Prodi IKS Undang Dosen Tamu Dari Ruhr-Universitat Bochum Jerman
Pembicara Prof. Dr. Claudia Jahnel berswafoto dengan jajaran Prodi Prof. Dr. Claudia Jahnel,
Prodi Ilmu KesejahteraanSosial (IKS), Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan kuliah dosen tamu, bertempat di Gedung Prof. RHA. Soenarjo, SH., kampus setempat, Rabu, 9/10/19. Pembicara pada kuliah ini adalah Prof. Dr. Claudia Jahnel, Guru Besar dari Ruhr-Universitat Bochum, Jerman.
Dalam laporan pembukaannya, Kaprodi IKS, Andayani, S.IP., MSW., menjelaskan, forum yang mengangkat tema “Multireligous and Multicultural Societies,” ini bermaksud untuk membekali mahasiswa bagaimana cara untuk membina kedamaian antar umat beragama dan solusi untuk menciptakan perdamaian itu sendiri.
Forum ini selain dihadiri oleh mahasiswa IKS berbagai angkatan, juga hadir pejabat Kemensos Yogyakarta dan beberapa praktisi yang bergerak di bidang sosial, lembaga pelayan sosial di Yogyakarta serta masyarakat umum. Kuliah dosen tamu merupakan kegiatan rutin yang dilakukan prodi IKS setiap semester dengan mendatangkan pemateri yang ahli di bidangnya.
Sementara itu, nara sumber Prof. Claudia dalam paparannya menjelaskan, kondisi multikurtural dan multireligi yang ia temui di Jerman. Selain itu, dipaparkan bagaimana dialog antar umat beragama menjadi solusi paling baik untuk menjalin hubungan antar umat beda agama untuk menciptakan perdamaian antar umat beragama. Pesan menarik lain, Prof. Claudia, radikalisme merupakan bentuk gerakan untuk meng-counter terhadap globalisasi yang lebih berkiblat ke Barat. Gerakan radikalisme juga merupakan bentuk penolakan westernalisasi. Jadi gerakan radikalisme adalah gerakan dari orang-orang yang tidak siap menghadapi era global. Artinya kaum radikal itu tidak siap mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan.
Andayani berharap usai kegiatan ini, mahasiswa UIN Sunan Kalijaga mendapat pengalaman baru dari Jerman tentang latar belakang gerakan radikalisme di negara-negara lain, utamanya di Jerman. Sehingga mahasiswa mempunyai semangat untuk belajar lebih gigih. Melakukan berbagai kegiatan yang positif, berfikir lebih terbuka dan lebih toleran terhadap apa dan siapa saja tanpa membedakan latar belakang khususnya latar belakang agama. Sehingga bisa menyonsong era global dengan baik. Menjadi generasi yang unggul, memenangkan persaingan global, dengan pemahaman ke-Islaman yang rahmatan lil alamin. Lebih lanjut, kegiatan ini juga diharapkan menjadi langkah awal bagi prodi IKS untuk memulai kerja sama dengan lembaga-lembaga dan NGO yang ada di Jerman. (Aulia-mahasiswa/Tim humas UIN)