Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Meluncurkan Webinar Publikasi Penelitian Pada Masyarakat Mentawai
Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga Meluncurkan Webinar Publikasi Penelitian Pada Masyarakat Mentawai
Prodi Sosiologi Agama (SA) UIN Sunan Kalijaga menggandeng Laboratorium Sosiologi Agama (LABSA) UIN Sunan Kalijaga menggelar Publikasi Penelitian Lapangan di Ruang 304 Lantai III, gedung Prof. Moh. Simuh, Kompleks Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 26/7/2022. Acara ini menjadi acara diseminasi perdana Prodi SA dalam meningkat diskusi akademik yang dibarengi oleh pembahasan hasil riset lapangan agar meningkatkan konkretisasi hasil kajian riset dalam pengalaman kehidupan sehari-hari pengalmengembangkan diskursus secara akademik mengenai esensi harmoni beragama sekaligus praktek langsung pengembangan komunikasi lintas budaya. Turut hadir Kaprodi Sosiologi Agama, Dr. Rr. Siti Kurnia Widiastuti, S.Ag M.Pd. M.A., Sekprodi Sosiologi Agama, Ratna Istriyani, M.A., Dosen Prodi Sosiologi Agama sekaligus menjadi narasumber pertama Dr. Munawar Ahmad, S.S. M.Si., Dosen Pascasarjana STPMD APMD sekaligus menjadi narasumber kedua serta jajaran pejabat Senat, Dr. Rijel Samaloisa, serta beberapa dosen, mahasiswa, maupun partisipan umum yang hadir secara langsung maupun virtual.
Ratna Istriyani, M.A dalam sambutannya menyampaikan acara diseminasi penelitian ini merupakan acara perdana yang diselenggarakan oleh Prodi SA. Ratna Istriyani menambahkan dengan adanya acara nantinya akan muncul publikasi penelitian-penelitian baru. Hasil dari penelitian nantinya dapat kontinyu dan menjadi refleksi bagi penelitian selanjutnya pungkasnya.
Dr. Munawar Ahmad, S.S. M.Si.selaku narasumber pertama menyampaikan hasil penelitian yang berjudul Kecerdasan Religi (Religious Quotient) Masyarakat Mentawai Selama menghadapi Covid-19. Dr. Munawar membuka presentasinya dengan menggambar kondisi sosio-geografis masyarakat Mentawai. Masyarakat Mentawai sering sekali dianggap miskin dan terbelakang nyatanya memiliki peradaban multi aspek yang tinggi mulai dari aspek religi, spiritual, etis, politik, budaya, ekonomi, hingga keberlanjutan lingkungan imbuhnya.
Dalam penemuannya ini, Dr Munawar menjelaskan kecerdasan religi merupakan gabungan dari kecerdasan spiritual yang berfokus pada aspek solitary dan kecerdasan budaya yang berorientasi pada aspek komunalitas Kecerdasan agama bukan semata konsep teologi, tetapi lebih pada kapasitas yang didapat setelah adanya ketundukan pada spiritual. Tetapi berpadu dengan norma, institusi sosial, untuk saling memberi kualitas hidup dan membantu meningkatkan derajat hidup material dan spiritual optimum. Semua yang cerdas agama, akan menjadi sosok berkomitmen pada semua teologi kebenaran dan mampu saling menguatkan tanpa saling merendahkan apalagi menyiksa, bekerja dalam institusi sosial yang saling memberi perlindungan pada kebenaran kemanusiaan. Bersama mengupayakan kehidupan lahir batin yang optimum pungkas Dr Munawar.
Selanjutnya Dr. Rijel Samaloisa selaku narasumber kedua melanjutkan penjelasan penelitiannya mengenai “Menuju Mentawai Simaeru : Kolaborasi Pemerintahan Adat dan Formal Post Covid-19” yang dilaksanakan selama tiga minggu pada bulan juli. Beliau juga menjelaskan tentang sejarah Mentawai, dalam sejarahnya mentawai menghadapi trauma atas arus perubahan dan globalisasi. Sehingga mereka melewati banyak problema serta eksploitasi mengingat sumber daya alam mereka yang melimpah ruah dan juga dikarenakan budaya mereka yang sangat menarik dan diminati oleh banyak orang, baik dalam negeri maupun luar negeri. Beliau juga memaparkan terkait daya tarik mentawai yang meliputi budayanya, selain budaya juga ada keindahan alamnya yang sangat menakjubkan. Selain itu mereka juga harus mempersiapkan desa wisata atau desa budaya, agar bisa memberikan dampak yang lebih besar terhadap masyarakat. Sementara itu mereka juga harus mempersiapkan Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dan ada dua hal yang harus dipersiapkan lagi yaitu pemerintahan yang populis dan pemerintah yang bisa beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, pungkasnya.
Kedua narasumber berharap nantinya hasil kajiannya ini mampu diimplementasikan untuk merumuskan kebijakan kesejahteraan untuk masyarakat Mentawai dan sekaligus menjadi khazanah cakrawala pengetahuan untuk khalayak luas maupun peneliti yang akan meneliti masyarakat Mentawai. (Firman/Nashrul/Ihza/Weni)