Prof. Al Makin; Hidup Tidak Semulus Alur Sinetron
Rektor UIN Suka, Prof. Al Makin saat menyampaikan sambutannya pada Wisuda Periode III
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Al Makin tak henti- hentinya berpesan dalam setiap kesempatan, selalu bahagiakan hati, menjaga imun, tetap tenang, dan tidak takut dengan pandemi. Hati-hati bukan berarti takut. Prof. Al Makin juga mengajak untuk selalu mensyukuri nikmat Allah SWT. kampus ini. “Famma bini’mati rabbika fahaddits.” Sebut-sebutlah nikmat itu, supaya bersyukur.”
Hal tersebut disampaikan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta usai mewisuda sejumlah 1.066 orang, di Gedung Prof. Dr. H.M. Amin Abdullah, kampus UIN Sunan Kalijaga, 30/6/2021. Sejumlah yang diwisuda pada prosesi wisuda periode III, tahun akademik 2020/2021 kali ini terdiri dari 782 lulus Sarjana (S1), 279 orang lulus Magister (S2), 5 orang lulus Doktor (S3). 15 orang berhasil lulus dengan predikat tercepat dan terbaik. Terdiri dari 7 orang lulus tercepat dan terbaik Program Magister; Yusti Dwi Nurwendah, Fifi Novianti, Diky Faqih Maulana, Ellen Tinoko Ranti, Muhammad Anwar Idris, Johan Setiawan, Dini Maulana Lestari. 8 orang lulus tercepat dan terbaik Program Sarjana; Fajar Yulianti dari Prodi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya. Devi Meidawati dari Prodi Manajemen Dakwah, Fakultas Dahwah dan Komunikasi. Muhammad Mahroza, Prodi Hukum Tata Negara, Fakultas Syari’ah dan Hukum. Nur Rohmah Istianah, Prodi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Sukma Wahyuni, Prodi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Millati Pratiwi Prodi Teknik Informatika, Fakultas Sains dan Teknologi. Ines Dyah Astuti Prodi Sosiologi, Fakultas Sosial dan Humaniora. Dan Elok Wahyuningtyas Prodi Manajemen Keuangan Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. 10 orang wisudawan adalah Pendeta, merupakan lulusan Program Magister Studi Islam Nusantara. Mereka berjumlah 15 orang utusan dari Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB). 5 orang diantaranya belum lulus.
Lebih lanjut dalam sambutannya Prof. Al Makin menyampaikan, UIN Sunan Kalijaga sudah satu tahun ini dikucuri nikmat yang luar biasa. Tahun 2020 kita mendapatkan tiga penghargaan sekaligus. 1. Pengelolaan BLU terbaik di lingkungan PTKI Indonesia. 2. Akreditasi internasional terbanyak, dan 3. Perpustakaan terbaik networking internasionalnya.
Prestasi demi prestasi harus kita syukuri. Akreditasi unggul pertama di Adab, jurusan Bahasa Inggris. Kemudian akreditasi A di Febi, Fupi, Tarbiyah. Semua itu adalah berkat kerja para pimpinan, para pejabat, para dosen, para tendik, para mahasiswa. Semua bekerja bersama-sama, saling membantu. Kerja yang penuh ikhlas penuh kesadaran, tanpa pamrih. Semua senang bekerja, bukan karena terpaksa. Mari kita syukuri. Dari 60 prodi kita, 40 akreditasi A, dan 1 unggul. Tahun 2021 UIN Sunan Kalijaga pertama kalinya menjadi juara umum dalam pekan IPBMM, invitasi pekan, bakat dan minat mahasiswa, atau akan diganti menjadi PORSI. Kita mendapatkan medali terbanyak: medali ems 14, medali perak 14, dan medali perunggu 5. Alhamdulillah. Kita harus bangga ini.
Dengan nikmat, capaian, dan anugerah itu. Kita bertekad akan membangun kampus II Pajangan. Sesuai dengan semangat belajar merdeka, dan kampus dengan kurikulum merdeka, agar kita lebih terhubung lagi dengan dunia luas di luar kampus. Mari berusaha, mari berdoa. Kita sudah shalat Bersama, kita tidak akan berhenti berusaha. Sampai Tuhan mendengar, alam mendukung, dan para alumni, para pejabat, mengabulkan dan berlapang dada, ikhlas membantu kita, demikian harap Prof. Al Makin.
Kepada para wisudawan/wisudawati, Prof. Al Makin berpesan, dengan mengutip 9 pelajaran dari Bill Gates. Dijelaskan Prof. Al Makin, Bill Gates. Lahir tahun 1955. Dia adalah pendiri Microsoft dan orang terkaya di dunia. Kekayaannya di perusahaannya sebesar 520 juta US, dia sendiri mempunyai saham 234 juta US. 2017 dia tersalip Jeff Bezos, pendiri Amazon. Saat ini Gates menempati ke 3, setelah Elon Musk, pemilik Tesla. Bill Gates memang kuliah di Harvard, universitas paling bergengsi di dunia. Namun tahun 1973 dia berhenti untuk mendirikan Microsoft, yang softwarenya kita semua pakai. Saingan dalam bisnis serupa adalah Steve Job, pendiri McIntosh apple.
