UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Menjadi Tuan Rumah Pertemuan APPTIS
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi tuan rumah Pertemuan APPTIS (Asosiasi Perpustakaan Perguruan Tinggi Islam) Tahun 2024 yang diselenggarakan 23 sd 26/2024. Pembukaan diselenggarakan di Aula Convention Hall Lantai 1, kampus UIN Sunan Kalijaga pada Rabu (24/07/2024). Turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan, UIN Sunan Kalijaga, Ir. Sunarini. Muhammad Aziz Hakim, Kepala Subdirektorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, serta Kepala Perpustakaan dan Pustakawan di seluruh Perguruan Tinggi Islam se-Indonesia.
Presiden APPTIS dua periode Dr. Labibah dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pertemuan APPTIS dibungkus dalam bentuk Seminar, Workshop, Call for Paper, dan Munas. APPTIS dengan tagline Sharing, inspiring, Empowering sebagai bukti bahwa APPTIS tidak menjadikan pertemuan sebagai formalitas belaka. Sharing, dalam hal ini akan ada sharing internalisasi nilai-nilai Pancasila yang harus ditorehkan dalam memberikan pelayanan perpustakaan supaya menjadi pustakawan yang paripurna / kaffah yang akan disampaikan oleh Laksda Suratno. Workshop mengusung tema “Systematic Literature Review” yang sangat bermanfaat untuk kebutuhan riset. Sebagai pustakawan yang ideal sudah selayaknya memiliki kemampuan memberikan solusi terhadap problem penelitian yang dihadapi civitas akademik, baik Mahasiswa maupun Dosen.
Disampaikan pula bahwa kegiatan APPTIS adalah sarana upgrade skill pustakawan untuk belajar sepanjang hayat. Kegiatan APPTIS juga dapat dijadikan sebagai inspirasi oleh pustakawan untuk lebih berdaya. Sharing ilmu pengetahuan secara konsisten dilakukan oleh APPTIS baik itu secara luring maupun daring, dalam skala lokal, nasional, maupun internasional. l APPTIS hadir dalam kegiatan yang diselenggarakan di Filipina dan dinobatkan sebagai the best partner. Upgrade skill terkait riset terus berjalan dengan menggali manajemen referensi meliputi Mendeley, Zotero, Publish or Ferris, Grammarly, dan berbagai workshop yang dapat diikuti melalui zoom meeting.
Direktur Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga tersebut juga menekankan pentingnya Musyawarah Nasional APPTIS yang akan melanjutkan estafet kepemimpinannya sebagai Ketua Umum APPTIS selanjutnya. Terdapat 5 kandidat Ketua Umum APPTIS: Mufid, S.Ag., SS., M.Hum., Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang; Agus Rifa’i, Ph.D., Kepala Perpustakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Indah Wijaya Antasari, S.Sos., M.I.Kom., Kepala Perpustakaan UIN KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto; Dr. Muhammad Tawwaf, S.IP., M.Si., Kepala Perpustakaan UIN Sultan Syarif Kasim Riau, dan Dr. Wiji Sumarno, Kepala Perpustakaan UIN Salatiga. Labibah menutup sambutannya dengan mengucapkan terimakasih kepada para peserta APPTIS dari berbagai daerah, berbagai pulau yang sudah datang dengan penuh heroic, ungkap Labibah.
Adapun Kepala Subdirektorat Ketenagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam dalam sambutannya menyampaikan bahwa pustakawan adalah “Manusia Setengah Dewa”. Bagaimana tidak, pustakawan adalah elemen penting tapi tidak selalu mendapatkan atensi. Dan sudah seharusnya meningkatkan kompetensi pustakawan menjadi perhatian pemerintah diorkestrasi oleh Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.
Muhammad Aziz Hakim juga menyoroti tantangan pustakawan dengan transformasi menuju digitalisasi yang sangat cepat. Pustakawan harus cepat beradaptasi atas perubahan tersebut. Jika tidak, maka akan tergopoh-gopoh dalam memberikan pelayanan kepada civitas akademika. Selain itu, infrastruktur perpustakaannya sendiri harus terus dikembangkan, sarana dan prasarana diupgrade. Hal lain yang tidak kalah penting dari peran pustakawan yang notabene sebagai abdi negara adalah membangun warga kampus melalui internalisasi nilai-nilai Pancasila dan moderasi beragama.
