Webinar Masa Depan Saintek Kesehatan Di Indonesia
Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga mengadakan webinar yang bertema “Masa Depan Kemajuan Sains dan Teknologi Kesehatan di Indonesia,” 27/10/2021. Webinar kali ini menghadirkan narasumber Dr. Warsito P. Taruno. M.Eng. Ada 31 delegasi dari universitas di Indonesia yang berpartisipasi mengikuti agenda ini melalui Zoom, yakni: UIN Sunan Kalijaga, UIN Ar-Raniry, UIN Raden Fatah, UIN Sunan Gunung Djati, Universitas Gadjah Mada, UIN Syarif Hidayatullah, Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Mulawarwan, Universitas Brawijaya, Universitas Islam Indonesia, Universitas Jember, Universitas Lampung, Universitas Malikussaleh, Universitas Mataram, Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Negeri Malang, Universitas Sam Ratulangi Manado, Universitas Tadulako, Universitas Wijayakusuma Purwokerto, Universitas Negeri Surakarta, Universitas Indonesia, Universitas Negeri Semarang, IAIN Batusangkar, IAIN Syekh Nurjati, IIQ An-Nur Yogyakarta, Institut Teknologi Bandung, Politeknik ATK Yogyakarta, Politeknik Negeri Banjarmasin, Politeknik Negeri Semarang, dan Politeknik Kesehatan Muhammadiyah Makassar.
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga, Dr. Dra. Hj. Khurul Wardati, M.Si., dalam sambutan pembukaan berharap dengan adanya kolaborasi dalam acara ini dapat menjadikan Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga mengembangkan sayapnya baik secara vertikal maupun horizontal.
Sebagai moderator, Dosen Program Studi Fisika UIN Sunan Kalijaga, Dr. Nita Handayani, S.Si, M.Si., sebelum menyerahkan forum kepada pembicara, Dr. Nita mengatakan, perkembangan teknologi di dunia kesehatan ini menuntut kita untuk terus berkarya dengan berdasarkan pada perkembangan keilmuan. Maka kontribusi di bidang sains dan teknologi sangat diharapkan dalam mendukung kemanfaatkan bidang kesehatan sebagai upaya untuk mencapai derajad kesehatan masyarakat yang semakin baik.
Kebutuhan teknologi dalam bidang kesehatan semakin terus berkembang. Yang menuntut para ilmuan bidang sains dan untuk selalu bekerja dan belajar menciptakan teknologi-teknologi baru yang digunakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, ujar Dr. Nita.
Sementara itu, Dr. Warsito P. Taruno. M.Eng., selaku narasumber adalah seorang ilmuwan dan sekaligus praktisi bidang kesehatan. Dr. Warsito mendapatkan gelar sarjana, master, dan Doktornya di Shizuoka University, Jepang. Saat ini Dr. Warsito menjabat sebagai staf pengajar di Universitas Indonesia dan sebagai Founder/CEO C-Tech Labs Edwar Technology.
Dalam paparannya Dr. Warsito menyampaikan tentang peran sains dalam teknologi kesehatan dan tantangan pengembangan teknologi kesehatan di Indonesia. Di awal paparannya Dr. Warsito menyinggung soal vaksin yang berbasis mRNA yang menurutnya merupakan terobosan luar biasa dalam dunia kesehatan. Dr. Warsito juga membahas global isu yang menyangkut Covid-19. Setelah itu, Dr. Warsito menerangkan kelebihan dari Artificial Intelligence.
Dijelaskan Dr. Warsito, akhir-akhir ini masyarakat disibukkan dengan program vaksinasi dalam upaya mengakhiri pandemi. Pemakaian vaksin yang paling menonjol menurut dr. Warsito adalah vaksin dari Pfizer dan moderna yang berbasis mRNA. Vaksin berbasis mRNA merupakan suatu trobosan yang luar biasa dalam dunia kesehatan. Karena vaksin ini dikembangkan dalam waktu yang sangat singkat. Jadi secara signifikan sangat membantu menahan pandemic yang tidak menyebabkan korban yang lebih besar lagi.
mRNA itu merupakan semacam program yang menghasilkan protein di dalam tubuh kita. Protein di sini yang digunakan untuk vaksin adalah untuk memproduksi antibodi. jadi mRNA juga bisa digunakan untuk memproduksi protein apa saja yang diinginkan oleh tubuh manusia. Berbagai kemungkinan yang bisa diproduksi mRNA misalnya enzim tertentu; seperti insulin atau enzim tertentu yang sangat terkait dengan kesenangan atau kenikmatan. Bisa saja dilakukan dan diproduksi di dalam tubuh kita dengan cara kita menginjeksikan ke dalam tubuh kita mRNA yang terkait dengan produksi protein itu.
mRNA merupakan awal dari revolusi kedokteran. Salah satu majalah di dunia juga menyoroti bahwa mRNA ini bisa melakukan revolusi di industri farmasi. mRNA telah memberikan efek yang luar biasa baik di dunia kedokteran global maupun dunia kedokteran di dalam negeri.
Sementara itu, isu global terbaru adalah masalah covid yang belum selesai. Secara short term yaitu bagaimana kita hidup dengan covid dengan tatanan new normal adalah masih tetap menjadi isu yang dihadapi oleh umat manusia. Mediun Term-nya, dalam jangka waktu 2-3 tahun kedepan kita masih dihadapkan pada tantangan bagaimana melakukan vaksinasi. Terkait vaksinasi, saat ini Indonesia telah melakukan vaksinasi mencapai sekitar 30%. Dunia masih di bawah 30 %. Untuk mencapai 100% maka harus membutuhkan waktu selama 2-3 tahun, itu juga jika virus tersebut tidak menjadi mutasi secara signifikan. Jika terjadi mutasi secara signifikan maka vaksin yang sebelumnya kemungkinan tidak cukup efektif dalam menghadapi varian virus terbaru. Maka diperlukan bagaimana mengembangkan vaksin yang sesuai dengan varian baru dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun.
