Kontingen OASE UIN Sunan Kalijaga Torehkan Prestasi Gemilang, Dikalahkan Tuan Rumah
Malam puncak pengumuman pemenang Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE)
Perhelatan akbar Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) II se-Indonesia tahun 2023 telah selesai dilaksanakan, meski menyimpan tanda tanya. Dimulai pada tanggal 14 sampai dengan 16/06/2023, acara ini disebut menjadi salah satu ajang bergengsi Kementerian Agama, yang mempertemukan para mahasiswa terbaik dalam kompetisi dengan meliputi 25 cabang lomba bidang agama dan sains.
Dalam rangkaian OASE tersebut, UIN Sunan Kalijaga telah menorehkan prestasi gemilang dengan berhasil meraih banyak medali dalam berbagai kategori. Kompetisi yang diadakan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut telah menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk memperlihatkan kemampuan dan potensi mereka di bidang agama, sains, dan riset.
Perhelatan OASE PTKI II tahun 2023 ini diikuti oleh 2.387 peserta dari 69 perguruan tinggi keagamaan Islam yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka berkompetisi dalam 25 kategori cabang lomba yang dinilai oleh 82 juri dari babak penyisihan hingga babak final. UIN Sunan Kalijaga mengirimkan 42 mahasiswanya pada babak final dengan 18 kategori lomba, yaitu Robotik dan Pemrograman, Nano Teknologi dan Kesehatan, Iklim Limbah dan Lingkungan, Desain dan Arsitektur Islam, Produk Halal dan Ketahanan Pangan, Literasi Teknologi, Sosial Keagamaan, Business Plan, Debat Bahasa Arab, Debat Bahasa Inggris, Story Telling, Lomba Sains Matematika, Lomba Sains Fisika, Lomba Sains Biologi, Lomba Sains Kimia, Da’i Putra, Musabaqah Fahmil Quran, dan Debat Konstitusi.
Selain itu, 8 Produk Karya Inovasi berhasil dipamerkan dalam Expo Produk Karya Inovasi, bertempat di Gor Student Center Kampus I UIN Jakarta, dan meraih banyak apresiasi. Hal ini dibuktikan dengan ramainya pengunjung untuk sekadar melihat-lihat, ataupun mengulik lebih lanjut tentang karya para kontingen. Adapun Karya Inovasi yang ditampilkan antara lain, Gomibot, robot pemilah sampah yang efektif menjaga kebersihan lingkungan, sebagai bagian dari hasil inovasi cabang lomba Robotik dan Pemrograman; Stand Nanoteknologi dan Kesehatan menampilkan inovasi jelly "Soga Gummy" sebagai suplemen pendukung imunitas yang terbuat dari tumbuhan sambiloto dan kulit buah naga; Stand Literasi dan Inovasi Teknologi menampilkan Platform interaktif yang diberi nama "Si Adik" untuk pembinaan pendidikan karakter anak-anak dengan nilai-nilai agama dan kehidupan sehari-hari.
Ada juga stand bidang Sosiologi Keagamaan dengan karya websitenya "Pancawala", menginformasikan kesetaraan gender dalam konteks sosial dan keagamaan; kemudian stand Produk Halal dan Ketahanan Pangan yang memperkenalkan minuman jelly inovatif "Karsela" sebagai pangan fungsional halal dengan manfaat kesehatan. Terbuat dari olahan limbah tulang ikan tuna, karagenan dan ekstrak buah senggani. Selanjutnya stand Iklim, Limbah, Lingkungan, dan Sumber Daya Terbarukan, membuat sebuah lapisan filter menggunakan arang aktif ampas teh untuk mengurangi kontaminasi perairan akibat limbah cair binatu (laundry).
Tidak ketinggalan, stand Desain dan Arsitektur Islam. Merancang desain kantor bertajuk Islamic Biophilic Office 4.0 yang menggabungkan elemen arsitektur Islam, biofilia, dan green technology sustainability; dan yang terakhir stand Business Plan dengan tidak kalah istimewa menampilkan produk pembersih rumah "Eco Clean Super Liquid" ramah lingkungan dengan bahan alami mudah terurai.
Berikut ini perolehan medali yang berhasil dibawa pulang oleh kontingen UIN Sunan Kalijaga pada ajang olimpiade tingkat nasional ini antara lain:
Medali Emas:
- Kategori Karya Inovasi Nanoteknologi dan Kesehatan.
- Kategori Musabaqah Fahmil Quran.
- Kategori Debat Bahasa Inggris.
- Kategori Sosial Keagamaan.
- Kategori Expo Desain dan Arsitektur Islam.
Dua kontingen Sains Matematika meraih 'Gold Medal'.
Medali Perak:
- Kategori Business Plan.
- Kategori Debat Bahasa Arab.
- Kategori Debat Konstitusi.
- Kategori Expo Halal dan Ketahanan Pangan.
Medali Perunggu:
- Kategori Sains Kimia (1).
- Kategori Storytelling.
