalifah Harun al-Rasyid yang melahirkan ilmuwan besar seperti Ibnu Sina, Al-Farabi, dan Ibnu Rusyd. Ia berharap MQK dapat memunculkan kembali generasi cendekiawan muslim yang tidak hanya mahir membaca kitab, tetapi juga mampu merespons persoalan zaman, dari perdamaian hingga kelestarian lingkungan.

Acara pembukaan dihadiri Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Andi Rosman, Wakil Gubernur Maluku Utara Sarbin Sehe, serta jajaran pejabat Kemenag dan ulama dari berbagai negara. Prosesi ditandai dengan penanaman pohon di halaman Pesantren As’adiyah.

Selain perlombaan, MQK Internasional 2025 juga diramaikan dengan Expo Kemandirian Pesantren, kegiatan Pramuka Santri, Halaqah Internasional, hingga Gerakan Ekoteologi. Malam harinya digelar Night Inspiration bersama sejumlah musisi nasional, sementara Fajar Inspiration menghadirkan tokoh-tokoh agama dan akademisi seusai salat Subuh berjemaah. (humassk)