Seminar Series : Manajemen Komunikasi di Masa Krisis

Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (FISHUM) UIN Sunan Kalijaga baru saja menyelenggarakan Seminar Series dengan tema “Manajemen Komunikasi di Masa Krisis” Senin, 9 November 2020. Webinar ini, berlangsung atas kerjasama dengan ASIKOPTI (Asosiasi Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Islam) dan ComTC(Center of Communication Studies and Training).Pembukaan acara diawali dengan sambutan oleh ketua panitia Niken Puspitasari, MA.

Setelah itu, dilanjutkan Sambutan dan pembukaan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora Dr. Mochamad Sodik, S.Sos,M.Si. Dekan FISHUM mengapresiasi acara ini. Menurut beliau, di tengah era saat ini sangat dibutuhkan komukasi, maka diperlukan kita untuk menempa diri untuk membangun komunikasi yang berkualitas ditengah era saat ini.

Sebelum acara dimulai, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Prof. Iswandi Syahputra, M.Si. juga menyapa narasumber dan peserta. Beliau menyampaikan bahwa materi dalam webinar kali ini sangat menarik dengan narasumber sangat berkopenten, ditengah era kali ini banyak hal yang dikhawatirkan berbahaya dan perlu diwaspadai yaitu infodemi maka diperlukan pengetahuan bagaimana kita hidup di kultur media.

Moderator dipimpin oleh Rahma Attaymiini, M.A. Narasumber pertama disampaikan oleh Rustika Herlambang sebagai Direktur komunikasi Indonesia Indicator. Materi yang disampaikan bertema“Intelijen Media dan Strategi Ilmu Komunikasi Masa Krisis”. Perkembangan teknologi komunikasi memperbesar potensi krisis (Argenti, 2009) menjadikan semua orang dapat bebas berkritik, membahas issue pademi lebih banyak dibahas dibandingkan pilkada yang menyangkut masa depan negara, banyaknya media berita online yang share mengenai pademi di sosial media yang menyentuh emosional masyarakat.

Hal ini, mengakibatkan banyaknya sentiment negatif. Sebagai komunikasi berperan dalam memberikan nasihat pada pemerintah, sebagai influencer yang dapat dipercaya netizen dan disitulah menajemen komunikasi di butuhkan. Terkait issue omnibus law merupakan sesuatu yang elitis, saat masayarakat yang susah mengerti dari bahasan sehingga lebih mencari informasi di media sosial dan media online. banyak didapati dari kausus ini gubernur banyak menjadi respon dan berperan penting. Setiap media memiliki influencer masing-maring dengan frekuensi yang sama agar masyarakat dapat percaya pada informasi yang disampaikan oeh media online.

Indomesia kini menduduki posisi ke 4 pemakai media sosial. Tantangan ditengah era saat ini melimpahnya informasi media mainstream bukan lagi yang utama, public menentukan informasi yang diinginkannya, kejujuran dan akurasi tidak lagi menjadi prioritas masyarakat dalam gelembung dan perhitungan merupakan rating. Pelajaran yang dapat diambil dari komunikasi krisis saat ini yaitu manajemen isu, waspada hoaks degan kekuatan infuencer, leadership dan message.

Narasumber selanjutnya disampaikan Dr. Darajat Wibawa, S.Sos, M.Si selaku Dosen UIN Sunan Gunung Djati menyampaikan mengenai peranpublic relations,dalam penyampaian issue yang masih hangat mengenai pademi ini adanya keterlambatan penyampaian komunikasi, koordinasi hingga penanganan sehingga menyebabkan penyebaran krisis ekonomi, kesehatan. Peran pentingnya menajemen komunikasi daam komunikator, kuminikan, pesan, feedback, media dan effek. Humas bertanggung jawab dalam mengelola informasi yang mengelola alur komunikasi dari managemen pada public dan pubik eksternal, public relations dalam mengelola informasi daribad newspadagood news, mengimbangi informasi yang akan dipublikasikan penulisan dalamstraight newsdanfeature.

Pemateri berikutnya oleh Erik Setiawan, M.ikom selaku Ketua Umum ASIKOPTI menyampaikan krisis meruapakan peristiwa besar yang tak terduga dan secara potensal berdampak negatif terhada perusahaan maupun publik. Kerusakan ini sudah tidak normal lagi yang terjadi hari ini tidak seperti kasus sebelumnya dampak yang terasa mulai dari ancaman legitimasi organisais, perlawanan pada misi organisasi dan terganggunya cara orang yang melihat organisas. Krisis managemen merupakan kondisi manajemen yang sulit untuk dipulihkan bahkan tidak mungkin karena perusahaan yang bersangkutan dinyatakan bubar secara hukum. Mengutip dari shivastava, komunikasi di saat kritis ditengah pademi ini dikaitkan dengan hadis bukhari No 5728 “Jika kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya, tapi jika terjadi wabah di tempat kamu berad, maka jangan tinggalkan tempat itu”.

Pemateri yang tak kalah menarik disampaikan oleh Drs. Bono Setyo, M.Si selaku Direktur ComTC menyampaikan dimulai dari pengertian krisis menurut Rhenald Kasali merupakan mengalami penyusutan secara absolut pada sumber-sumber utama pendapatan. Adanya peringatan awal dari media sosial sampai saat ini jika dilihat dari data banyaknya orang yang terkena covid karena kurangnya tata kelola komunikasi pemerintah mulai dari perencanaan strategi komunikasi yang kurang matang, kurangnya literasi pengetahuan masyarakat dilihat dari kebiasaan masyarakat seperti sholat jamaah sulit mengedukasi untuk jaga jarak sehingga makin banyaknya korban, dan penggunaan keberadaan media sosial saat ini. Dapat disimpulkan Indonesia saat ini sedang di masa krisis dilihat dari sumber-sumber utama pendapatan mengalami penyusutan dan banyaknya korban karena kurangnya kesadaran dari masyarakat, dalam mengatasi krisis ini diperlukan perubahan pola pikir kebersamaan dan kerjasana serta tata kelola komunikasi baik, cepat dan tepat.(Nafa/Tim Kreatif)