- Kategori Expo Bidang Iklim, Limbah, Lingkungan dan Sumber Daya Terbarukan.
- Kategori Expo Robotik dan Pemrograman.
Tidak hanya itu, UIN Sunan Kalijaga juga meraih Juara IV atau Harapan I untuk kontingen Sains Kimia (2) dengan selisih nilai yang sangat tipis. Bidang Iklim, Limbah, Lingkungan dan Sumber Daya Terbarukan juga mendapatkan Juara Harapan I. Sementara itu, pada cabang lomba Inovasi Robotik dan Pemrograman dan Da'i Putra UIN Sunan Kalijaga meraih Juara Harapan II.
Prestasi yang luar biasa yang ditorehkan oleh UIN Sunan Kalijaga dalam Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) PTKI II tidak dapat disangkal. Meskipun UIN Sunan Kalijaga berhasil meraih sejumlah medali emas, perak, dan perunggu yang mengesankan, namun dalam perhitungan secara keseluruhan, gelar juara umum OASE jatuh kepada tuan rumah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ada beberapa catatan yang mengundang kontroversi, yang mungkin bisa untuk memperbaiki sistem lomba dan penjurian. Diantaranya disampaikan oleh Dimas Adi Prasetiyo, mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum yang menjadi bagian dari tim Debat Konstitusi menyampaikan bahwa pelaksanaan Debat Konstitusi di OASE PTKI II ini sangat berbeda dengan perlombaan Debat Konstitusi yang pernah Ia ikuti. Punggawa UIN Sunan Kalijaga yang meraih medali perak dalam cabang lomba Debat Konstitusi ini berbagi cerita.
“Saya sempat bertanya-tanya, Dalam penyelenggaraan lomba Debat Konstitusi ini memiliki teknis yang sangat berbeda dengan lomba Debat pada umumnya." babak semifinal dan final diikuti oleh tim dari hasil babak penyisihan, terdapat 12 (sembilan) tim berdasarkan total score. Kemudian babak Final mempertemukan 9 (sembilan) tim terbaik untuk memilih juara 1, 2, 3, harapan 1, 2, 3.
Jadi penyisihannya berdasarkan total score dan skema penentuan lawannya berbeda dengan pada umumnya. Kami tidak head to head dengan peserta yang akhirnya dinobatkan sebagai Juara I atau III. Skema ini dianggap lebih simple dan disampaikan di ruangan bahwa, memang, metode ini tidak ribet, begitu ungkap Dimas.
Selain pada cabang lomba Debat Konstitusi, terdapat beberapa catatan pada pelaksanaan lomba Debat Bahasa Arab sebagaimana yang disampaikan oleh peraih medali perak pada cabang lomba ini. Riyan Bisril Karomi, dan Abdullah Asrori Suryani Wasmin, duo debaters dari kontingen UIN Sunan Kalijaga ini menyoroti kekurangan dalam sistem pertandingan yang tidak memungkinkan semua tim berhadapan secara langsung.
“Teknis lomba yang diikuti 12 tim di babak final bertanding di 3 ronde yg berbeda, yaitu 4 tim di ronde pertama dan seterusnya, Sistem ini kurang baik karena tidak semua tim bisa berhadapan secara langsung.” Demikian ungkap Riyan.
Abdullah menambahkan, terjadi ketidakprofesionalan juri yang dianggapnya kurang memahami esensi debat, serta memberikan nasihat yang tidak relevan. Hal ini mengakibatkan penilaian yang tidak sesuai dengan kriteria debat yang seharusnya dan sistem penilaian yang terkesan kacau.
Dalam pernyataannya, Abdullah yang memiliki banyak pengalaman kompetisi Debat Bahasa Arab tingkat nasional dan internasional ini menyampaikan kekhawatirannya terkait fokus yang terlalu besar pada aspek bahasa daripada pada argumen penting dalam debat. Ia menyebutkan bahwa tata cara debat sering diabaikan dan digantikan oleh penekanan pada nahwu dan shorof bahasa Arab.
“Lomba ini tidak hanya tentang debat, tetapi lebih mirip lomba puisi dan nahwu shorof bahasa Arab, di mana argumen yang tidak penting, malah yang diperhatikan hanya tentang keindahan bahasa. Meskipun fasilitas lainnya bagus, tetapi perlu adanya perbaikan dalam aturan, penilaian, dan pemilihan juri untuk menciptakan lomba debat yang lebih profesional.” pungkasnya.
Meskipun demikian, OASE merupakan salah satu wadah untuk menampilkan hasrat atau animo ingin berprestasi para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga yang semakin meningkat beberapa tahun kebelakang. Dengan ditutupnya babak final Olimpiade Agama, Sains, dan Riset PTKI II ini, diharapkan akan muncul gelombang baru semangat dan minat dalam mengembangkan potensi akademik dan ilmiah di kalangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga diikuti dengan perbaikan sistem lomba agar terjadi persaingan atau iklim kompetisi yang positif dan sportif.
(Tim Humas)