Program Doktor PAI, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Meluluskan Doktor Pertamanya

Tanggal 27 Agustus 2021 merupakan hari bersejarah bagi Program Doktor Pendidikan Agama Islam (PAI), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Untuk pertama kalinya semenjak didirikan pada tahun 2017, program studi ini berhasil meluluskan doktor pertamanya. Dalam Ujian Terbuka ini, promovenda yang berhasil mempertahankan disertasinya adalah Rubini S.Pd.I., M.Pd.I., mahasiswa angkatan 2018, angkatan pertama pada Program Studi Pendidikan Agama Islam. Disertasi yang berjudul “Konstruksi Pemikiran Pendidikan Karakter Anak Al Zarnuji dan John Locke” berhasil dipertahankan di hadapan tim penguji. Dengan protokol kesehatan yang sangat ketat, Ujian Terbuka ini dilaksanakan di Ruang A. Mukti Ali, University Hotel, Sambilegi, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY.

Sidang Ujian Terbuka yang bersejarah ini dipimpin langsung oleh Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Dr.Phil. Al Makin, M.A. didampingi Sekretaris, Prof. Dr. H. Abdul Munip, M.Ag., yang merupakan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Hadir sebagai Promotor I dan sekaligus sebagai penguji I,Prof. Dr. H. Maragustam, M.A. dan Promotor II/ Penguji II, Dr. H. Sembodo Ardi Widodo, M.Ag. Bertindak sebagai penguji; Dr. Usman, SS., M.Ag., Prof. Dr. Sangkot Sirait, M.Ag., Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni, M.Pd., yang ketiganya merupakan dosen dan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga, serta Prof. Dr. Anik Ghufron, M.Pd., yang merupakan Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta.

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Prof. Dr. Hj. Sri Sumarni, M.Pd. yang juga menjadi penguji dalam ujian tersebut menyatakan bahwa “Tahun 2015 menjadi tahun yg amat bersejarah seiring dengan integrasi Program Magister ke Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sejak tahun itu, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan terus berbenah, baik dalam aspek akademik, manajemen, maupun sarana dan prasarana. Pada tahun 2017, Program Doktor PAI resmi dibuka dg SK Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor 5463 tertanggal 05 Oktober 2017. Empat tahun berlalu dan hari ini menjadi saksi bahwa Program Doktor Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga telah melahirkan seorang doktor baru, yaitu Dr. Rubini, S.Pd.I., M. Pd.I. Diharapkan dengan lahirnya doktor perdana ini akan disusul oleh para doktor baru yang akan segera lahir kemudian.”

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Program Doktor Pendidikan Agama Islam, Dr. H. Sukiman, M.Pd., menyatakan bahwa “Kami bersyukur kepada Allah atas terselenggaranya Ujian Terbuka ini. Pertama, ini menjadi pengalaman pertama kami dalam menyelenggarakan Ujian Terbuka, dan bahkan menjadi pengalaman pertama program doktor di luar Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga. Sejak terintegrasinya program-program magister dan doktor di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, inilah pelulusan doktor pertama fakultas ini. Kedua, Ujian Terbuka ini dilaksanakan pada masa pandemi Covid-19. Tentu menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk dapat mengoordinir dan mengarahkan para panitia, pelaksana ujian, dan tamu undangan untuk dapat menegakkan protokal kesehatan. Ketiga, lulusan ini akan menjadi modal bagi kami untuk meningkatkan layanan dan reputasi kami pada masyarakat baik dari segi pengabdian kepada masyarakat maupun dari segi pencapaian akreditasi kelembagaan pada masa mendatang.”

Dalam ujian tersebut, promovenda yang merupakan Wakil Ketua II STAI Masjid Syuhada Yogyakarta ini menyampaikan hasil penelitian disertasinya bahwa, pemikiran John Locke mengenai tahapan-tahapan pembentukan karakter anak yang diawali dengan perkembangan tubuh yang sehat, perkembangan pikiran dan jiwa yang sehat, dan pembentukan karakter anak memiliki relevansi dengan konteks pendidikan kontemporer karena pada masa pandemi ini kesehatan fisik dan mental sangat berharga. Imunitas seseorang akan terbangun melalui kesehatan yang terpadu antara fisik dan non-fisik.

Dalam keadaan tubuh yang sehat, pembentukan karakter melalui olah pikir dan jiwa akan mudah terbentuk sehingga memungkinkannya untuk mengikuti proses pendidikan. Pemikiran Al Zarnuji pada nilai karakter religius juga tidak kalah relevansinya untuk diajarkan dalam konteks kekinian terutama dalam menghadapi pandemi covid 19. Sebagai umat beragama, manusia idealnya bisa selalu mengintrospeksi diri dan bertaubat dari segala kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, sehingga memungkinkan terciptanya rasa tenang dan aman dalam menghadapi segala macam kondisi yang mungkin tidak dikehendaki.

Dalam memberikan sambutannya, Prof. Dr. H. Maragustam, M.A. selaku Promotor I menegaskan bahwa gagasan dalam disertasi ini sangat relevan dengan perkembangan globalisasi dimana bagi sebagian orang nilai-nilai religius terpisah dari kehidupan. Hedonisme merajalela ketika banyak orang mencampakkan agama dan moralitas. Menurutnya, “promovenda merupakan pendidik yang ulet, bersahaja, sabar, dan religius. Promovenda juga rela mengorbankan air mata demi tercapainya sebuah perjuangan, sehingga gelar doktor ini layak disandangnya.” Prof. Mara juga berpesan agar promovenda dapat terus mengintegrasikan ilmu dan religiusitas; berilmu yang humanis; serta menjadikan gelar ini sebagai awal dari perjuangan hidup yang panjang ke depan. (Weni/Sibawaihi/Dimas/Alfan)