Resmikan Kemitraan Eduwisata, UIN Suka Miliki Laboratorium Lapangan
Atas; Kemitraan Srategis di depan Kebun Eduwisata. Bawah; Mahasiswa KKN UIN Suka di Hamparan Kebun Eduwisata
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat adalah dua point dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang banyak berkecimpung di lapangan. Kedua point ini bila disatukan dan diimplementasikan dengan baik, akan melahirkan kekayaan akademik yang bernilai tinggi. Terlebih bila kedua program tersebut dapat berimbas pada pemberdayaan masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Itulah yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Berlokasi di Kebun Buah Desa Bendosari, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, LPPM UIN Sunan Kalijaga merancang program penelitain dan pengabdian kepada masyarakat menjadi satu kesatuan program kemitraan berkelanjutan dalam rangka menjadikan Kebun Buah Bendosari dan kawasan pertanian di sekelilingnya menjadi kawasan Eduwisata. Menjadi salah satu destinasi wisata di Wilayah DIY yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara untuk belajar, berwisata, sekaligus menikmati ataupun berbelanja hasil kebun. Program kemitraan ini juga melibatkan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suka, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Suka, PD. Muhammadiyah Kabupaten Sleman, Asosiasi Tanaman Hutan Rakyat Mandiri, dan LPK Kayu Manis.
Program kemitraan pengembangan Kebun Eduwisata Bendosari ini diresmikan oleh Wakil Rektor III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerja-sama, Dr. Abdur Rozaki, 1/5/2021, di lokasi kebun, ditandai dengan pengguntingan pita. Dilanjutkan dengan pemaparan masterplan pengembangan Eduwisata, yang dirancang oleh tiga bidang keahlian sekaligus (Arsitek/Tata Kota, Desain Interior, dan Teknik Lingkungan) yang dimiliki UIN Sunan Kalijaga. Dalam sambutannya sebelum peresmian, Dr. Abdur Rozaki menyampaikan, Kerja-sama kemintraan dengan Kebon Buah Bendosari ini menjadi Program Strategis UIN Sunan Kalijaga. Sebagai gambaran pihaknya pernah melakukan penelitian untuk kepentingan pembuatan RUU Desa. Kala itu pak Rozaki mengamati satu desa tertinggal, di Sumba Timur. Namun sesungguhnya desa itu memiliki potensi pertanian yang bisa dikembangkan. Melihat itu Pak Rozaki mengajak bermitra dengan kepala desanya bernama Yakob Tanda, untuk mengembangkan potensi desa tersebut. Dengan sentuhan keilmuan, grand desain yang tepat, didukung semangat pantang menyerah dari kepala desanya, dalam setahun berikutnya desa termiskin itu sudah menjadi supplier sayuran dan hasil kebun hingga ke luar pulau. Kepala desanya menjadi pelopor tingkat nasional, dan lokasi desanya menjadi tujuan studi banding nasional.
Dari gambaran itu, Dr. Rozaki yakin, program kemitraan dengan pengelola Kebun Edukasi Bendosari juga akan berhasil. Maka yang perlu dipahami oleh seluruh yang terlibat dalam kemitraan ini adalah konsep teologi pertanian. Bagaimana teologi bisa menggetarkan ekonomi melalui pengembangan pertanian. Artinya, kita bisa khusuk di masjid, maka jika kita bisa khusuk juga dalam mengembangkan pertanian, Insya Allah hasilnya juga akan berlimpah, harap Dr. Rozaki.
Ketua Pengelola Kebun Eduwisata Bendosari, Sagiman menyampaikan, Kebun buah seluas 3 Ha ini awalnya dikelola oleh 20 orang dari kelompok tani setempat. Mulai merintis menanam buah-buahan pada tahun 2017. “Kami mati-matian mengelola karena kekurangan modal. Modalnya nekat hanya menanam saja, sehingga selalu banyak yang mati. Sekarang tinggal 11 orang yang mengelola. Lalu kami didampingi dari Majelis Pemberdayaan Masyarakat PD. Muhammadiyah Kabupaten Sleman, Asosiasi Tanaman Hutan Rakyat Mandiri, dan LPK Kayu Manis. Kemudian LPPM UIN Sunan Kalijaga hadir. Kehadiran LPPM UIN Suka membawa lompatan perubahan luar biasa. Setelah bermitra kebun menjadi subur, tertata, terpublikasi, banyak pengunjung, panennya lebih banyak, dan pemasarannya baik,” aku Sagiman. Saat ini ada sembilan jenis tanaman buah dan lainya yang ditanam di Kebun Eduwisata Bendosari; Alpukat, Jambu Kristal, Rumput Gajah, Jeruk Bali, Mangga, Jeruk sitrun, Srikaya, Anggur. Alpukat, Jambu Kristal, Rumput Gajah, Mangga sudah panen secara berkala.
