100_20200411_WhatsApp_Image_2020-04-10_at_210605.jpeg
Plt. Rektor UIN Sunan Kalijaga Dr. Phil.Sahiron, M.A. memberikan paket bantuan kepada mahasiswa yang masih tinggal di Jogja.

Sabtu, 11 April 2020 15:03:18 WIB

0

Tanggap Covid-19, Komunitas Kartini UIN Sunan Kalijaga Beri Bantuan Kepada Ratusan Mahasiswa yang Masih Tinggal di Kos

Komunitas Kartini UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta memberikan bantuan kepada ratusan mahasiswa UIN yang terpaksa harus  tinggal di kos karena  dampak Covid 19.  Menyusul  surat Edaran Rektor  yang menghentikan perkuliahan tatap muka  dan menggantinya  dengan perkualiahan online, sejumlah mahasiswa terpaksa  bertahan di kos ataupun pondok,  dengan berbagai  alasan.  Namun setelah  beberapa minggu,  sebagian dari mereka  mulai  kesulitan logistik, kerena  terbatasnya kiriman uang hingga  ditutupnya tempat-tempat makan yang terjangkau. Bantuan yang diberikan oleh Komunitas Kartini UIN Sunan Kalijaga berupa  sembako senilai Rp103.800/orangnya. 
Menurut keterangan dari koordinator Komunitas Kartini, Dra. Labibah Zain,M.LIS , pemberian bantuan ini merupakan bentuk kepedulian dan respon cepat dari Komunitas Kartini. “Isinya beras, telur, mi, kecap, sabun, masker,  dan minyak goreng. Jadi itu yang ada. Ya tidak seberapa sih.. tetapi itu bentuk kepedulian kami dari Kartini yang  didukung oleh keluarga besar UIN Sunan Kalijaga. Karena yang nyumbang juga dari seluruh komponen yang ada di UIN Sunan Kalijaga,” terangnya saat diwawancarai (10/04/2020). 
Labibah menjelaskan bahwa gerakan ini merupakan gerakan spontan sebagai bentuk kepedulian   civitas akademika  UIN kepada para mahasiswa perantauan,  yang jauh  dari  kampung halaman . Bermula dari  iuran  komunitas  yang ada di Kartini, gerakan ini kemudian mendapat dukungan yang cukup massif dari berbagai pihak, mulai dari  Pimpinan Universitas dan Fakultas, dosen, tendik, hingga alumni UIN Sunan Kalijaga,  bahu membahu memberikan bantuan  dan dukungan , hingga  mahasiswa   yang terbantu cukup signifikan .  
Sebagaimana  ditambahkan oleh   Labibah,  pada awalnya, komunitas tidak berpikir   massifnya gerakan ini .  Setelah mahasiswa terdata,  ternyata  terdapat sekitar  1099 mahasiwa yang masih tinggal di kos (yogyakarta) dan butuh bantuan.  Maka mulailah para personil  Kartini bergerak, memanfaatkan  semua jaringan  yang ada, baik kelompok maupun personal  untuk menggalang donasi. Bantuan kemudian  dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama  Kartini membagikan  300 paket sembako  untuk para mahsiswa, termasuk mahasiswa asing yang kuliah di UIN .  Tahap kedua kemudian dibagikan 600  paket sembako, termasuk  mahasiswa pasca sarjana.  Sebagiamana dijelaskan oleh Labibah, kriteria mahasiswa  yang  mendapatkan bantuan ialah  mereka  yang  masih kos di Yogyakarta dan membutuhkan  logistik, jadi bukan pulsa,  atau kebutuhan tersier lainnya.. 
Bersama dengan anggota komunitas Kartini lainnya, Dra. Labibah Zain,M.LIS, menjalin komunikasi dengan Plt. Rektor Dr. Phil. Sahiron, M.A dan Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan Dr. Waryono, M.Ag. Bahkan Dr. Phil. Sahiron, M.A  berkenan meninjau langsung pendistribusian bantuan sembako kepada mahasiswa yang bertempat di KPN (Koperasi) UIN Sunan Kalijaga. 