Ada 9 pelajaran dari Bill Gates, yang bisa dijadikan pelecut para wisudawan/wisudawati UIN Sunan Kalijaga untuk gigih mencapai karir yang diimpikan. Satu. Life is not divided into semesters. Hidup tidak terbagi dalam semester seperti kuliah. Ketika hidup ini sudah dimulai maka, hidup akan berjalan terus, tanpa ada jeda tanpa ada pembagian. Maka Anda setelah kuliah ini harus mengatur target waktu Anda sendiri. Belajarlah mengatur waktu, catat baik-baik target Anda. Dua. Life is not fair, get used to it. Hidup ini tidak selalu adil, dunia tidak selalu adil, maka terimalah kenyataan ini. Jangan berfikir bahwa Anda akan mendapat keadilan, dan mendapat yang Anda inginkan. Tidak. Kadangkala kita berusaha belum tentu berhasil. Kadangkala kita merasa pantas mendapatkannya, tidak mendapatkannya. Maka terimalah semua ketidakadilan itu, semua kekecewaan itu, semua mungkin salah perhitungan. Hidup tidak bisa diprediksi. Kadangkala memihak kita, kadangkala tidak. Terimalah. Tiga. What you seen on TV is not real life. Apa yang Anda saksikan di TV itu bukan hidup yang sesungguhnya. Apalagi sinetron di Indonesia yang sangat obral janji itu, hidup mewah, bermobil keren, berumah Gedung, beristri cantik, bersuami mempunyai perusahaan. Itu semua khayalan. Yang benar selalu menang, yang kalah sengsara. Itu juga khayalan. Itu semua tidak begitu. Hidup lebih rumit, atau kadang lebih mudah dari itu. Hidup kadangkala tidak harus benar dan salah. Kadangkala tidak seperti itu. Maka tinggalkan iklan, medsos, Facebook, Instagram, kecuali Anda menawarkan barang dan berjualan. Selebihnya tidak semua bisa ditiru.
Empat. Flipping burgers is not beneath your dignity. Membuat burger bukan mengurangi harga diri. Pekerjaan apapun asal halal, dan bisa menopang hidup, ambil lah. Kerjakan apa yang bisa Anda kerjakan, sebagai titik awal batu loncatan. Lupakan harga diri sementara, jangan pasang tinggi harga diri. Lima. The world doesn’t care about your self-esteem. Dunia tidak perduli harga diri Anda. Berbuatlah sesuatu mulai sekarang untuk diri Anda. Pikirkan diri Anda, jangan perdulikan pendapat orang lain tentang Anda. Mulailah. Enam. Your parents know something you don’t. Orangtua Anda tahu sesuatu yang Anda tidak tahu. Dengarkan mereka, tidak hanya orang tua sendiri, tetapi juga orang yang lebih pengalaman dari Anda. Dengarkan. Mereka dulu juga seperti Anda, berjuang, mengalami kesulitan, ditolak, melamar, mencoba, gagal. Belajarlah dari banyak orang. Kata Aristoteles: orang pandai belajar dari apa saja, darimana saja, sekecil apapun. Orang bodoh, sudah tahu semua jawabannya. Tidak mau belajar.
Tujuh. Your school may have done away with winners and losers, but life has not. Sekolah Anda mungkin mempunyai rangking, pemenang dan yang kurang menang. Tetapi dalam hidup tidak ada itu. Di kehidupan ujiannya tidak ada nilai. Tidak ada ranking. Anda mendapatkan cumlaude, atau tidak mendapatkannya, Anda harus tetap berjuang. Tantangan masih menanti. Siap-siaplah. Delapan. If you mes up, it’s not your parent’s fault. Jika Anda gagal, bukan kesalahan orangtua Anda. Jangan salah orang lain untuk semua kesalahan, kegagalan, ketidakberuntungan Anda. Tanggung sendiri semua kesalahan, semua kurang berhasilan, semua yang tidak tepat. Terimalah tanggung jawab. Kata orang Marcus Aereilius: Orang yang belum terdidik selalu menyalahkan orang lain, orang yang sedang dalam Pendidikan menyalahkan diri sendiri, orang yang selesei dalam Pendidikan tidak menyalahkan siapapun. Terimalah apa adanya. Sembilan. You will not make six figure salary after school. Anda tidak akan mendapatkan gaji besar setelah selesei kuliah. Namun, Anda masih harus berjuang. Perjalanan masih Panjang. Kreatiflah untuk menciptakan karir anda. Yang berniat bisnis, seriuslah. Yang berniat menjadi akademisi tekunlah. Yang berniat menjadi politisi, bangunlah network. Yang ingin menjadi aktivis, belajarlah. Banyak kesempatan, tetapi tidak semua berjalan otomatis. Semua perlu usaha, demikian pesan Prof. Al Makin. (Weni/Nurul)
Baca Juga : Pidato Rektor pada Wisuda Periode III