Nur Cahyo Probo dari Majelis Pemberdayaan Rakyat PD Muhammadiyah menambahkan, kehadiran LPPM UIN Suka dengan konsep kemitraan melahirkan komitmen untuk bersama-sama bekerja keras, dan memetik manfaat bersama-sama pula. Konsep kemitraan/pemberdayaan yang diusung UIN Suka menjadikan kelompok tani sebagai subyek, bukan sebagai obyek. Antara dosen pembimbing lapangan, para mahasiswa KKN dan kelompok tani bisa ajur ajer, menjadikan semua progarm bisa berjalan lebih baik. Konsep seperti ini bisa menjadi ikon Sleman barat dan bisa juga ditularkan ke seluruh wilayah pertanian Kabupaten Sleman, agar tanah di wilayah Sleman tidak penuh ditanami gedung.
Ketua Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) UIN Suka, Trio Yunathan Tejo Kusumo, S.T., M.T., di sela sela acara peresmian menjelaskan, sebelum peresmian, LPPM UIN Sunan Kalijaga telah mengawali program kemitraan ini dengan melakukan berbagai kegiatan pendampingan. Kali ini diteruskan dengan menerjunkan 20 orang mahasiswa KKN . Rencananya, LPPM akan menerjunkan mahasiswa KKN secara berkelanjutan, dengan program-program yang berkelanjutan pula. KKN tahap awal di Kebon Eduwisata Bendosari telah berhasil melakukan berbagai program yang dikelompokkan menjadi 4 program kerja: Program Kerja Utama terdiri dari; pembuatan gambar master plan kebun eduwisata, papan nama kebun eduwisata, sarana prasaran penerapan protokol kesehatan, pembuatan alat han sanitizer barbasis sensor (otomatis), pengadaan tenda. Program kerja unggulan terdiri dari; pembuatan video laporan pandangan mata dengan pengelola kebun eduwisata, inventarisasi data tanaman, pembuatan banner data tanaman, konsep pasar raya, konsep eduwisata, pelatihan pembuatan hand sanitizer dan sabun berbahan dasar hasil kebun, pelatihan budidaya anggur, pelatihan cangkok tanaman buah, pemmbuatan dan pengelolaan media sosial, pembuatan video profil kebun edukasi. Program kerja pendukung terdiori dari; lobying proposal kerja-sama, pengukuran kanal, riset kripik jambu kristal, pembuatan SOP petik buah, pembuatan desain daftar tanaman, pelatihan nasi bakar, pembuatan selai jambu, membuatan cindera mata. Program insidental; panen jambu dan rumput gajah, pemasaran jambu, kegiatan ramadhan dan pasar sore ramadhan.
Kebun Eduwisata Bendosari juga menjadi laboratorium lapangan UIN Sunan Kalijaga. Banyak kegiatan riset kampus yang bisa dilakukan di kebun ini, yang bermanfaat bagi pengembangan akademik sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat. Seperti riset pengembangan pertanian, pengembangan pengolahan produk-produk hasil pertanian, pemasaran hasil kebun, riset halal dan seterusnya.
Sementara itu, pemaparan masterplan oleh tiga perancangnya (Dien F. Awaliyah, M.T.,- ahli teknik lingkungan, Eulis Yulianti Faridah, M.Ds.,-ahli desain interior, Ar. Hindun K. Nadlifah, S. Ars., M. URP-arsitektur dan ahli tata kota) mendapat sambutan yang sangat baik dari kelompok tani dan semua komponen yang bermitra. Ketiga ahli ini merancang empat alternatif konsep desain pengembangan Kebun Eduwisata Bendosari, dimana pemilihan pengembangannya akan didasarkan pada kondisi di lapangan dan berbagai perubahan kondisi yang mungkin terjadi. Perancangan masterplan yang mendasarkan pada riset lapangan, batas-batas lokasi, analisis tapak, curah hujan, arah angin, laju aliran air tersebut akan malahirkan Kebun Edukasi Bendosari yang representatif, nyaman, aman bagi pengunjung, lengkap dengan fasilitas public area; ; pos keamanan di pintu masuk dan pintu keluar, area parkir, welcome room, area jual beli buah, kantin/food court, toilet, mushola, senior park, plaza, rest area, kids playground, amphiteather, rest point, kolam retensi. Semi public area; Area ternak lebah, area kebun buah, gallery, area ruang edukasi, area rumah kaca. Private service area; Area staf, ruang pasca panen, lumbung panen, gudang alat dan ruang pembibitan. (Weni/Alfan)