Sukses Selenggarakan Program Pertukaran Pendidikan dan Budaya di Istanbul, Zaki Ketagihan
Salah satu mahasiswa UIN Sunan Kalijaga kembali mengukir prestasi internasional melalui program Youth Cultural and Educational Exchange (YCEE) 2019 di Istanbul, Turki. Program ini diprakarsai oleh komunitas pemuda di Yogyakarta bernama Youth Break the Boundaries (YBB) dengan tujuan untuk mempersiapkan generasi pemimpin muda berkualitas, berwawasan global dan berkontribusi nyata bagi pembangunan nasional.
Hopyan Nazakki, mahasiswa dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Konsentrasi Public Relations Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga merupakan salah satu pemuda yang menginspirasi. Hatinya tergerak untuk membuat sebuah wadah dan program yang bermanfaat untuk pemuda. Program yang diinisiasi olehnya tersebut telah terlaksana dengan sangat baik dari tanggal 2-5 Februari 2019 lalu dengan melibatkan banyak stakeholder.
Adapun kegiatan tersebut meliputi seremoni pembukaan yang khusus dilaksanakan di Selat Bosphorus menggunakan kapal laut sembari menikmati indahnya Istanbul benua asia dan benua eropa. Dalam acara pembukaan tersebut turut dihadiri juga oleh perwakilan pemerintah daerah Uskudar yang menjadi salah satu stakeholder dari program ini. Kemudian keesokan harinya adalah rangkaian kedua yang di isi dengan simposium internasional yang melibatkan siswa/mahasiswa dari berbagai negara, mulai dari Turki, Azerbaijan, Mesir, Sudan, Afganistan dan tentunya 54 delegasi yang berasal dari Indonesia dimana dalam persebarannya datang dari berbagai Universitas seperti UI, UGM, Universitas Airlangga, UII, UMY, UNPAD, UAD, Al-azhar Cairo dan beberapa kampus besar lain di Indonesia. Turut hadir juga sebagai pembicara yaitu Perwakilan Menteri Pendidikan Turki, Lembaga Swadaya Masyarakat pemberi beasiswa kepada mahasiswa internasional, Walikota Istanbul, dan dihadiri juga oleh Herry Sudrajat selaku Konsulat Jenderal Republik Indonesia untuk Instanbul.
Sesi pertama acara simposium ini bertujuan untuk membuka informasi seluas-luasnya kepada peserta terutama yang berasal dari Indonesia, agar dapat menjadi ilmu pengetahuan baru serta investasi jaringan internasional di masa depan. Tidak berhenti di situ saja, acara simposium ini juga di isi dengan panel presentasi kelompok di sesi kedua. Dimana setiap kelompok yang telah dibentuk sebelumnya, mempresentasikan projek sosial dalam bidang solusi pendidikan terbaru serta pelestarian dan promosi budaya Indonesia dalam kancah International.
Untuk lebih menguatkan dalam bidang pertukaran pendidikan, Zaki, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa ia bersama tim telah menjalin kerjasama strategis bersama Universitas Istanbul yang mana telah menjadi salah satu rangkaian acara di hari ketiga, yaitu study visit campus yang disambut langsung oleh Rektor Universitas Istanbul. Zaki menambahkan bahwa kunjungan ini bermaksud agar peserta mampu untuk mengambil kesempatan melanjutkan pendidikan di salah satu kampus terbaik di Turki ini.
Dalam menyelenggarakan program tersebut Zaki tidak sendiri, ia bersama dengan ke-enam temannya dari komunitas YBB yang mempunyai kepedulian sama dalam bidang pengembangan pemuda dan kerelawanan. Saling bahu-membahu untuk mengonsep sekaligus mengambil langkah strategis agar program terlaksana dengan baik, demi terwujudnya sebuah program internasional yang nantinya akan mampu mengumpulkan pemuda terbaik bangsa sekaligus menjadi wadah untuk bersama saling berkolaborasi menghasilkan langkah-langkah konkrit untuk pembangunan nasional.