Dalam long Term , pandemi ini merupakan sebuah pengalaman yang luar biasa, sekaligus tantangan yang sangat luas dalam melakukan transformasi baru yang lebih baik. Ini adalah kesempatan bagus untuk melakukan resetting dari sistem yang ada, dan kemudian membangun sistem yang baru yang lebih inklusif dan adil.
Pandemic yang sudah hampir dua tahun ini, dan kemungkinan kemungkinan terjadi varian baru menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dan dunia. Karena dampaknya terhadap kesehatan masyarakat dan sektor ekonomi sangat luar biasa. Meskipun bila dilihat dari segi tingkat kematian masih bisa dikategoruikan rendah bila dibanding dengan tingkat kematian akibat kanker. Karena dalam dua tahun ini kematian akibat pendemi mencatat 150.000, sementara kanker 250.000-370.000 per tahun.
Jadi sebenarnya dari segi tingkat kematian itu sendiri belum bisa dikatakan efek kesehatan yang sangat besar. Tetapi efek yang diakibatkan di luar itu sangat luar biasa terutama ekonomi. Tetapi efek dari situ yang berkembang secara signifikan adalah koneksi diantara manusia, jadi koneksi antar manusia itu bertambah karena pandemic.
Itu merupakan perkembangan baru dan bakal menjadi perkembangan yang terus bertahan dimasa depan. Koneksi yaitu industrial internet ada dua hal yang paling utama yaitu big data dan internet of things. Dunia kedepan itu tidak pernah lepas dari tiga yaitu get insights, get optimizet, get connected. Termasuk dunia kesehatan juga bakal mengalami hal semacam itu. Bagaimana jika kita lihat dalam dunia teknologi kesehatan. Kalau kita lihat tentang teknologi kesehatan yang terjadi 100 tahun itu adalah pada tahun 1913 usia rata-rata manusia adalah 34 tahun, 2016 usia rata-rata 72 tahun, usia maksimum pada saat ini adalah 120 tahun. Maka dari itu timbulah pertanyaan apakah umur rata-rata bisa mencapai 130 tahun maka jika kita lihat dengan perkembangan yang ada maka kemungkinan besar mungkin, jelas Dr. Warsito.
Ditambahkan, ertificial intelligence merupakan sesuatu yang benar-benar luar biasa karena dengan artificial intelligence semua bisa dilakukan dengan akurat dengan kesalahan yang sangat minimal, otomatis dan bisa dengan jarak jauh. Contoh alat yang sudah ada pada saat ini seperti; tangan robot alat pacu jantung yang terkoneksi dengan internet atau yang dilakukan oleh facebook yaitu kacamata yang terhubung dengan internet dan menyambung ke otak.
Alat paling canggih yang dibuat oleh manusia yaitu MRI. Alat ini dapat merubah medan listrik dan medan magnet berubah menjadi medan listrik. Contoh lain; wayarless charging, adalah aplikasi untuk seluruh sel tubuh manusia. Melalui wayarless charging kita bisa mengidentifikasi sel di bagian tubuh mana mengalami sakit, dan dapat mengukur tingkat voltase sel tersebut. Kemudian melakukan charging, karena sakit itu berkorelasi dengan lowbatt. Dan kalau baterainya sudah nol, maka itu berkorelasi dengan kematian. Jadi sel hidup dan mati itu bukan karena obat atau makanan. Tetapi, karena voltase. Jadi kalau kita bisa wayarless charging terhadap sel tubuh, akan dapat diketahui sel tubuh mana yang lowbatt, dan kemudaian bisa di charging untuk mencapai sehat kembali.
Teknologi kesehatan terbaru lainnya, Google memberikan penjelasan mengenai penelitian nano robot. Nano robot akan melakukan pembersihan kepada sel darah yang tersumbat, dengan menggunakann electromagnetic mutual induction. Prosesnya dengan mengirimkan energi pada posisi tertentu, melakukan modulasi dengan energi tertentu, merubah menjadi gaya. Jadi kita bisa melakukan apa saja dengan melakukan yang disebut mutual sensor.
Ada lagi electromagnetic mutual induction dari medan listrik ke medan magnet ke listrik lagi. jadi melalui modulasi, bisa mengirimkan gelombang ke mars tanpa harus kesana. Jadi kita bisa membuat, memilin, mengunting, menggerakkan bagian tertentu tanpa harus menggerakkan apa saja dan kita bisa mengirim gelombang itu lewat internet, demikian papar Dr. Warsito.
Di akhir sesi Dr. Nita Handayani menyampaikan bahwa webinar kali ini mengingatkan bahwa masa muda merupakan masa yang paling penting untuk pengembangan diri dan webinar ini berguna sebagai gambaran dalam menyelesaikan permasalahan dalam dunia sains di Indonesia.
Ditambahkan, seiring bertambahnya usia, sel otak manusia akan semakin menurun. Bahkan dari citra struktural. Masa muda adalah masa yang paling penting untuk pengembangan diri terutama terkait dengan menghadapi tantangan-tantangan kemajuan era revolusi yang makin ke sini makin cepat waktunya. Dr. Nita berharap acara ini dapat memberikan gambaran perkembangan sains dan teknologi di bidang kesehatan yang begitu pesat untuk dapat menggugah gererasi muda melakukan eksperimen dan inovasi sains dan teknologi untuk bidang apapun yang dapat memberikan kontribusi dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa,” tutup Dr. Nita. (Mela/Mutia/Eko/Dimas/Weni)