Prodi Manajemen Dakwah Bekali Mahasiswa Tips Berwirausaha

Di akhir tahun ini, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Manajemen Dakwah menggelar Webinar Kewirausahaan dengan tema “Menumbuhkan Kewirausahaan Mandiri di Lingkungan Mahasiswa dan Alumni”. Webinar yang dilaksanakan secara virtual tersebut menghadirkan pemateri yang kompeten di bidangnya, yaitu Ir. Hana Indra Kusuma (Founder & CEO PT Natural Nusantara), Dr. Siti Nur Aisyah S.P. (Dosen Departemen Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UMY), dan Wawan Hermawan S.E. M.E. (Wakil Ketua Kadin DIY).

Saat pembukaan, Kamis (01/12/22), Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Prof. Dr. Hj. Marhumah, M.Pd. berpesan agar para peserta yang terdiri dari dosen dan mahasiswa bisa mengikuti webinar hingga selesai. Beliau menuturkan, di masa sekarang ini semakin banyak persaingan baik dari fresh graduate maupun masyarakat yang tidak bekerja untuk mencari pekerjaan. Lapangan kerja semakin sedikit. Oleh karena itu, sejak dini diperlukan untuk menumbuhkan jiwa entrepreneur yang kreatif, mandiri dan inovatif agar dapat secara mandiri menciptakan lapangan pekerjaan.

“Kisah sukses orang-orang besar biasanya tumbuh dan berawal ketika masa kuliah dan alumni. Mereka memulai bisnis dari usaha kecil-kecilan, yang mana kemudian berkembang, dan akhirnya sukses seperti sekarang,” ujar Dekan.

Sementara itu, Kaprodi Manajemen Dakwah (MD) H.M. Toriq Nurmandiansyah, M.Si. mengapresiasi kegiatan ini. Berkat kerja sama antara Prodi dan HMPS acara ini bisa terlaksana. Toriq menyampaikan bahwa dengan mengadakan acara seminar seperti ini dan even musik yang menghadirkan artis pada akhir bulan Oktober kemarin, sebagai bukti bahwa mahasiswa MD sudah mempunyai jiwa entrepreneur. Bisa mengemas acara menjadi sukses dengan berbagai kreasi dan inovasi adalah bekal kunci sukses menjadi entrepreneur sejati. Beliau berharap dengan adanya webinar ini, mahasiswa dan alumni Prodi MD bisa lebih siap menghadapi persaingan hidup, khususnya dalam bidang ekonomi.

Dalam kesempatan yang sama, Ir. Hana Indra Kusuma, Founder & CEO PT Natural Nusantara (PT Nasa) yang didapuk menjadi pemateri yang sama memaparkan tentang Cara Menumbuhkan Kewirausahaan dan Pengaplikasiannya. Beliau menyampaikan jika ingin sukses, sekolah merupakan sarana agar sukses, karena dengan sekolah dapat memperbesar peluang agar sukses. Sekolah berbicara tentang pendidikan, yang mana tujuan pendidikan adalah mengembangkan otak kanan atau otak kiri dan hard skill atau soft skill. Biasanya, orang-orang hanya dapat memiliki salah satu dari kedua item tersebut. Misalnya, kubu orang “pintar” memiliki hard skill dan otak kanan, sedangkan kubu orang “bodoh” memiliki soft skill dan otak kiri. Kadang kala, orang “bodoh” mampu memerintah di atas orang “pintar”, kadang kala orang “pintar” memimpin di atas orang “bodoh”.

“Pertanyaannya adalah mana harus dipilih? Pintar yang dibodohi atau bodoh yang pintar? Tentunya harus menjadi “pintar” yang pintar,” ujarnya.

Sekarang banyak orang yang menganggur, bekerja belum mapan, bekerja mapan tapi tertekan, dan pensiunan tapi ingin berkarya. Cara mengurangi dampak tersebut adalah dengan membuka wirausaha sendiri. Dari penelitian Kemenkop, hanya 3,47 % dari total penduduk yang berwirausaha. Beberapa alasan adalah modal, waktu, kurangnya bakat dan pengalaman, malu, takut gagal, tidak bisa menjual, dan sebagainya. Padahal orang yang ingin berwirausaha itu pada awalnya butuh semangat dan kemauan yang kuat. Hati dan kemauan yang kuat lebih penting daripada modal. Dengan kedua hal tersebut, permasalahan diatas tidak perlu ditakuti lagi.

