Nuansa hangat dan penuh kekeluargaan menyelubungi Gedung PAU Lantai 1 Kampus UIN Sunan Kalijaga pada Selasa (8/4/2025), dalam kegiatan Syawalan dan Halal Bihalal Keluarga Besar UIN Sunan Kalijaga. Kegiatan ini menjadi momentum istimewa untuk mempererat silaturahmi dan merefleksikan semangat baru pasca-Ramadan. Seluruh sivitas akademika saling berjabat tangan dalam nuansa keikhlasan, melepas segala khilaf dan menyatukan kembali hati yang sempat berjeda. Momen ini bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan sebuah peristiwa yang sarat makna, simbol pemulihan relasi, penguatan solidaritas, dan refleksi mendalam atas perjalanan spiritual selama Ramadan. Syawalan kali ini menjadi penanda kebangkitan semangat baru, mempererat simpul kebersamaan, serta memperteguh komitmen kolektif untuk terus melangkah maju dalam harmoni demi kemajuan institusi.
Acara ini dihadiri langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Noorhaidi Hasan, beserta para Wakil Rektor, Ketua dan Sekretaris Senat Universitas, Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan, segenap Dekan dan Wakil Dekan, serta seluruh pejabat di lingkungan UIN Sunan Kalijaga. Semakin istimewa dengan kehadiran tokoh-tokoh yang telah memberikan kontribusi besar bagi UIN Sunan Kalijaga, termasuk Prof. Dr. Amin Abdullah, Rektor UIN Sunan Kalijaga dua periode (2001–2010) yang turut memberikan hikmah Syawalan.dan juga hadir para ketua Senator terdahulu serta para mitra UIN sunan Kalijaga.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Sunan Kalijaga, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh sivitas akademika. Ia berharap momentum Syawalan ini menjadi ajang saling memaafkan dan memperkuat kebersamaan. "Mudah-mudahan segala khilaf kami diampuni dan dimaafkan oleh Bapak-Ibu semua. Kami juga mohon doa dan restu atas upaya-upaya kami untuk memajukan UIN Sunan Kalijaga," harapnya..
Lebih lanjut, Prof. Noorhaidi menegaskan pentingnya menjaga keseimbangan antara efisiensi dan inovasi dalam pengelolaan institusi pendidikan. Ia menyoroti bahwa prinsip efisiensi tidak boleh menjadi penghambat bagi tumbuhnya kreativitas dan inisiatif yang menjadi ruh dari dinamika kampus. “Efisiensi tidak boleh mematikan daya cipta dan langkah-langkah progresif dan kreativitas yang dibutuhkan untuk membawa kampus ini terus melaju,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya melanjutkan pengembangan kampus, khususnya pembangunan Kampus 2 dan pendirian Fakultas Kedokteran. “Dengan perjuangan dan restu semua pihak, semoga tahun depan kita sudah dapat menyaksikan berdirinya Fakultas Kedokteran di UIN Sunan Kalijaga,” ungkapnya penuh harap.
Figur yang juga Guru Besar dalam bidang Politik Islam Kontemporer, juga mengupas makna syawalan dalam perspektif antropologi, yang dapat dipahami sebagai bagian dari ritus peralihan (rites of passage) yang terdiri atas tiga tahapan utama: fase pemisahan (separation), ambang batas (liminality), dan penggabungan kembali (incorporation).
Fase awal dimulai dengan datangnya bulan Ramadan, yang menjadi momentum untuk membersihkan diri secara fisik dan spiritual. Selama bulan suci tersebut, individu berada dalam tahap liminalitas, yakni sebuah fase transisi yang penuh tantangan, refleksi, dan pendewasaan. Puncaknya terjadi pada Hari Raya Idul Fitri, di mana individu "terlahir kembali" dalam semangat baru, jiwa yang lebih bersih, serta komitmen yang diperbarui.
Tradisi Syawalan pasca-Idul Fitri melengkapi rangkaian transformasi ini. Ia tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga simbol penggabungan kembali individu dalam tatanan sosial yang lebih harmonis. “Dalam antropologi, ini adalah masa inkorporasi, kita terlahir kembali dengan jiwa baru, semangat baru, disiplin baru, dan niat baru untuk individu yang lebih maju dan juga institusi” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan Dr. Ali Sodiq, yang juga bertindak sebagai Ketua Penyelenggara, menyampaikan apresiasi atas partisipasi seluruh pihak. “Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak atas partisipasinya sehingga kegiatan Syawalan dan Halal Bihalal UIN Sunan Kalijaga kali ini berlangsung sangat meriah,” ucapnya.
Menambah dimensi kebermaknaan kegiatan, pelaksanaan Syawalan tahun ini turut dirangkaikan dengan program berorientasi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), melalui aksi simbolik penanaman satu juta pohon matao yang tersebar di Kampus 2, kawasan Lembah, serta halaman Gedung PAU. Inisiatif ini tidak hanya mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan, tetapi juga menjadi bentuk nyata kontribusi institusi dalam menjaga keberlanjutan ekosistem. “Ketika suatu saat pohon-pohon besar di sini telah menua dan tumbang, penggantinya telah disiapkan,” ujarnya
Rangkaian acara dilanjutkan dengan pembacaan Ikrar Syawalan yang dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan, Dr. Mochamad Sodik. Dalam suasana yang khidmat dan penuh kekhusyukan, seluruh hadirin mengikuti ikrar yang memuat pernyataan permohonan maaf, peneguhan komitmen untuk menjaga tali silaturahmi, serta semangat kolektif dalam membangun kebersamaan.
Kegiatan dilanjutkan dengan Hikmah Syawalan disampaikan oleh Prof. Dr. Amin Abdullah, yang kembali mengingatkan pentingnya menjaga spiritualitas dan integritas akademik dalam menjalani kehidupan kampus pasca-Ramadan.
Setelah Usai acara syawalan dilanjutkan dengan penanaman pohon matoa secara simbolis di halaman Gedung Saefuddin Zuhri UIN Sunan Kalijaga oleh Rektor Prof. Noorhaidi Hasan, Ketua Senat, dan Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan, didampingi oleh para Wakil Rektor, Sekretaris Senat, serta para Dekan.
Syawalan tahun ini tidak semata menjadi wadah silaturahmi dan refleksi spiritual, melainkan juga merepresentasikan komitmen kolektif UIN Sunan Kalijaga untuk terus bertumbuh sebagai institusi pendidikan tinggi yang adaptif, inklusif, dan berorientasi pada keberlanjutan, dan terus berkontribusi nyata bagi umat dan bangsa.(humassk)