Disertasi tentang Pengembangan Kurikulum Program Doktor PAI Berhasil Dipertahankan di FITK UIN Suka

Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta kembali meluluskan Doktor baru. Aida Hayani, promovenda yang berhasil mempertahankan disertasinya ini merupakan Doktor keenam yang dihasilkan oleh Program Studi PAI FITK UIN Sunan Kalijaga semenjak didirikan pada tahun 2017.

Dosen Universitas Alma Ata Yogyakarta ini berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Kurikulum Program Doktor: Studi pada Program Studi PAI di FITK UIN Sunan Kalijaga, UIN Maulana Malik, dan UIN Ar-Raniry.” Bertempat di Aula Pertemuan Lantai 3, gedung Pendidikan Profesi Guru (PPG) FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di Sambilegi, Ujian Promosi yang dilaksanakan pada 25/11/2022 ini masih dilakukan dalam suasana yang menekankan aspek protokol kesehatan mengingat pandemi masih terus terjadi di negara ini.

Bertindak sebagai Ketua Sidang adalah Wakil Dekan FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Abdul Munip, M.Ag., didampingi oleh Sekretaris Sidang Dr. Maemonah, M.Ag. yang merupakan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Promotor I adalah Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. (Guru Besar FITK UIN Sunan Kalijaga). Promotor II adalah Prof. Dr. Sukiman, S.Ag., M.Pd. (Guru Besar FITK UIN Sunan Kalijaga yang sekaligus merupakan Ketua Program Studi Doktor PAI FITK UIN Sunan Kalijaga). Di samping kedua promotor yang sekaligus bertindak sebagai penguji, ada empat penguji lainnya, yaitu: Dr. Andi Prastowo, M.Pd.I., Dr. Muhammad Fakhri Husein, S.E., M.Si., Dr. Suwadi, M.Ag., M.Pd., yang ketiganya merupakan Dosen UIN Sunan Kalijaga, dan Dr. Suyadi, M.Pd.I., yang merupakan Dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

Setidaknya, ada empat temuan penting dalam disertasi ini: Pertama, kurikulum PAI belum sepenuhnya fokus pada core bidang keahlian PAI karena para pemangku kebijakan tidak memahami core keilmuan PAI secara substansial serta belum sepenuhnya melibatkan pemangku kepentingan dalam menyusun kurikulum. Dari ketiga perguruan tinggi secara struktural umumnya sesuai dengan body of knowledge keilmuan Program Studi Doktor PAI (Aqidah, Akhlak, SKI, Fiqh, Al-Quran, dan Hadits). Secara substansial, Program Studi Doktor PAI UIN Sunan Kalijaga yogyakarta sudah sesuai. Sementara itu, UIN Maliki dan UIN Ar-Raniry belum sepenuhnya sesuai.

Kedua, desain kurikulum Program Studi Doktor di ketiga UIN dari sisi unsur KKNI sudah sesuai dengan tuntutan KKNI. Apabila dilihat dari sisi konten atau subtansi KKNI, UIN Sunan Kalijaga sudah memenuhi constructive alignment. Sementara itu, UIN Maliki dan UIN Ar-Raniry belum sepenuhnya memenuhi constructive alignment mulai dari profil lulusan prodi, deskripsi level 9 dalam KKNI, CPL, bahan kajian dan penetapan mata kuliah, proses pembelajaran dan penilaian. Hal ini dapat dilihat ketika diturunkan dalam mata kuliah belum sepenuhnya mengacu pada konstruk tersebut. Penyebabnya adalah ketidakpahaman terhadap body of knowledge Prodi serta belum sepenuhnya melibatkan pemangku kurikulum seperti pemangku kebijakan, mitra kerja sama, pengguna lulusan serta alumni.

Ketiga, implementasi kurikulum Program Studi Doktor PAI berbeda antara ketiga UIN. Dari segi perencanaan UIN Sunan Kalijaga dan UIN Ar-Raniry sudah sesuai dengan tuntutan KKNI. Sementara, UIN Maliki belum sepenuhnya sesuai dengan tuntutan KKNI. Pada segi pelaksanaan ketiga perguruan tinggi sudah sesuai dengan tuntutan KKNI. Dari segi penilaian, Program Studi Doktor PAI UIN Sunan Kalijaga sudah sesuai dengan tuntutan KKNI yang penilaiannya mencapai level C6 atau to create, sementara Program Studi Doktor PAI UIN Maliki dan UIN Ar-Raniry belum sepenuhnya sesuai dikarenakan penilaiannya mencapai level C3 atau to apply.

Keempat, capaian learning outcome Program Studi Doktor PAI diukur secara internal dan eksternal. Secara internal ketercapaian CPL yang dilakukan ketiga Program Studi Doktor PAI belum mencakup keseluruhan aspek, karena yang dinilai baru aspek keterampilan khusus dan pengetahuan. Secara pencapaian ketiga Program Studi Doktor PAI berbeda. Ketiga perguruan tinggi memiliki mahasiswa yang telah memiliki karya tulis ilmiah baik di jenjang nasional maupun internasional. Secara mayoritas perolehan dari segi Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) ketiga perguruaan tinggi berbeda-beda. Alumni Program studi Doktor PAI UIN Sunan Kalijaga dan UIN Maliki memiliki IPK dengan kategori sangat baik. Sementara itu, UIN Ar-Raniry memiliki IPK dengan kategori baik. Hal itu menunjukan bahwa mahasiswa Program Studi Doktor di ketiga universitas telah memiliki alumni yang berdaya saing.

Dalam sambutannya usai pelaksanaan ujian terbuka, Promotor I, Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag., menyampaikan bahwa topik yang diteliti ini merupakan topik menarik yang dibutuhkan tidak hanya oleh lembaga dimana promovenda mengabdi sebagai Dosen, tetapi juga di lingkungan PTKI secara umum atau Kementerian Agama RI, dan kementerian-kementerian yang lain. Oleh karena itu, ke depan promovenda diharapkan dapat mengembangkan topik ini secara lebih mendalam agar manfaatnya bisa betul-betul dirasakan. (Weni/Ihza)