Beliau memberikan tips 5 on langkah dalam membuka bisnis, yaitu: 1. Vision (Langkah ini memilih visi dalam bisnis. Basic vision adalah ingin memudahkan dan menghindari kerusakan. Vision ini ada 4, yaitu individual principal vision, national vision, social vision, dan religious vision). 2. Question (Langkah ini mempertanyakan apa saja yang dibutuhkan ketika bisnis dibuka, seperti apa produknya, bagaimana pasarnya, siapa customer, bagaimana modalnya, apa rencana plan a dan b nya, dan sebagainya). 3. Action (Langkah ini melaksanakan bisnis yang dibuat. Tindakan ini dilakukan dengan gabungan hard skill dan soft skill, otak kiri dan otak kanan, otot dan otak, pikiran dan hati, berdoa dan berusaha, dan ikhtiar dan tawakal. Dalam langkah ini juga harus dilakukan dengan penuh semangat, konsisten dan serius). 4. Inovation (Langkah ini memperbanyak inovasi-inovasi dalam bisnis. Seperti membentuk brand, memperluas pasar, menyesuaikan kebutuhan pasar, dan sebagainya). 5. Evaluation (Langkah ini mengevaluasi tentang program bisnis, perkembangan bisnis, dan sebagainya).

Menurutnya, salah satu peluang bisnis yang ada di Indonesia adalah pasar agraria yang mengembangkan bisnis buah langka. Karena belum banyak yang terdapat di Indonesia. Selain itu lahan di Indonesia sangat luas.

Pemateri kedua, Wawan Hermawan, S.E., M.E. menyampaikan tema Membangun Kewirausahaan Masa Pandemi. Seorang enterpreneur itu diciptakan bukan dilahirkan. Salah satu bisnis adalah bisnis start-up. Start-up adalah perusahaan yang masih berada pada fase pengembangan atau penelitian untuk terus menemukan pasar maupun mengembangkan produknya, perusahaan ini cenderung menggunakan sistem online untuk memasarkan ataupun mengenalkan produk dan layanannya. Sedangkan tujuannya adalah menumbuhkan perusahaan secara cepat dan konsisten. Jadi mahasiswa harus berani dalam menumbuhkan kewirausahaan dalam bidang ini.

“Caranya yaitu temukan problemnya, carikan solusinya, buat bisnis yang cocok, dan lakukan. Mahasiswa memang minim pengalaman tapi mereka adalah masa depan,” lanjut Wawan.

5 bisnis yang menguntungkan saat ini adalah food and agriculture, tourism and travel, digital bussines, logistic, dan insurance. Saat ini banyak produk-produk yang menjadi laris tidak dari dalam negeri tetapi merambah ke luar negeri. Misalnya produk kulit, fashion, makanan dan furniture, telah menjadi andalan produk ekspor luar negeri. Salah satu cara memasarkan produk adalah dengan pameran, tambahnya.

“Jiwa enterpreneur adalah orang yang dapat meyakinkan diri sendiri dari tidak mungkin menjadi mungkin dengan cara mencari problem, kemudian cari solusi dan mengubahnya menjadi uang,” kata Wakil Ketua Kadin DIY.

Adapun pemateri ketiga, Dosen Departemen Agroteknologi, Fakultas Pertanian UMY, Dr. Siti Nur Aisyah, S.P. menjelaskan tentang Filosofi Enterpreneur yang merupakan upaya menyelesaikan masalah, menciptakan nilai dan dampak, dan membangun bisnis. Kita mempunyai role model wirausahawan dalam Islam itu adalah Rasulullah SAW, Abu Bakkar, Umar bin Khattab, Urwah al Bariqi, Ustman bin Affan, dan Abdullah bin Auf.

“Jadi, jangan takut untuk memulai berwirausaha. Tetapi harus dibarengi dengan analisa situasi yaitu menganalisis situasi dan kondisi pasar agar mengetahui produk apa yang sesuai untuk di produksi. Dengan analisa situasi tersebut maka lahirlah ide-ide kreatif dan inovatif untuk berwirausaha. Tetap semangat dan sukses!” tutup Siti Nur Aisyah. (Nurul)