Membumikan Pancasila Di Indonesia, BPIP Kerjasama UIN Sunan Kalijaga, UGM dan INFID.
Plt Rektor UIN Sunan Kalijaga, Dr. Phil. Sahiron, M.A bersama Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), dan Rektor UGM m
Menghadapi tantangan zaman sekarang ini Indonesia yang merupakan bangsa besar dengan keragaman suku, budaya dan agama perlu meningkatkan upaya toleransi, kebinekaan dan kebebasan beragama dengan pembinaan ideologi Pancasila. Melalui Badan Pembinaan Ideologi Pancasila menjalin kerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, UIN Sunan Kalijaga dan INFID (International NGO Forum on Indonesian Development).
Nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Drs.K.H. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., IPU, ASEAN.Eng dan Plt Rektor UIN Sunan Kalijaga, Dr. Phil. Sahiron, M.A di Balairung UGM, Sabtu sore (13/6) kemarin.
Yudian Wahyudi mengatakan di tengah krisis pandemi wabah Covid-19, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) melalui Direktorat Hubungan Antar Lembaga dan Kerjasama, Kedeputian Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan selalu optimis dalam pelaksanaan dan pembumian Pancasila di Indonesia. “Penandatanganan ini merupakan upaya bersama keempat institusi untuk pemajuan toleransi, kebinekaan dan kebebasan beragama di Indonesia dan memanfaatkan, menyinergikan kemampuan serta sumber daya bersama di tengah pandemi Covid-19," katanya.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyebut kesepakatan bersama ini berlaku 3 (tiga) tahun dan para pihak akan melakukan pengendalian dan evaluasi secara regular dan bertahap sehingga akan tercapai kesinambungan untuk dapat mangakselerasi pembumian Pancasila. “Output dari ditandatanganinya nota kesepemahaman ini oleh semua pihak wajib ditindaklanjuti dengan pelaksanaan kegiatan konkret/implementasi,"pungkas Yudian.
Yudian Wahyudi berharap melalui kerja sama ini mampu memproduksi pengetahuan melalui riset dan kajian baik kualitatif dan kuantitatif untuk menghasilkan pengetahuan baik yang bersifat pengembangan pengetahuan (knowledge generation)dan penyelesaian masalah (problem solving).Mendukung penguatan kapasitas guru pendidikan agama Islam untuk memajukan pendidikan agama Islam yang toleran dan inklusif, memperkuat kapasitas dosen agama Islam di Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta untuk memajukan pendidikan agama Islam,
Kerja sama ini juga mengatur soal penyelenggaraan forum tahunan toleransi untuk berbagi pengetahuan, memajukan kebijakan dan memperkuat jaringan kerja (peer learning, peer sharing). Selain itu,mengadakan pendampingan dan sosialisasi daerah toleran bagi jajaran Pemerintah Kota/Kabupaten dan berbagai elemen masyarakat sipil, pelaksanaan advokasi yang meliputi pencegahan, pendampingan dan monitoring dalam rangka pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila serta melakukan pengendalian dan evaluasi pembinaan ideologi Pancasila.
Plt Rektor UIN Sunan Kalijaga, Dr. Phil. Sahiron, M.A., berharap kerja sama yang telah ditandatangani dapat segera diimplementasikan. Ia sepakat untuk senantiasa mempertahankan Pancasila di tengah tantangan era moderasi ini. kita semua yang cinta Pancasila, kedamaian dan persatuan bertugas terus menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa ini. “Karena masih saja ada kelompok-kelompok yang berkeinginan menggantikan ideologi bangsa dengan ideologi lain yang berdasarkan agama atau apapun," ujarnya.
Sahiron menggambarkan dalam Islam mengutamakan persatuan dan kesatuan, seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW ketika hijrah ke kota Madinah. Di sana ada kaum Muhajirin, Ansor dan Yahudi, dan Kristiani berhasil dipersatukan dalam Piagam Madinah. “ Rosulullah seorang republikan, karena mampu menyatukan seluruh komponen bangsa Madinah yang beragam suku dan agama”. kata Sahiron
“Pancasila cocok di Indonesia karena bisa satukan ras, suku dan agama yang berbeda. Khusus umat Islam, kita beri’tiba dengan mengikuti tuntunan rosul ajaran mempersatukan suku dan bangsa. Kemudian menerjemahkan ulang nilai Pancasila yang selalu berkembang dari masa ke masa, lebih luas sesuai konteks kekinian melihat situasi dan kondisi sekarang ini.” ungkap Sahiron yang juga Ketua Asosiasi Ilmu Alquran dan Tafsir se-Indonesia.
Sementara itu, Rektor UGM menyatakan Pancasila sebagai way of life bangsa Indonesia harus terus dikuatkan dan terus diinternalisasi pada masyarakat Indonesia. Dalam masa pandemi Covid-19 nampak nilai-nilai Pancasila terimplementasi secara nyata dalam berbagai kegiatan sosial yang bisa berjalan dengan baik.
“Bagaimana kita lihat gotong royong begitu terasa di kampung-kampung dan daerah-daerah untuk melindungi kampungnya atau daerahnya. Semua dilakukan prosedur yang baik di kampung-kampung. Tingginya gotong royong juga nampak pada banyaknya dana sosial yang terkumpul dari berbagai cara-cara pengumpulan dana sosial, dan dana yang terkumpul lalu diperbantukan pada mereka yang bterdampak Covid-19," tuturnya.
Demikian juga para pemimpin agama dari agama apapun, Rektor menilai mereka telah menyerukan untuk secara baik dan tenang beribadah di rumah. Hal-hal seperti itu, menurutnya, contoh-contoh yang menunjukan nilai-nilai Pancasila tumbuh dalam diri masyarakat Indonesia.
“Meski begitu belum semua optimal atau amat baik dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila, masih ada sisi-sisi yang perlu dikuatkan dan diinternalisasi pada masyarakat, seperti apakah regulasi yang dibuat pemerintah pusat atau daerah telah sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Atau apakah perusahaan-perusahaan swasta dalam menjalankan usahanya sudah menjalankan usaha-usaha dengan berpedoman pada panduan praktis sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Saya kira tentu masih banyak yang harus kita kuatkan dan internalisasikan pada masyarakat," ucapnya. (Khabib/humas)