Kemenag Sambut Mahasiswa Baru Dalam PBAK UIN Sunan Kalijaga 2020

Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2020 UIN Sunan Kalijaga digelar secara daring melalui Zoom Meeting yang diikuti oleh 4.035 mahasiswa baru. PBAK menjadi awal bagi mahasiswa baru untuk mengenal UIN Sunan Kalijaga sebelum memulai masa perkuliahan. Melalui pengenalan dunia perkuliahan mahasiswa baru bisa lebih mencintai kampus yang akan dijadikan tempat untuk menggali ilmu pengetahuan selama masa studi ke depan. Sehingga PBAK 2020 mengenalkan kepada mahasiswa baru tentang UIN Sunan Kalijaga dan nilai-nilai yang dikandungnya, dengan tema yang diambil yaitu: “Aktualisasi Generasi Muslim yang Kritis, Religius, Berwawasan Kebangsaan, dan Berdaya Saing Global,” kemudian tertuang dalam rangkaian acara sarasehan dengan pembahasan kebangsaan dan keislaman. Rangkaian PBAK tahun ini di tengah pandemi Covid-19 disiarkan dari Gedung RHA Soenarjo UIN Sunan Kalijaga yang disapa oleh Menteri Agama Republik Indonesia, Fachrul Razi, 30/9/2020.

Pembukaan PBAK 2020 dihadiri Rektor dan Wakil Rektor, Ketua Senat, Dekanat, Direktur Pascasarjana, Dema-U, dan Panitia. PBAK 2020 dibuka secara simbolis melalui pemukulan gong oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin setelah menyampaikan sambutannya. Ia juga berpesan kepada mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga untuk sering mengunjungi perpusatakaan. Ketika menjadi mahasiswa harus mulai berpikir riil, dan jika punya idola tempel fotonya agar bisa sukses seperti mereka. Anda menjadi mahasiswa sambutlah dengan hati yang gembira, dengan masa depan yang hebat karena di dunia ini batas timur tidak Klaten, batas barat bukan Kulonprogo, dan batas utara bukan Magelang, jadilah insan global seperti filosofi tagline UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa, UIN Sunan Kalijaga mendunia, demikian pesan Prof. Al Makin. Sebagai mahasiswa baru di PTKIN, nilai-nilai kebangsaan dan keislaman bisa dijadikan gambaran untuk bergerak dalam integrasi dan interkoneksi ilmu agama dan pengetahuan, tambah Rektor.

Sementara itu, dalam arahannya kepada ribuan mahasiswa baru UIN Sunan Kalijaga, melalui video klip yang disiarkan saat pembukaan PBAK, Fachrul Razi antara lain menyampaikan, menjadi mahasiswa bukan bangga dengan gelar yang akan diraih dan status sosial yang akan didapat. Tetapi bangga untuk menjalankan estafet sejarah perubahan bangsa agar lebih baik. Merasa sebagai agen intelektual dan sosial, dalam peran historis perubahan tersebut menjadikan seorang intelektual yang senantiasa gelisah di kehidupan sosialnya. Karena dilatih melalui kepekaan nalurinya dan daya intelektual kritisnya akan menjadikan dirinya terpanggil menjadi bagian bangsa ini

Mahasiswa Perguruan Tingi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) harus peka kepada dunia, apalagi adanya gerakan transnasional yang kadang menggeser semangat kebangsaan. Munculnya kontestasi paham dan gerakan keagamaan yang cenderung intoleral dan radikal menjadi ancaman serius bangsa Indonesia. Mahasiswa PTKIN harus menjadi pencerah pemahaman keagamaan yang mengedepankan moderitas Islam sebagai rahmatal lil alamin yang harus tampil mengayomi semua anak bangsa, kata Fachrul Razi.

Fachrul Razi mengingatkan bahwa founding father bagsa ini telah meletakkan dasar-dasar nilai berbangsa dan bernegara yang tepat. Bhinneka Tunggal, Pancasila, dan NKRI harus dijaga. Misi kebangsaan dan kenegaraan ini penting bagi mahasiswa PTKIN sebagai generasi muda harus menjadi garda depan untuk memberikan teladan agama yang tepat untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara.

Menteri Agama berpesan selama menjadi mahasiswa gunakan kesempatan menimba ilmu di PTKIN dengan sebaik-baiknya dengan terus belajar jangan biarkan sejengkal waktu terbuang sia-sia. Mahasiswa harus menjadi duta moderasi agama, karena kurikulum PTKI memadukan agama dan sains, antara agama dan kebangsaan, antara keislaman dan keindonesiaan.

“Kemudian harus bangga menjadi mahasiswa kampus ini karena akan dididik menjadi manusia yang paripurna atau Insan Kamil. Ilmu Sain dan Teknologi, Sosial dan Humaniora dikaji dengan mendalam yang dikaitkan dengan nilai-nilai agama dengan baik sehingga bisa berdialektika dengan baik untuk kepentingan bangsa. Dan berusaha menjadi mahasiswa kreatif dan inovatif agar menjadi mandiri untuk mengasah leadership dan bakat serta minatnya.” kata Fachrul Razi.

Dalam sesi sarasehan kedua pembicara Dr. Zastrouw Al-Ngatawi. M.Si dan Prof. Alimatul Qibtiyah menjelaskan bagaimana mahasiswa baru tidak salah berpikir dan bertindak selama menjadi mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga. Kesimpulan dari sarasehan keduanya adalah Islam itu ruh dan jasadnya adalah kebangsaan, kaitannya dengan pancasila adalah intisari ajaran-ajaran Islam. Sedangkan, dalam beragama Islam yang moderat (di tengah-tengah bukan termasuk golongan kiri dan kanan) bisa diaplikasikan dalam core value UIN Sunan Kalijaga, untuk mendukungnya mahasiswa bisa memperbanyak baca buku untuk mencari literatur kajian. (Tim Humas)