LPPM UIN Sunan Kalijaga Gandeng Yayasan Astra Honda Motor Selenggarakan Pelatihan Safety Riding
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta berkolaborasi dengan Yayasan Astra Honda Motor (AHM) menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Safety Riding pada Senin (25/11/2024). Bertempat di Aula Pelatihan Astra Motor Safety Riding lantai 2, kegiatan ini diikuti oleh 30 Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga dari berbagai fakultas dan prodi yang telah terpilih sebagai Safety Riding Agent melalui proses seleksi.
Dalam sambutannya, Gunawan Budi Susilo, M.Eng., mewakili LPPM, menyampaikan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk membekali Mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan berkendara aman. “Banyak kasus kecelakaan yang dialami Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang medan jalan. Dengan pelatihan ini diharapkan, para agen (peserta) yang mayoritas semester 5 ini dapat mengantisipasi hal tersebut” ujarnya.
Dosen Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga ini juga berharap para Mahasiswa yang ditunjuk sebagai Safety Riding Agent mampu berperan sebagai edukator masyarakat dalam menyampaikan pentingnya praktik berkendara yang aman dan beretika. Selain itu, pelatihan ini diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sehingga dapat dijadikan panduan dalam mengimplementasikan prinsip keselamatan berkendara secara optimal.
Pelatihan yang bertajuk “Pelatihan Berkendara Menengah” ini dipandu oleh instruktur dari Astra Motor Yogyakarta, Muhammad Ali Iqbal. Ia menjelaskan bahwa pelatihan AHM memiliki distingsi dibandingkan dengan pelatihan dari lembaga lain. “Jika kepolisian berbicara tentang regulasi, Dinas Perhubungan tentang rambu-rambu, dan Jasa Raharja tentang asuransi, maka Honda fokus pada teknik berkendara, seperti mengatasi jalan landai berpasir, penggunaan rem yang benar, hingga teknik belok yang aman,” ujarnya
Di hadapan para peserta, ia menjelaskan beberapa faktor utama penyebab kecelakaan, di antaranya adalah kelalaian dalam berkendara dan kegagalan menjaga jarak aman yang berdampak signifikan terhadap efektivitas pengereman. Berdasarkan panduan dari Dinas Perhubungan, jarak aman yang disarankan untuk kendaraan dengan kecepatan 40 km/jam adalah sejauh 20 meter.
Ia juga memberikan penjelasan teknis mengenai cara berkendara yang aman, termasuk teknik berbelok yang benar. Sebelum berbelok, pengendara disarankan untuk mengurangi kecepatan dengan menggunakan rem belakang secara perlahan. Terkait aktivitas menyalip, ia menyampaikan bahwa pengendara dapat menyalip dari kiri atau kanan, tergantung pada kondisi kendaraan di depannya. Namun, terdapat aturan yang perlu diperhatikan, yaitu membunyikan klakson dua kali—klakson pertama ketika berada tepat di belakang kendaraan sebagai tanda untuk menyalip, dan klakson kedua saat berada di tengah kendaraan sebagai pengingat posisi.
Ia juga menekankan bahwa keragu-raguan dalam menyalip sering menjadi awal mula kecelakaan. Hal ini terutama berisiko saat menyalip kendaraan besar, seperti truk atau bus, dimana jarak yang tidak aman dapat meningkatkan kemungkinan terserempet atau bahkan terjebak di bawah kendaraan tersebut. Untuk itu, jarak aman yang disarankan saat berkendara dengan kendaraan besar adalah sekitar 1,5 hingga 2 meter.
Data WHO turut diangkat dalam pelatihan ini, menunjukkan bahwa kecelakaan kendaraan bermotor menjadi penyebab kematian peringkat ketiga di dunia, dengan 74% melibatkan sepeda motor. “Hal ini karena motor merupakan alat transportasi paling kecil dan hanya memiliki dua alat komunikasi, yakni klakson dan lampu, maka penting untuk menyalakan lampu sesuai undang-undang,” tegasnya.
Kegiatan pelatihan dilanjutkan dengan sesi simulasi menggunakan berbagai jenis sepeda motor, seperti CBR 250, PCX, hingga Supra, dalam kondisi medan yang variatif, termasuk jalan kecil, jalan menurun, dan tikungan tajam dengan berbagai kondisi seperti siang, malam, serta kabut.
Para peserta belajar langsung mengatasi tantangan berkendara melalui perangkat simulasi yang dirancang menyerupai kondisi nyata di jalan raya. Dari sesi evaluasi, empat peserta mencoba simulasi secara langsung dengan hasil nilai beragam. Di akhir kegiatan, dua peserta dengan nilai tertinggi dinobatkan sebagai top scorer pelatihan.
Di hubungi secara terpisah, Kapus SDGS UIN Sunan Kalijaga, Ir. Trio Yonathan Teja Kusuma, M.T., IPM., Asean Eng., menegaskan, sebagai tindak lanjut, LPPM berencana membuat lintasan safety riding di halaman Poliklinik UIN Sunan Kalijaga. Selain itu, kegiatan edukasi akan diperluas melalui acara Talkshow Safety Riding yang dijadwalkan berlangsung pada 2 Desember 2024.
Dengan kolaborasi ini, LPPM UIN Sunan Kalijaga berharap mampu mencetak Mahasiswa yang tidak hanya memahami pentingnya keselamatan berkendara, tetapi juga menjadi agen perubahan yang menyebarkan edukasi kepada masyarakat luas. (tim humas)