Sebagaimana  ditambahkan oleh  Labibah,  pada awalnya, komunitas tidak berpikir   massifnya gerakan ini .  Setelah mahasiswa terdata,  ternyata  terdapat sekitar  1099 mahasiwa yang masih tinggal di kos (yogyakarta) dan butuh bantuan.  Maka mulailah para personil  Kartini bergerak, memanfaatkan  semua jaringan  yang ada, baik kelompok maupun personal  untuk menggalang donasi. Bantuan kemudian  dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama  Kartini membagikan  300 paket sembako  untuk para mahsiswa, termasuk mahasiswa asing yang kuliah di UIN .  Tahap kedua kemudian dibagikan 500  paket sembako, termasuk  mahasiswa pasca sarjana.  Sebagaimana dijelaskan oleh Labibah, kriteria mahasiswa  yang  mendapatkan bantuan ialah  mereka  yang  masih kos di Yogyakarta dan membutuhkan  logistik, jadi bukan pulsa,  atau kebutuhan tersier lainnya.. 
Pendataan mahasiswa oleh Komunitas Kartini masih mengalir. Bekerjasama dengan Wakil Dekan Bidang 3  masing-masing fakultas,  tim Kartini  kemudian memetakan  mahasiwa  yang akan diberi bantuan,  dengan mempertimbangkan  keterwakilan fakultas, prodi hingga  kemampuan ekonomi mahasiswa yang bersangkutan. 
Pada tahap pendistribusian, panitia yang bekerjasama dengan KPN UIN  Sunan Kalijaga, juga mempertimbangkan  aturan penanganan Covid 19.  Selain menjaga kebersihan dan menyediakan handsanitizer, pengambilan paket juga  menggunakan sistem drive-through  untuk menghindari  kerumunan,. 
Komunitas Kartini  berharap bahwa  kegiatan ini bisa menginspirasi orang lain, komunitas lain, ataupun  organisasi lain, untuk bisa mengadakan gerakan peduli kepada sesama, meski  dalam keadaan sulit.  Seperti yang  diungkapkan Labibah,”  kami  bekerja  online,  hampir 24 jam, masing-masing  bekerja dengan profesional, sesuai dengan keahlian masing-masing, Sementara ini yang sedang bertugas di komunitas kartini  ialah Dra. Labibah Zain,M.LIS,          Dr Witriani,M.Hum, Dr. Sunaryati,M.Si, Fatma Amilia,S.Ag, M.Si,  Dr. Inayah Rohmaniyah,M.A, Dr. Sri Sumarni,M.Pd, Dra Evi Septiani TH ,M.Si,  Prof Dr. Euis Nurlaelawati,M.A, Dr. Alimatul Qibtiyah, M.A, Prof. Dr. Marhumah, M.Ag, Dr Siti Ruhaini,M.A, Dr. Casmini,M.Si, Dr Nurus Sa'adah,M.Si,Psi, Dr. Ro'fah, M.A, Dr. Sriharini,M.Si, Dr. Sulistyaningsih,M.Si, Dr. Shofwatul Uyun, M.S.T, Vita Vitria,M.Ag, Dr. Sri Wahyuni,M.Ag, Dr. Lindra Darnela M.Hum, Nur Riani, SIP., M.A. Afni Khofsoh, S.Ag, M.Ag, Nora Saiva Jannana, M.Pd, Zusiana Elly Triantini,M.Si dan ibu-ibu dosen di UIN Sunan Kalijaga.  Sampai saat ini (10/04/2020)  selama 10 hari,  gerakan Kartini sudah bisa mendistribusikan  800 paket sembako dan sudah bisa melampaui target 100 juta rupiah. 
Lebih lanjut, Labibah juga berpesan kepada mahasiswa yang sedang belajar dari kos dan dari rumah untuk selalu tenang menghadapi persoalan ini tetapi, tetap harus waspada. “Apa saja yang dianjurkan teman-teman dari bidang kesehatan seperti harus selalu cuci tangan, kemudian tidak boleh menyentuh wajah, pokoknya kita harus tetap waspada dan ikuti petunjuk dinas kesehatan dan yang berwenang. Selain itu kita harus waspada dengan berita-berita yang berseliweran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Literasi informasi menjadi sangat penting, tetapi kemudian belajar di rumah kita nikmati saja dengan santai kemudian ada hikmahnya karena kita menjadi lebih dekat dengan keluarga,” imbuhnya. 
Sebagai informasi tambahan, Komunitas Kartini yang sudah terbentuk sejak 2 tahun lalu memang sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang bersifat pemberdayaan. Terutama bagi perempuan-perempuan dan isu disekitar UIN Sunan Kalijaga. Menurut Labibah Zain, Kartini terdiri dari terdiri dari para dosen perempuan dari semua Fakultas yang sering berkegiatan bersama, secara independen dan kreatif. 
Kegiatan-kegiatannya berkaitan dengan Empowering (pemberdayaan) perempuan mengadvokasi yang lemah dengan cara yang kreatif.  Kartini UIN Sunan Kalijaga juga pernah mengadakan baca puisi bersama yang diikuti oleh dosen perempuan yang isinya adalah menyebarkan nilai-nilai pemberdayaan perempuan dalam bentuk sajak. (tri-khabib/humas)