“Dengan terselenggaranya program ini, saya berharap generasi muda akan terus termotivasi untuk berkarya, mencari pengalaman seluas-luasnya serta membangun konektivitas ke seluruh penjuru dunia. Karena sekarang ini, Indonesia tengah dihadapkan pada revolusi industri 4.0 dan juga bonus demografi dimana generasi muda sangat melimpah. Hal tersebut saya pandang sebagai momentum sekaligus tantangan bagi generasi muda seperti saya untuk bisa memamfaatkan semaksimal mungkin kesempatan yang ada saat ini, yang pada akhirnya nanti bisa dimanfaatkan sebagai bentuk kontribusi dalam berbagai bidang strategis di republik ini,” ujar Zaki saat ditemuidi kampusnya.
Latar belakang dari inisiatif Zaki dan tim untuk berani menyelenggarakan program internasional seperti ini adalah karena kegemarannya mengikuti program-program akademik dan non akademik dalam lingkup internasional. Sebut saja ia pernah menjadi delegasi terpilih untuk menjadi duta pengajar bahasa Indonesia dalam sebuah program “Indonesian Youth Teacher Exchange Program 2017” (IYTEP) di Pattani Thailand, terpilih menjadi delegasi Indonesia dalam kegiatan relawan mengajar bertajuk “Indonesia Youth Teaching Program 2017” (IYTP) di Pusat Pendidikan Warga Negara Indonesia (PPWNI) Klang, Malaysia dan menjadi satu-satunya mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi yang melaksanakan program Kuliah Kerja Komunikasi (KKK) di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sofia, Bulgaria.
“Dari beberapa cerita sukses saya itu, saya telah beberapa kali juga gagal dalam mengikuti program-program internasional. Hahaaa.. Saya jadi mikir, kalau untuk bisa lolos program internasional saja susahnya seperti ini bagaimana nasib teman-teman saya yang lain, temen-temen yang punya mimpi sama tetapi terkendala ruang yang sangat terbatas. Kuota yang diterima sangat sedikit dan yang daftar banyak banget. Karena alasan itu saya jadi ingin untuk membuat program sendiri berbekal koneksi sebelumnya yang telah saya dapat dan teman-teman hebat yang punya visi yang sama,” tutur Zaki seraya tertawa.
Ia juga berharap agar mahasiswa UIN Sunan Kalijaga berani untuk mengambil setiap kesempatan yang ada, berkarya lebih banyak, dan terus berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional. Tidak berhenti disitu saja, Zaki, Meldi Latifah Saraswati (Mahasiswa Berprestasi Fishum) bersama tim komunitas Youth Break the Boundaries, akan menyelenggarakan program internasional selanjutnya di bulan Agustus yang bertajuk International Youth Leadership and Entrepreneurship Summit (IYLES) bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia.
“Demi menjaga komitmen kami untuk terus memberdayakan potensi pemuda, program internasional seperti ini InsyaAllah akan terus kami selenggarakan dengan semangat pemuda untuk terus menembus batas. Karena kami sadar, potensi dari pemuda Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Pemuda kita hanya butuh untuk diberikan ruang seluas-luasnya untuk mengeksplor diri dan syukur-syukur nanti akan ada banyak mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang akan terpilih mengikuti program kami secara cuma-cuma alias fully funded. Karena pada prinsipnya kami menggunakan metode pengumpulan abstrak dalam seleksinya. Dan satu hal lagi, dengan menjadi penyelenggara program internasional kami ketagihan dan ingin naik kelas tidak hanya sebagai peserta tetapi sebagai penyelenggara dari perhelatan besar di dunia untuk menambah deretan prestasi gemilang di UIN Sunan Kalijaga dan kebanggaan prestasi ini tidak bisa dibeli,” tutupnya. (Nurul)