Kepala Subdirektorat Ketenagaan berharap kegiatan Musyawarah Nasional APPTIS ini berjalan dengan lancar, sukses, serta tidak ada konflik dan kekerasan, berjalan berbasis kekeluargaan, serta tidak menggunakan cara-cara yang tidak dibenarkan. “Siapapun Ketua Umum APPTIS terpilih dijalankan dengan penuh kekeluargaan, yang penting nanti action dan program-programnya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dengan bacaan Al Fatihah secara resmi Munas APPTIS dinyatakan dibuka” pungkasnya.
Prof. Dr. Phil. Al Makin, Rektor UIN Sunan Kalijaga dalam sambutannya yang disampaikan melalui video mengucapkan selamat datang kepada para peserta, Kepala Perpustakaan, Pustakawan, Aktivis Buku, Pembaca, Reviewer, Kataloger,. Kehadiran perpustakaan sangat penting sebagai jantung universitas, apalagi hari ini mahasiswa tidak hanya dapat mengandalkan ruang kelas.
Prof. Al Makin menambahkan bahwasanya Perpustakaan sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan, sarana belajar, riset, dan juga sarana bertemu yang menyenangkan bukanlah hal yang baru. Pada Zaman Yunani dan Romawi perpustakaan memiliki peranan sentral. Menarik yang dikutip Al Makin “Jika Anda memiliki kebun dan memiliki buku, maka hidup sudah cukup”. Hal itu dibuktikan oleh Daulah Abbasiyah pada masa kekhalifahan al Manshur dan puncaknya pada masa Harun al Rasyid. Adalah perpustakaan Darul Hikmah yang menyimpan berbagai tulisan kuno di era Yunani baik itu filsafat, kedokteran, astronomi, politik, dan bidang lainnya. Gerakan penerjemahan yang dilakukan melahirkan Gerakan Ilmu Pengetahuan yang menjadikan Kota Baghdad pusat dunia,
Sebagai orang nomor I di UIN, Prof. Al Makin mengapresiasi performa Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga dengan Instagram dan website yang banjir pengunjung, sistem yang digital, serta pelayanan yang prima. Perpustakaan sudah selayaknya terus dikembangkan menjadi alternatif tempat menyenangkan bagi anak-anak muda untuk dikunjungi. Untuk itu, perpustakaan harus terus dikembangkan, tidak hanya sebagai tempat kumpulan buku, tetapi juga artefak, manuskrip, dan tempat sesuatu yang modern seperti pameran dan bedah buku. “Selamat bertemu, selamat berdiskusi, semoga berkah dan manfaat” pungkasnya.
Kegiatan dilanjutkan Seminar Nasional bertajuk “Integrasi Nilai-Nilai Pancasila di Perguruan Tinggi” yang disampaikan oleh Laksda Suratno, S.H., M.H. Disampaikan bahwa nilai-nilai Pancasila wajib diinternalisasikan oleh seluruh pemimpin dan komponen bangsa. Namun demikian, internalisasi nilai-nilai tersebut membutuhkan waktu yang panjang. Sebelum Indonesia Merdeka, Founding Father telah memikirkan supaya bangsa ini langgeng, bersatu, dan berkelanjutan. Melalui proses yang panjang Pancasila muncul sebagai pedoman, pandangan hidup, dan ideologi bangsa Indonesia. Di balik sila-sila dapat Pancasila terdapat ruh dan nilai-nilai yang diyakini yang aturannya tertuang dalam UUD 1945. Pancasila memuat nilai religius, keselarasan, kerakyatan, dan keadilan. Begitu juga dengan consensus lainnya, Yakni UUD 45 yang mengandung nilai demokrasi, kesamaan derajat, ketaatan hukum, toleransi, keadilan dan gotong royong. Sementara NKRI memiliki nilai kesatuan, persatuan, dan kemandirian bangsa,
Disampaikan pula bahwa founding Father bangsa saat itu mencita-citakan Indonesia Merdeka dan menjadi bangsa yang bermartabat, bangsa yang teguh, kuat, dan sejahtera. Globalisasi, liberalisasi, dan pasar bebas telah merubah Indonesia menjadi individual, krisis identitas, integritas, dan ideologi. “Hari ini saatnya berbuat jujur yang menjadi karakter bangsa dan mengikuti suara hati” pungkasnya. (tim humas)