Prof. Dr. H. Iswandi Syahputra Pesankan Bahagiakan Ortu dan Tidak Tinggalkan Shalat, Usai Mewisuda 1267 Sarjana UIN Sunan Kalijaga
Prof. Dr. H. Iswandi Syahputra bersama wisudawan berprestasi
Wisuda ini bukan akhir dari proses belajar dan perjuangan seseorang. Tetapi merupakan awal dari perjuangan tak kenal Lelah untuk meraih keberhasilan yang sudah diimpikan. Dari prosesi wisuda seseorang akan memulai memasuki dan menapaki perjuangan hidup yang sesungguhnya. Perjuangan hidup untuk mencari kerja, bagi yang ingin bekerja. Perjuangan hidup untuk melanjutkan studi, bagi yang ingin melanjutkan studi. Dan perjuangan hidup untuk berumah tangga, bagi yang ingin langsung menikah. Namun sebaiknya keinginan berumah tangga bisa ditunda dulu. Kejar dulu mimpi untuk studi lanjut, perkuat ibadah, setelah sedikit mapan barulah menikah.
Hal tersebut disampaikan Wakil Rektor 1, bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Prof. Dr. H. Iswandi Syahputra, usai mewisuda sejumlah 1.267 orang Sarjana UIN Sunan Kalijaga, bertempat di Gedung Prof. H.M. Amin Abdullah, kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 14/6/2023. Wisuda UIN Sunan Kalijaga periode III tahun akademik 2022/2023 kali ini dilaksanakan dua kali, yakni 14/6, mewisuda sejumlah 644 orang wisudawan/wisudawati, terdiri dari 78 dari Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, 130 dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, 244 dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 192 dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 15/6, mewisuda sejumlah 623 orang wisudawan/wisudawati, terdiri dari 189 dari Fakultas Syari’ah dan Hukum, 160 dari Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, 110 dari Fakultas Sains dan Teknologi, 65 dari Fakultas Sosial dan Humaniora, 99 dari Program Magister Pascasarjana. Dari yang di wisuda ada sejumlah lulusan S2 dari berbagai Fakultas, dan 2 orang lulus Program Doktor dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dan dari Fakultas Syari’ah dan Hukum.
Sementara dari sejumlah yang diwisuda, 18 orang berhasil meraih predikat lulus terbaik dan tercepat yakni ; Mia Mutmainah, Siwi Anjarwati, Anindya Septiana Arfiani, Khoirunnisa, Novela Aditiya, Ika Damayanti, Farradila Geta Oceania, Vindi Gabriella Purwandari, diwisuda 14/6. 10 wisudawan/wisudawati terbaik tercepat lainnya diwisuda 15/6.
Lebih jauh di hadapan para wisudawan/wisudawati, Prof. Iswandi menegaskan, Buat apa cepat-cepat duduk ke pelaminan, jika duduk antar dua sujud saja masih sulit dilakukan. Buat apa cepat-cepat bangun rumah tangga, jika bangun untuk sholat Subuh saja masih berat didirikan, katanya.
“Ingat, di alam barzah nanti yang ditanya malaikat pertama kali adalah sholat, bukan IPK, gelar dan pekerjaan kalian. Jangan sekali-kali pernah meninggalkan sholat agar lelahmu di dunia tidak sia-sia di akhirat. Karena ada jutaan manusia di dalam kubur, yang ingin dihidupkan kembali hanya untuk mendirikan sholat,” imbuhnya.
“Kalau hanya pekerjaan, berani meninggalkan sholat… Ingat, saat kita mati sudah banyak yang antri menggantikan pekerjaan kita. Jangankan saat kalian mati, saat kalian masuk ruang ICU pun jabatanmu sudah digantikan orang. Sayup-sayup suara azan masuk dari jendela ruang ICU… “Hayya ala sholaaah…..” Meleleh air mata pasien ingin berwudhu untuk mendirikan sholat, tapi saat itu berucappun sudah tidak mampu. Gajimu puluhan juta, tak akan sanggup membayar rakaat sholat yang kau tinggalkan. Jika kamu tinggalkan sholat, maka ketahuilah musibahmu lebih besar daripada musibah Iblis. Karena Iblis menolak sujud pada Nabi Adam, sedangkan kau menolak sujud pada Allah yang menciptakan Nabi Adam,” demikian Prof. Iswandi mengingatkan.
Maka, sebesar apapun masalahmu. Sebesar apapun ujianmu. Sesibuk apapun pekerjaanmu. Sebanyak apapun kesalahanmu. Seberat apapun tekanan dan persoalan kehidupan, jangan pernah tinggalkan shalat. “Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Tinggi Rendah IPK tak perlu dipermasalahkan, yang penting gigih berusaha dan berdoa, Ora Et Labora,” kata Prof. Iswandi.
Prof. Iswandi berharap lulusan UIN Sunan Kalijaga bisa menjalani semua proses perjuangan hidup dengan ikhlas dan syukur secara terus menerus. Ikhlas merupakan margin kiri untuk sesuatu yang belum diraih. Atau hilang dari kepemilikan kita. Sedangkan syukur, merupakan margin kanan untuk apapun kondisi yang kita miliki saat ini. Jangan lupa buat orang tua bahagia dan bangga. Dunia memberi tantangan, orang tua beri harapan, hadapi tantangan untuk wujudkan harapan ortu. Kesedihan yang mendalam bukan karena patah hati, tetapi melihat ortu yang semakin menua, sementara kita belum bisa meraih mimpi yang diharapkan orang tua, maka berjuanglah meraih mimpi dan bisa hidup mandiri, saat ortu masih kuat dan bisa melihat kesuksesan anaknya, demikian wejang Prof. Iswandi.
Di akhir sambutannya, Prof. Iswandi memberi kejutan kepada dua wisudawan/wisudawati yang berulangtahun pada saat prosesi wisuda, dengan memberikan selamat dan karangan bunga.
Sementara itu Ketua Senat, Prof. Siswanto Masruri yang pada wisuda kali ini merupakan kali terakhir bisa membersamai prosesi wisuda UIN Sunan Kalijaga, memberikan wejangan kepada wisudawan/wisudawati. Untuk menjadi alumni yang teladan dan uswah hasanah untuk semuanya, menjadi alumni yang dapat menjada dan merawat moral bangsa, menjadi alumni penebar dan penyebar ilmu pengetahuan, menjadi alumni pendekat dan perekat umat. Dan selalu dapat menggaungkan kebersamaan (kemanusian) dalam perbedaan, perbedaan dalam kebersamaan. Prof. Siswanto Masruri berharap, selepas masa pengabdiannya di kampus UIN Sunan Kalijaga, tetap dapat menunaikan pengabdian secara lebih baik lagi, di tempat lain dan mendapatkan ridla-Nya. (Weni/Revi)