Pascasarjana, Belajar dari Kompaknya Teamwork Sepakbola Jerman/Spanyol
Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta melantik Prof. Dr. H. Abdul Mustaqim, S.Ag., M.Ag. sebagai Direktur Program Pascasarjana antar waktu masa jabatan 2020 s/d 2024, menggantikan Prof. Noorhaidi, S.Ag, MA, M.Phil., Ph.D., yang baru saja dilantik menjadi Dekan di UII, di Gedung Prof. Saifuddin Zuhri, 5/5/2021. Prof. Abdul Mustaqim dilantik berdasarkan SK Rektor Nomor; 84.1 Tahun 2021. Pelantikan kali ini antara lain dihadiri; Ketua Senat Prof. Dr. H. Siswanto Masruri, M.A., Sekretaris Senat Prof. Dr. H. Maragustam, M.A., para Wakil Rektor, Prof. Dr. Iswandi Syahputra, S. Ag., M.Si., Kyai Dr. Phil. Sahiron, MA., Dr. Abdur Rozaki, S. Ag., M.Si. para Dekan, para Kabiro, dan para Kabag.
Prof. Al Makin dalam sambutannya usai melantik antara lain menyampaikan, Prof. Noorhaidi, secara resmi sudah berkirim surat ke Rektor UIN Sunan Kalijaga menyerahkan ke Rektor. Sebelum berlangsung pelantikan kali ini, panitia penjaringan menerima dua calon. Berkas yang lengkap dan memenuhi syarat administrasi adalah beliau Prof. Abdul Mustaqim. Selamat menunaikan amanah baru, mari bekerjasama dengan memegang prinsip keragaman (mengedepankan prinsip ta’adul dan tawazun), demikian ajak Prof. Al Makin.
Baca juga:Pidato Pelantikan Direktur Pascasarjana Periode 2021-2024
Seperti dalam team sepak bola yang kompak, Kita tidak mengharapkan striker atau yang utama sebagai satu-satunya harapan. Kita harus tergantung pada strategi team, bisa jadi orang yang tidak kita sangka-sangka bisa menjadikan goal kemenangan. Maka jangan remehkan pemain belakang. Jangan remehkan pemain cadangan.
Demikian juga dalam kesatuan UIN Sunan Kalijaga untuk bangsa dan UIN Sunan Kalijaga untuk dunia. Kita akan bekerja dengan teamwork, seperti dalam teamwork sepakbola dunia yang handal. Itu yang ada, seperti Jerman dan Spanyol. Kita berharap Goetze atau Puyol memasukkan goal. Kita harus kerjasama team, tidak mengandalkan Ronaldo dan Messi, itu tidak ada di team Jerman dan Spanyol. Kenapa mereka menang? Karena kerja team, dengan strategi yang diperhitungkan.
Saya harap sikap Prof. Mustaqim juga begitu. Siap bekerjasama, siap mendengar, siap belajar, memberi kesempatan para pencetak goal dalam level internasional yang bisa mencetak goal di Amerika, Belanda, Australia, begitu juga pencetak goal di Timur Tengah. Maka sikap rendah hati dan membuka diri, siap mendengar strategi apa yang akan diambil. Beberapa catatan dan kekhawatiran akan kita tutup dengan sikap kooperatif dan siap mendengar.
Bagi siapa saja yang akan memberi masukan ke Pascasarjana kita, baik menyumbang goal internasional atau goal nasional, silakan sumbang. Tidak hanya menunjukkan kelemahan team yang ada, dan tidak mencari Lionel Messi dan Christiano Ronaldo. Itu tidak ada. Kenyataan terbaik adalah yang kita punya, bukan yang kita impikan dan harapkan. Impian dan harapan belum nyata dan belum mewujud. Yang ada adalah yang kita punya. Mari maksimalkan. Siapapun boleh membawa bola dan beri kesempatan, tidak harus pemain depan, kaptainnya, atau strikernya. Semua silahkan cetak goal di Pascasarjana. Team Pascasarjana ini harus kita buat teRbuka, dan nyaman bagi siapa saja yang bisa bermain untuk mencetak goal.
Jujur, ikhlas, siap bekerjasama. Tidak melanggar aturan, tidak sombong, dan tetap rendah hati. Itu saya harapkan dari Prof. Mustaqim. Semoga kepemimpinan Prof. Mustaqim berkah untuk semua, demikian ungkap Prof. Al makin. (Weni/Dimas)