Pemerintah Akan Serius Mengatur Dan Mengimplementasikan Pendidikan Inklusif Dan Disabilitas Di Indonesia.
Narasumber Indoeduc4all dan 2nd ICODIE berswafoto dengan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakata
Kementerian Agama berkomitmen akan mendukung kerja sama dan juga mengeluarkan peraturan untuk meningkatkan sistem inklusi dan disabilitas, sehingga kami akan bekerja sama dalam masalah ini dengan sekolah dan universitas di bawah kementerian Pendidikan Nasional (Depdiknas) yang konsen terhadap pendidikan.
Demikian kata Direktur Jenderal pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Prof. Dr. Phil H. Kamaruddin, M.A saat membuka Seminar Internasional Indoeduc4all dan dilanjutkan dengan 2nd ICODIE, di gedung Prof. RHA. Soenarjo, SH. mulai Selasa dan Rabu 3-4 Desember 2019.
Kita mendukung kegiatan yang menuju arah inklusi. Apalagi dengan adanya Konsorsium Perguruan Tinggi Inklusif Indonesia (KOPERTINA) yang diinisiasi oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Kemenag R.I mengharapkan kerjasama lebih lanjut dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui peraturan No. 47 tahun 2017 tentang Pendidikan Inklusif di Pendidikan Tinggi. “Saya juga berharap KOPERTINA akan memainkan peran yang lebih besar dalam dua kementerian untuk mencapai tujuan inklusi.”tutur Kamaruddin.
Sementara Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D menjelaskan bahwa kampus ini telah menerapkan kebijakan inklusif baik modernisasi dan aksesibilitas fisik kampus, kemudian memiliki siswa dengan kebutuhan khusus selama 12 tahun. Apalagi tiga tahun terakhir kami bermitra dengan universitas lain dalam pengembangan pendidikan inklusif dalam forum KOPERTINA. “Dengan adanya konsorium ini, kita tidak sendirian kami bersama, dan di masa depan kita lebih kuat.”tutur Yudian.
“Dalam proses akreditasi nasional atau internasional aspek aksesibilitas dan inklusivitas kampus menjadi poin penting penilaian. Karena bukan kampus inklusi tidak hanya merupakan bagian dari amanat Undang-Undang atau pun kemanusiaan, tetapi secara manajemen pendidikan tinggi juga menjadi bagian penting untuk mencapai kriteria sebagai kampus yang unggul.” tambah Yudian yang juga Presidentof Asian Islamic Universities Association (AIUA).
Ketua Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga Dr.Arif Maftuhin, M.Ag., M.A.I.S. mengatakan acara ini dilakukan secara simultan untuk memberikan dampak yang lebih luas dan diharapkan akan langsung mempengaruhi wilayah kebijakan terkait pendidikan difabel di semua tingkatan, dari mulai pendidikan dasar, menengah, hingga perguruan tinggi.
Arif Maftukhin menambahkan Rangkaian acara utamanya terdiri atas presentasi hasil-hasil Indoeduc4all oleh enam Rektor, seminar internasional yang menghadirkan pembicara dari Yunani, Spanyol, dan Indonesia, serta konferensi yang menyajikan riset terkait pendidikan inklusi, budaya dan disabilitas, kesehatan difabel, dan hak-hak legal mereka. (khabib-humas).